Mohon tunggu...
Viona AyuMahardani
Viona AyuMahardani Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Apa Itu Pikiran?

12 Mei 2022   16:10 Diperbarui: 12 Mei 2022   16:15 7162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : freepik

Apa Itu Pikiran?

Pikiran merupakan seperangkat fakultas yang bertanggung jawab atas fenomena mental. Kerapkali sebutan tersebut pula diidentikkan dengan fenomena itu sendiri. Keahlian ini meliputi benak, imajinasi, ingatan, kehendak, serta sensasi. Mereka bertanggung jawab atas bermacam fenomena mental, semacam anggapan, pengalaman rasa sakit, keyakinan, kemauan, hasrat serta emosi. 

Bermacam klasifikasi yang tumpang tindih dari fenomena mental sudah diajukan. Perbandingan berarti mengelompokkan mereka bagi apakah mereka sensorik, proposisional, disengaja, sadar ataupun terjalin. Benak secara tradisional dimengerti selaku zat namun lebih universal dalam perspektif kontemporer buat memahaminya selaku watak ataupun kapasitas yang dipunyai oleh manusia serta hewan yang lebih besar. Bermacam definisi bersaing tentang watak yang pas dari benak ataupun mentalitas sudah diusulkan. 

Definisi epistemik fokus pada akses epistemik istimewa yang dipunyai subjek ke negara- negara ini. Pendekatan berbasis pemahaman membagikan keunggulan pada benak sadar serta membolehkan fenomena mental dasar sadar selaku bagian dari benak cuma sepanjang mereka berdiri dalam ikatan yang benar dengan benak sadar. 

Bagi pendekatan berbasis intensionalitas, kekuatan buat merujuk pada objek serta buat mewakili dunia merupakan ciri mental. Buat behaviorisme, apakah sesuatu entitas mempunyai benak cuma tergantung pada gimana dia berperilaku dalam menjawab rangsangan eksternal sedangkan fungsionalisme mendefinisikan kondisi mental dalam perihal kedudukan kausal yang mereka mainkan. Persoalan sentral buat riset benak, semacam apakah entitas lain tidak hanya manusia mempunyai benak ataupun gimana ikatan antara badan serta benak wajib dimengerti, sangat dipengaruhi oleh opsi definisi seorang.

Benak ataupun mentalitas umumnya dikontraskan dengan badan, modul ataupun raga. Permasalahan watak kontras ini serta spesialnya ikatan antara benak serta otak diucap permasalahan pikiran- tubuh. Sudut pandang tradisional tercantum dualisme serta idealisme, yang menyangka benak selaku non- fisik. Pemikiran modern kerap berpusat pada fisikalisme serta fungsionalisme, yang berkomentar kalau benak secara agresif identik dengan otak ataupun bisa direduksi jadi fenomena raga semacam kegiatan saraf walaupun dualisme serta idealisme terus mempunyai banyak pendukung. 

Persoalan lain menyangkut tipe makhluk apa yang sanggup mempunyai benak( New Scientist 8 September 2018 perihal 10). Misalnya, apakah benak cuma dipunyai oleh manusia, dipunyai pula oleh sebagian ataupun seluruh hewan, oleh seluruh makhluk hidup, apakah itu merupakan ciri yang bisa didefinisikan secara ketat, ataupun apakah benak pula bisa jadi kepunyaan sebagian tipe mesin buatan manusia. 

Tradisi budaya serta agama yang berbeda kerap memakai konsep benak yang berbeda, menciptakan jawaban yang berbeda buat pertanyaan- pertanyaan ini. Sebagian memandang benak selaku properti eksklusif buat manusia sebaliknya yang lain menyangka properti benak buat entitas non- hidup( misalnya panpsikisme serta animisme), buat hewan serta dewa. Sebagian spekulasi sangat dini yang tercatat menghubungkan benak( kadang- kadang ditafsirkan identik dengan jiwa ataupun roh) dengan teori- teori tentang kehidupan sehabis kematian, serta tatanan kosmologis serta alam, misalnya dalam doktrin Zoroaster, Buddha, Plato, Aristoteles, serta doktrin kuno yang lain. Yunani, India serta, setelah itu, filsuf Islam serta Eropa abad pertengahan.

Psikolog semacam Freud serta James, serta ilmuwan pc semacam Turing meningkatkan teori yang mempengaruhi tentang watak benak. Mungkin benak nonbiologis dieksplorasi di bidang kecerdasan buatan, yang bekerja erat dalam kaitannya dengan sibernetika serta teori data buat menguasai metode pemrosesan data oleh mesin nonbiologis sebanding ataupun berbeda dengan fenomena mental dalam benak manusia. Benak pula kadang- kadang ditafsirkan selaku aliran pemahaman di mana kesan indera serta fenomena mental terus berganti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun