Mohon tunggu...
Maharini Nabela
Maharini Nabela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknik Informatika Semester 7 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tinjauan Akademik: Strategi Perang Melawan Tuberkulosis di Jawa Timur Tahun 2022

3 Oktober 2023   18:41 Diperbarui: 3 Oktober 2023   19:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuberkulosis (TBC) tetap menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang signifikan, dengan dampak yang terasa di berbagai belahan dunia, termasuk di provinsi Jawa Timur. Dalam konteks ini, laporan eksekutif ini bertujuan untuk menyajikan analisis akademik mengenai tingkat penyebaran dan keberhasilan pengobatan TBC di wilayah tersebut pada tahun 2022. Data yang disediakan memberikan gambaran mendalam tentang kompleksitas masalah ini, menyoroti disparitas regional, dinamika antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta faktor keberhasilan yang dapat diidentifikasi dari pengalaman beberapa kabupaten. 

Tabel rasio penemuan TBC dan keberhasil pengobatan di kabupaten/kota Jawa Timur 2022, dokpri
Tabel rasio penemuan TBC dan keberhasil pengobatan di kabupaten/kota Jawa Timur 2022, dokpri

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah diolah pada tabel diatas, menunjukkan bahwa sekitar 74% penemuan TBC di Jawa Timur telah tercatat, dengan tingkat keberhasilan pengobatan mencapai 88,7%. Namun, perbedaan signifikan terlihat antara kabupaten dan kota, dengan Mojokerto, Madiun, dan Kediri menunjukkan tingkat penemuan yang tinggi, sementara Madiun, Bojonegoro, dan Situbondo mencatat tingkat keberhasilan pengobatan yang mengesankan.

Analisis:

  1. Disparitas Regional: Tingkat penemuan dan keberhasilan yang berbeda-beda antar wilayah menunjukkan perlunya intervensi yang ditargetkan. Kabupaten dengan kinerja tinggi seperti Mojokerto dapat dijadikan model praktik terbaik untuk wilayah lain.

  2. Dinamika Urban vs. Rural: Perbedaan antara pusat perkotaan dan pedesaan, seperti yang terlihat di Banyuwangi, menyoroti kebutuhan akan strategi yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pengaturan.

  3. Faktor Keberhasilan: Kabupaten Bojonegoro dan Madiun, dengan tingkat keberhasilan tinggi, menunjukkan adanya faktor keberhasilan lokal yang perlu diidentifikasi dan diimplementasikan di wilayah lain.

Rekomendasi:

  1. Kampanye Kesadaran Bertarget: Pengembangan kampanye kesadaran yang difokuskan pada daerah dengan tingkat penemuan rendah dapat meningkatkan deteksi dini dan memotivasi masyarakat untuk mencari bantuan medis lebih awal.

  2. Keterlibatan Masyarakat: Menggunakan keberhasilan model keterlibatan masyarakat di Bojonegoro sebagai contoh, kita dapat mengembangkan strategi yang dapat diadopsi di wilayah dengan tingkat keberhasilan rendah.

  3. Infrastruktur Kesehatan: Investasi dalam infrastruktur kesehatan di wilayah yang menghadapi tantangan akan memastikan bahwa fasilitas diagnostik dan pengobatan dapat diakses dengan baik.

  4. Program Pelatihan: Program pelatihan untuk profesional kesehatan dapat membantu meningkatkan pemahaman mereka terhadap pengobatan TBC dan manajemen pasien.

Strategi untuk Perbaikan:

  1. Integrasi Teknologi: Penerapan teknologi diagnostik jarak jauh dapat meningkatkan deteksi dini, terutama di wilayah terpencil yang sulit dijangkau.

  2. Kerjasama dengan NGO: Kolaborasi dengan organisasi non-pemerintah dapat meningkatkan program outreach, dukungan pengobatan, dan kampanye kesadaran di masyarakat.

  3. Unit Kesehatan Bergerak: Pengenalan unit kesehatan bergerak dapat membantu mencapai daerah yang kurang terlayani dan memberikan layanan diagnostik langsung.

  4. Kemitraan Publik-Privat: Kemitraan dengan penyedia layanan kesehatan swasta dapat memperluas jangkauan fasilitas dan layanan pengobatan TBC.

Kesimpulan:

Data ini memberikan wawasan berharga tentang lanskap TBC di Jawa Timur. Strategi yang ditargetkan, adaptasi model sukses, dan penanganan variasi regional akan menjadi kunci untuk mencapai tingkat keberhasilan pengobatan yang lebih tinggi di seluruh provinsi. Pemantauan dan adaptasi terus menerus berdasarkan data yang berkembang akan membantu dalam melawan TBC secara efektif dan komprehensif. Catatan bahwa persentase dibulatkan untuk kesederhanaan, dan analisis statistik yang lebih rinci dapat memberikan wawasan yang lebih tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun