Ferdinand de Saussure
Selama ini, kita mengenal Ferdinand de Saussure sebagai Bapak Linguistik Modern. Lantas bagaimana dengan akar pengetahuan de Saussure sendiri? Di situlah letak peran India dan Kitab Veda. Linguistik purba di India kuno berawal dari adanya kebutuhan untuk membaca dan menafsirkan teks-teks Kitab Veda dengan benar. Di dalam teks India tertua, Rigveda, vāk (ujaran) memiliki peran yang sangat penting. Pada sekira tahun 1200 SM, kinerja lisan teks-teks ini dijadikan standar, dan risalah-risalah pada ritual pembacaan Veda menyarankan pemisahan atas senyawa dalam kata-kata Sanskerta, batang, dan unit fonetik, sehingga memberikan dorongan untuk munculnya cabang morfologi dan fonetik.
Dalam perkembangannya kemudian, selama beberapa ratus tahun, dari enam teks-teks Vedangas (kanonik) yang membentuk silabus inti pendidikan agama untuk kaum Brahmana sejak abad pertama Masehi sampai abad kedelapan belas, empat di antaranya berhubungan dengan ilmu bahasa:
1. Shiksha : fonetik dan fonologi (sandhi), digagas oleh Gārgeya
2. Chanda : prosodi atau meter, digagas oleh Pingala
3. Vyakarana : tata bahasa, digagas oleh Panini
4. Nirukta : etimologi, digagas oleh Yāska
Beberapa kerangka dari India kuno ini kemudian digunakan pula dalam pengembangan Linguistik modern di Eropa. Misalnya, pada sekitar tahun 500 Masehi Bhartrihari memperkenalkan filosofi makna dengan doktrin sphoṭa-nya.
Kerangka kerja ini kemudian dikenal di Eropa pada abad ke-19, dan memengaruhi linguistik modern. Franz Bopp menjadi tokoh yang memperkenalkannya di mana ia juga banyak mengadopsi gagasan Panini. Kemudian, beberapa linguis modern pun banyak terpengaruhi kerangka kerja zaman Sansekerta ini, misalnya Ferdinand de Saussure, Leonard Bloomfield, Roman Jakobson, dan Frits Staal. Bahkan secara khusus, de Saussure, yang sempat kuliah di jurusan bahasa Sansekerta, tampak banyak dipengaruhi oleh Panini dan Bhartrihari. Misalnya, gagasannya tentang kesatuan penanda-tertanda agak mirip dengan pengertian tentang Sphoṭa.
[caption id="" align="alignleft" width="102" caption="Panini Daksiputra, 520 SM - 460 SM"][/caption]
Catatan khusus untuk Panini, ia berhasil menyusun sekira 4.000 pemerian tentang struktur bahasa Sansekerta dengan prinsip-prinsip dan gagasan yang masih banyak dipakai dalam Linguistik modern. Karena itu, Leonard Bloomfield menganggap Panini sebagai one of greatest monuments of the human intelligence.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H