Pisank Man - Roti Rasa Petai Terasi.
Wajah suram Cikalan Man memberi kesan tanda tanya bagi Pisank Man. Jarang sekali mahluk suka menindas seperti dia menampakkan raut kesedihan. Apalagi prinsip hidup sesatnya: "kalau ingin menemukan kebahagiaan maka ambillah kebahagian orang lain", sudah dijalankan setiap hari.Â
Kini Pisank Man tidak ingin terlibat dalam kehidupan orang yang dirundung masalah, toh juga dirinya seringkali berbuat buruk kepadanya. Pisank Man hanya menulis peristiwa itu dalam buku tulisnya agar nanti dapat dikenang sejarah.
"Orang jahat juga punya masalah, punya kesedihan, juga punya raut wajah kalah. Orang baik jangan merasa baik, biar tidak tertular keburukan kejahatannya. Pada hari ini tontonan ada seperti layar tancap yang seru, baru pertama melihat wajah memelas itu rasanya tidak pantas bila kuistilahkan sungguh sial bagimu teman." Sepenggal tulisan Pisank Man dalam bukunya.
Salah satu siswa lainnya yaitu PringMan memberikan sepotong roti kepada cikalan man agar sedikit meredam perasaan sedihnya. Namun cikalan man menolak sebab tahu roti rasa terasi.
"Ini roti buat kamu, enak loh spesial rasa terasi." Kata PringMan.
"Hhaa !! Roti spesial rasa terasi itu gimana rasanya, nggak mau ah !." Sinis cikalan man menolak pemberian PringMan.
"Hhmm nyammi, uenakk sekali nih rugi kalau tidak mau mencoba." Rayu PringMan dengan genit.
"Pergi kau, jangan dekat-dekat aku !!." Bentak keras cikalan man.
Seisi kelas menjadi hening sebab kaget dengan respon cikalan man yang begitu radikalism. Ternyata memang di dalam roti juga dicampuri petai yang membuat bau mulut PringMan menjadi tidak enak. Cikalan man merasa terganggu, dirinya tidak memberi toleransi lagi.Â
"Wihh bau apa ini, kok kayak petai. Enak banget." Dukungan seisi kelas kepada PringMan.Â