Mohon tunggu...
Mahardika_112
Mahardika_112 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Virginitas direnggut Facebook

21 September 2015   22:34 Diperbarui: 21 September 2015   22:51 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Siapa yang tidak mengenal internet? Internet bukan hal yang asing lagi dimata masyarakat. Internet merupakan jaringan global dunia, jangkauan sangat luas dimana suatu komputer terhubung ke komputer lain yang ada di dunia dan berisi video, audio, gambar maupun teks. Awalnya internet dibuat oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, dengan proyek ARPA yang disebut ARPANET kita bisa melakukan komunikasi dengan jarak yang tak terhingga melalui saluran telepon. Tujuan awal terbentuknya internet yakni untuk keperluan militer namun lambat laun proyek ini berkembang keseluruh daerah sehingga terpercahlah proyek ini menjadi 2 bagian yakni untuk keperluan militer dan untuk keperluan non-militer. Oleh sebab itu ARPANET dipecah menjadi dua, yaitu "MILNET" untuk keperluan militer dan "ARPANET" baru yang lebih kecil untuk keperluan non-militer seperti, universitas-universitas. Gabungan kedua jaringan akhirnya dikenal dengan nama DARPA Internet, yang kemudian disederhanakan menjadi Internet. Sehingga keperluan non-militer tersebut dikembangkan menjadi Internet. Penulis melangsir data ini dari mailto:http://www.likethisya.com/pengertian-internet.html?subject=(m.detik.com). Kemunculan internet sangat memberikan pengaruh terhadap perkembangan informasi saat ini. Dengan adanya internet kita dapat mendapatkan informasi yang luas baik dalam negeri maupun luar negeri. Kemunculan internet memberikan dampak tersendiri, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari kemunculan internert adalah menambah wawasan edukasi, hiburan, media berbisnis, dsb. Sedangkan dampak negatif dari kemunculan internet adalah sebagai ajang penipuan, pornografi, dsb. Data pengguna internet di Indonesia dapat dilihat seperti diagram dibawah ini:
 
Dari data diatas dapat disimpulkan peningkatan terhadap pengguna internet di Indonesia semakin meningkat. yang awalnya pada tahn 1998 pengguna internet hanya 500 ribu penduduk.

Dengan kemunculannya internet manusia dapat berbagi informasi, bisnis, serta dapat menjalin hubungan dengan orang lain melalui media sosial. Tergantungnya kebutuhan manusia terhadap sosial media telah membuat perusahaan teknologi dan informasi membuat aplikasi- aplikasi media sosial seperti facebook, twitter, chatting, instagram, line dan masih banyak media sosial lainnya.

Dengan ini penulis memperjelas dengan suatu kasus remaja menggunkan sosial media facebook. Yaitu kasus pelacuran ABG (anak baru gede) di facebook Surabaya, Jawa Timur. para remaja menjal diri lewat jejaring sosial facebok, modusnya para ABG memasang foto di facebook. Pengguna seks kemudian menghubunginya lewat jejaring sosial chat. Setelah melakukan chating pelaku akan memberikan nomor telepon dan melakukan penawaran terhadap si korban. Jika penawaran cocok maka pertemuan pun akan diatur sesuai kesepakatan. Selain pelaku tunggal adapula ABG yang melalui perantara. Kepolisian Surabaya menangkap 2 mucikari yang telah memperdagangkan para ABG, yakni Afif (21) warga dukuh Kupang Timur, Surabaya dan Endri Margarini alias Fey (20) warga Bungur Asri, Surabaya. Mereka mengaku bahwa awalnya ia hanya iseng membuat akun ‘tiduri aku’ di media sosial facebook, sebelum masuk dalam bisnis prostitusi ABG. Penulis melangsir kasus ini dari http://www.gen22.net/2010/02/kasus-penyalahgunaan-facebook-pada.html

Terbukti bahwa media sosial seperti facebook tidak terlepas dari banyak kalangan remaja. Dari kasus diatas dapat dikaitkan dengan teori Uses & Gratifications. Menurut Blumler dan Katz Teori Uses & Gratifications menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif dan memilih dalam menggunakan media. Pengguna menggambil bagian aktif dalam proses komunikasi dan berorientasi pada penggunaan media dan berusaha keluar dari smber media yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Penulis melangsir teori ini dari mailto:http://komunikasi.us/index.php/course/2750-yanna-lunardi?subject=(m.detik.com). Tentunya remaja belum dapat memilih media mana yang dapat memnuhi kebutuhan mereka, disini peran orang tua sangatlah diperukan, karena orang tua seharusnya mengawasi dan membatasi penggunaan media sosial.

Penulis berharap media sosial dipergunakan dalam hal yang positif sehingga remaja tidak tergantung terhadap media sosial. Dan orang tua diharapkan lebih memperhatikan pergaulan di masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun