Mohon tunggu...
Maharani Putri Suryawan
Maharani Putri Suryawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Pendidikan Geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Persiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja

12 Agustus 2022   20:30 Diperbarui: 12 Agustus 2022   20:30 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi Pematerian (Sumber: Dokumen Probadi)

Persiapan berkeluarga harus dilakukan sejak seorang anak memasuki usia remaja. Menurut Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Irma Ardiana, persiapan berkeluarga ini sangat penting karena pihaknya meyakini bahwa keluarga merupakan tempat pertama dan utama yang berperan dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Persiapan sebelum menikah menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam berkeluarga. Memasuki jenjang pernikahan berarti calon pasangan harus siap dengan tugas dan peran baru dalam rumah tangga. Setelah menikah maka seseorang harus menyesuaikan diri dengan pasangan tidak hanya karena harus berada di tempat tinggal yang sama, namun juga menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan karakter satu sama lain. Siap menikah berarti, siap dengan segala perubahan yang hadir dalam perjalanan kehidupan pernikahan.

Materi sosialisasi (Sumber: Dokumen Pribadi)
Materi sosialisasi (Sumber: Dokumen Pribadi)

Di tengah masa pandemi Covid-19 yang belum usai, marak terjadinya praktik pernikahan dini. Masalah ekonomi memang menjadi faktor utama penyebab terjadinya pernikahan dini ini.  Orang tua berpendapat dengan menikahkan anaknya, bisa sedikit meringankan beban yang mereka punya. 

Kebijakan penutupan sekolah dan pemberlakuan belajar di rumah juga menjadi salah satu pemicu maraknya pernikahan dini, karena mereka memiliki keleluasaan dalam bergaul di lingkungan sekitar, sehingga terjadinya pergaulan bebas bahkan mengakibatkan kehamilan diluar nikah.

Selain pernikahan dini, angka perceraian di Kabupaten Garut ini juga termasuk tinggi. Berdasarkan data dari Kantor Kementrian Agama Kabupaten Garut, terjadi 5000 lebih kasus perceraian setiap tahunnya. Hal ini didasari karena masalah ekonomi, dan belum adanya kesiapan mental dari pasangan yang akan menikah.

Menyadari fenomena tersebut, maka sosialisasi Persiapan Kehidupan Berkeluarga perlu diberikan sejak mereka mulai masuk ke masa remaja, dimana pada usia ini, mereka sudah memiliki rasa ketertarikan kepada lawan jenis. Sosialisasi ini bertujuan agar peserta memahami persiapan kehidupan berkeluarga, mengetahui Apa saja faktor kesiapan berkeluarga dan aspek yang harus direncanakan dalam membangun keluarga.

Acara sosialisasi ini dilaksanakan pada hari Jumat, 29 Juli 2022 di SMP 5 Tarogong Kidul, dengan mengundang pemateri yaitu Nima Aini Nurkamilah, selaku pengurus Kirana Garut, dan Duta Genre Kabupaten Garut. Sosialisasi ini dihadiri oleh guru, siswa SMPN 5 Tarogong Kidul juga anggota kelompok 117 KKN Tematik UPI.

Sosialisasi diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran, sambutan dari perwakilan kelompok KKN UPI yaitu Muhamad Algi Farras Fauzi, penanggung jawab kesiswaan Ibu Indrayanti, S.Pd, M.Pd. Kemudian dilanjutkan dengan sesi pematerian, pematerian awal membahas tentang perkenalan komunitas Kirana, pematerian tentang perencanaan masa depan, games edukasi dan ditutup oleh diskusi kelompok mengenai materi faktor penting kesiapan menikah.

Sesi Pematerian (Sumber: Dokumen Probadi)
Sesi Pematerian (Sumber: Dokumen Probadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun