Di kursi galaksi
Tuhan termenung---
terlalu jauh untuk jatuh,
terlalu dekat untuk utuh.
Kadang tersandung
amigdala-Nya sendiri,
sejumput nyeri
di jantung sunyi.
Memikirkan nasib:
dramalogi gelap,
dramaturgi cahaya---
saling menakar,
saling menakar,
hingga gulana pecah padu,
hingga padu pecah sunyi,
dan muram-Nya tak bertepi.
**
M Sanantara
Bgr, 02022025
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!