vaksin adalah sejenis zat kebal yang mengandung virus dilemahkan atau yang telah dimatikan. Tujuan dari adanya vaksin ini adalah untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, sehingga saat terserang penyakit atau virus yang sama dengan yang kita vaksikan penyakit itu akan ditangkal tubuh untuk masuk melalui reaksi respon imun.
Mungkin kita bertanya - tanya, apa sih isi dari vaksin itu sendiri selain virus..
Salah satu isi / kandungan dari vaksin adalah alumunium , logam ini memang sengaja diberikan pada vaksin untuk mendorong terjadinya antibodi, alumunium telah dikenal sebagai penyebab kejang, penyakit alzheimer, kerusakan otak dan dimensia (pikun). Logam ini biasanya digunakan pada vaksin-vaksin DPT, DaPT dan Hepatitis B, selain itu ada jugag gelatin yaiut Bahan yang dikenal sebagai alergen (bahan pemicu alergi) ini banyak ditemukan dalam vaksin cacar air atau MMR. Bagi kaum Muslim, gelatin menimbulkan isu tambahan karena biasanya bahan dasarnya berasal dari babi.
Tentu kita masih ingat dengan vaksin meningitis yang diberikan pada jemaah haji. Karena memang ada peraturan tersendiri dari pemerintah agar masyarakat Indonesia tidak tertular penyakit meningitis yang terkenal endemik di Afrika. Bahan yang digunakan adalah enzim dari babi. Babi sejenis hewan yang telah dinyatakan sebagai bahan konsumsi yang haram bagi manusia, lha ini kok malah di inokulasikan di dalam tubuh, itu artinya tubuh orang yang telah divaksin mengitis mengandung enzim babi yang haram.
Kalau hanya memikirkan halal dan haram tentu kita hanya stagnan di tempat. Tak mau menggunakan vaksin meningitis berarti kita tidak berangkat haji karena vaksin meningitis haram. Apa yang salah dengan kita ini, kalau vaksin meningitis satu - satunya cara yang bisa digunakan untuk melawan penyakit meningitis mengapa kita tidak memakainya?? mengapa kita harus takut akan keharamannya. Bukankah di salah satu surat Al quran juga ada yang menjelaskan kalau kita boleh memakai sesuatu karena dalam keadaan terjepit dan terpaksa.
Jadi vaksin itu bukan haram dan boleh dipakai karena merupakan satu - satunya cara untuk melawan virus, bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati? kalau begitu, vaksin lebih baik dari pada obat, right?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H