Mohon tunggu...
Minami
Minami Mohon Tunggu... pegawai negeri -

@maharsiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Muslim Demographics”, Wajah Dunia Tahun 2050

4 Januari 2010   17:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:38 1396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana Konferensi Gereja 1999 di Vatikan Pemimpin kharismatik Libya, Moamar Qadhafi pernah berkata, "Kami tidak perlu teroris, kami tidak perlu pelaku bom bunuh diri. Lima puluhan juta muslim di Eropa akan mengubah benua itu menjadi benua muslim dalam beberapa dasawarsa. Orang yang dulu tidak merasa takut akan ‘invasi' Islam di Eropa, sekarang bakal takut juga." Konferensi Gereja bulan Oktober 1999 di Vatikan yang dihadiri oleh hampir seluruh pendeta Katolik dunia, mengambil tema utama tentang pertumbuhan pesat agama Islam di Eropa. Pendataan tahun itu oleh PBB menunjukkan pada periode 1989-1998 jumlah penduduk Muslim Eropa meningkat lebih dari 100 persen. Wajar jika The National Catholic Reporter melaporkan sejumlah orang garis keras Katolik menyatakan bahwa satu-satunya cara mencegah kaum Muslim mendapatkan kekuatan di Eropa adalah dengan berhenti bertoleransi terhadap Islam dan umat Islam. Dunia bagaimana? Angka statistik PBB tahun 1973 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Muslim dunia adalah 500 juta, sekarang angka ini telah mencapai 1,5 miliar. Dua tingkat di atas jumlah pemeluk Budhisme yang masih sekitar 500 juta, cocok dengan tulisan kompasianer Rinaldi Adakadabra http://filsafat.kompasiana.com/2009/11/22/kebangkitan-agama-buddha-di-amerika/.

Di seluruh dunia, penganut Buddhisme tergolong sedikit, yakni sekitar 500 juta orang saja. Terbanyak adalah Kristen (2 milyar), disusul Islam (1,5 milyar).

Meski masih kalah dengan populasi penganut Kristen (gabungan Katolik dan Protestan serta sekte-sekte Kristen lainnya) yakni sebesar 2 miliar, kini setiap empat orang penduduk dunia salah satunya adalah Muslim. Fenomena paling menonjol adalah penasarannya masyarakat Amerika, Eropa, dan penghuni benua lain terhadap Islam pasca serangan terhadap World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 (9/11). Momen yang membuat mereka rela menerima Islam sebagai way of life setelah tulus mempelajarinya, bukan untuk suatu misi atau sekedar agar disebut orientalis / pemikir Islam. Muslimah asli Eropa yang baru memeluk IslamDi tengah hantaman gelombang isu Islam diidentikkan dengan teroris, orang-orang Barat malah berlomba-lomba ingin mengenal Islam. Begitulah, jika Anda menyatakan sesuatu terlarang, maka orang dengan sendirinya akan semakin mendekati yang Anda larang tersebut. Kontroversi kedatangan Miyabi ke Indonesia beberapa waktu lalu misalnya, sejak isu itu hangat diberitakan media, trafik pada mesin pencarian internet semacam google langsung melesat tajam. Apalagi jika ada sebuah institusi keyakinan sedang diusik keberadaannya. Semalam saya menyempatkan menonton sebuah film yang konon kabarnya juga sudah ditonton hampir 10 juta pengunjung internet. "Muslim Demographics" judul film tersebut, berdurasi sekitar tujuh menit, tidak ada gambar manusia hanya berisikan teks bergeser daftar statistik yang muncul beruntun dengan daftar lain, berlatar warna hitam dan diiringi oleh musik Arab. Pesan dalam film tersebut adalah tentang peta dunia Islam yang sedang berubah dengan cepat. Sekarang ini di negara-negara Timur, Islam mengalami tekanan cukup berat. Upaya Barat untuk terus memojokkan agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini, membuat sebagian kalangan menjadi takut dengan Islam. Sikap Barat yang terus mendekatkan isu teror dengan Islam, membuat citra agama ini menjadi kurang baik. Saat transit di Bali 22 Oktober 2003, Presiden Amerika Serikat (AS), George W Bush, sebagai representasi Barat, memang berjanji untuk tidak mengaitkan terorisme dengan agama. Janji itu seolah menguatkan bahwa selama ini dia menjalankan praktik tersebut. Di samping itu, sebagian pemeluk Islam di Timur juga harus menghadapi program pemurtadan yang berjalan kian gencar dan sistematik. Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk Islam terbanyak di dunia, saat ini juga harus rela menerima fakta tentang pemurtadan itu. Tak sedikit pemeluk Islam yang akhirnya berpindah agama karena tergiur oleh sekarung beras dan sekardus mie instan. Banyak juga orang yang meninggalkan Islam karena tidak sengaja. Mereka digiring ke tempat tertentu dengan rayuan, lalu disumpah untuk meninggalkan Islam. Ada juga orang yang meninggalkan Islam akibat hipnotis. Mari terbang kembali ke dunia Barat, diolah dari berbagai sumber... Situs BBC menyebutkan bahwa saat ini, Islam merupakan agama dengan pertumbuhan paling cepat di Amerika. Pada 2010, Islam diramalkan akan menjadi agama kedua terbesar setelah Kristen di AS, menggeser Yahudi.

Data Departemen Luar Negeri AS menyebutkan, saat ini pemeluk Islam di AS berjumlah sekitar 6 juta orang. Sejak 1994, Islam di negeri tersebut tumbuh rata-rata 25 persen. Untuk menampung aktivitas umat Islam sebanyak itu, sekarang di AS terdapat sekitar 1.200 masjid.

Warga asli Jerman yang memeluk IslamHampir sama dengan di AS, perkembangan Islam di Rusia juga sangat pesat. Ketika menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Konferensi Islam (KTT OKI) di Putrajaya, Malaysia, pertengahan Oktober 2009, Presiden Rusia Vladimir Putin, menggungkap data soal Islam. Dia mengatakan, pada 1994 di Rusia hanya terdapat sekitar 700 masjid. Tapi saat ini Rusia sudah mempunyai lebih dari 7.000 masjid dan penduduk Islamnya mencapai 20 juta jiwa. ''Sebab itu, keberadaan Islam tak bisa dipisahkan dari Rusia,'' kata Putin dalam forum tersebut. Kondisi itu juga membuat Putin tergerak untuk membawa negaranya sebagai salah satu anggota OKI. Saat ini, Rusia baru menjadi peninjau organisasi tersebut. Akan menjadi sebuah rekor jika negara bekas komunis itu menjadi anggota Organisasi Kenferensi Islam. Di Eropa, pertumbuhan Islam juga berlangsung cepat. Dalam 30 tahun terakhir dikabarkan di Prancis terdapat 50 ribu penduduk asli yang berpindah agama ke Islam. Di Eropa Barat, saat ini terdapat sekitar 10 juta pemeluk Islam. Di Eropa Timur, jumlahnya dipastikan jauh lebih tinggi. Bisa jadi inilah jawaban dari pernyataan kompasianer Petrus Rampisela yang pernah tinggal di Perancis dari tahun 1987-1993, dalam tulisannya http://filsafat.kompasiana.com/2009/10/16/agama-juga-bisa-mati/ yang mengatakan :

Saat ini di eropa, gereja-gereja jadi museum dan ditutup satu persatu. Dulunya, banyak pastor-pastor bule datang ke indonesia, sekarang malah pastor indonesia yang jadi pastor di negara eropa, karena di perancis contohnya setiap tahun hanya ada 6 orang perancis yang mau jadi pastor. Selama kurun waktu Paus Johanes Paulus II, umat katolik berkurang sebanyak 20 persen. Taksiran saya, agama kristen akan musnah total dalam 100 tahun. Ambil contoh dalam keluarga saya sendiri, bersaudara lima orang, sampai SMA masih rajin ke gereja setiap minggu, dan rupanya saya menginjak gereja terakhir tahun 1986, dan sisa satu orang yang ke gereja tiap minggu."

Peningkatan jumlah pemeluk Islam di dunia Barat terjadi akibat beberapa faktor. Peristiwa 9/11 menjadi salah satu pemicu yang membuat banyak orang menjadi ingin tahu tentang Islam. Mereka lantas berbondong-bondong dan tertarik menjadi pemeluknya. Perang dan penyerangan di beberapa negara Islam juga mendorong imigrasi besar-besaran ke negara-negara Barat. Deplu AS memperkirakan, sekitar 70 persen pemeluk Islam di negara tersebut adalah pendatang. Mereka berpindah ke AS dan Eropa, karena takut menjadi korban kekerasan. Sebenarnya, Australia juga menjadi salah satu benua tujuan pengungsian orang-orang Irak dan Afghanistan. Tapi pemerintah Australia tidak mudah untuk menerima mereka. Akhirnya, sebagian pengungsi dari Irak dan Afghanistan itu terdampar di Indonesia. Meski terus dipojokkan di dunia Timur, diam-diam Islam tumbuh pesat di Barat. Mantan presiden AS, George W. Bush mengakui itu, ''Islam di Amerika terus berkembang dan jumlah pemeluknya terus bertambah,'' kata Bush. Sebab itu, dalam beberapa tahun terakhir, presiden AS selalu memberi pidato menyambut Idul Fitri, mengingat populasi ikut berperan mempengaruhi peta politik. Muslim artinya tunduk dan berserah diri terhadap keesaan AllahSudah sewajarnya dunia Barat senantiasa waspada seperti pesan penutup dalam film Muslim Demographics itu, jangan sampai ‘polisi' dibombardir ‘teroris' di markasnya sendiri. Sekian dan terima kasih...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun