kanker payudara. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM KC) 2024, tim mahasiswa ini berhasil mengembangkan alat deteksi kanker payudara portable berbasis thermografi dan Internet of Things (IoT) yang mereka beri nama "Buddy."
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) kembali mencetak prestasi dengan menciptakan inovasi canggih untuk deteksiAlat ini memanfaatkan teknologi thermografi yang memungkinkan pendeteksian perubahan suhu pada jaringan payudara. Dengan memanfaatkan kamera termal, alat ini dapat mendeteksi perbedaan suhu yang mungkin menandakan adanya pertumbuhan sel kanker. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan dikirimkan melalui sistem IoT ke aplikasi khusus yang dapat diakses oleh tenaga medis dan pengguna. Dengan bimbingan Dr.Agr.Sc. Ir. Dimas Firmanda Al Riza, ST., M.Sc, IPM, tim PKM-KC Universitas Brawijaya ini menciptakan dan merancang sistem deteksi kanker payudara secara digital sehingga memberikan nilai efektifitas dan efisiensi untuk deteksi kanker payudaa pada tahap selanjutnya. Alat deteksi ini mengambil citra gambar dari sampel kamera thermal Buddy dan menggunakan teknologi Deep Learning Mask CNN yang diolah menjadi aplikasi Buddy untuk menganalisis kondisi payudara penggunanya. Inovasi ini menawarkan beberapa keunggulan dibandingkan metode konvensional, antara lain: mudah dibawa dan digunakan di berbagai tempat, memudahkan akses pemeriksaan bagi wanita di daerah terpencil, penggunaannya tidak memerlukan prosedur yang invasif sehingga lebih nyaman dan minim risiko, sistem IoT memungkinkan pengiriman data secara real-time sehingga hasil pemeriksaan dapat segera dianalisis oleh tenaga medis, dan dibandingkan dengan metode deteksi konvensional, alat ini lebih ekonomis sehingga dapat menjangkau lebih banyak pengguna.
Alat deteksi ini memiliki potensi besar untuk berbagai aplikasi. Ketua tim, Dastino Lovind, mengungkapkan bahwa inovasi ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk deteksi dini kanker payudara di Indonesia, yang masih memiliki angka kejadian dan kematian yang tinggi akibat kanker payudara. Namun, tim juga mengakui adanya tantangan dalam pengembangan lebih lanjut, seperti uji klinis dan perizinan dari pihak berwenang.
Inovasi deteksi kanker payudara portable berbasis thermografi dan IoT karya mahasiswa UB ini menjadi bukti nyata kontribusi dunia pendidikan dalam menjawab tantangan kesehatan masyarakat. Diharapkan, dengan dukungan berbagai pihak, alat ini dapat segera diimplementasikan dan memberikan manfaat nyata bagi upaya pencegahan dan penanganan kanker payudara di Indonesia.
Kontak Tim
Instagram: @pkmkc.buddy
Email:detectorbreastcancer@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H