Sidoarjo, 19 Juni 2024 - Kenakalan remaja adalah perilaku anak-anak muda yang melanggar nilai dan norma sosial serta mengganggu ketertiban umum. Perilaku ini dapat menimbulkan kerugian bagi diri pelaku sendiri dan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan upaya pencegahan secara masif melalui kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa MBKM BKP Proyek Kemanusiaan Untag Surabaya sebagai mahasiswa yang mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN). Pada tanggal 26 Mei 2024, telah terlaksana kegiatan sosialisasi kenakalan remaja yang disampaikan oleh beberapa teman Mahasiswa KKN Untag Surabaya. Sosialisasi tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada remaja mengenai masalah kenakalan remaja serta dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Kegiatan ini sangat penting untuk membantu remaja memahami resiko dan konsekuensi dari perilaku kenakalan remaja, sehingga diharapkan mereka dapat menghindari tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Beberapa teman Mahasiswa KKN Untag Surabaya telah memberikan informasi, contoh kasus, dan saran-saran yang relevan untuk membantu remaja mengambil keputusan yang lebih bijaksana dan bertanggung jawab. Program kerja KKN ini dilaksanakan di kelas merdeka Candi jaya pada pukul 09.00 hingga pukul 11.00 serta diikuti oleh 35 orang anak merdeka dengan fasilitator Maharani Luvinda Putri dari Fakultas Psikologi di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan yakni Bapak Drs. Herlan Pratikto, M.Si., Psikolog.. Program kerja ini menghasilkan poster dan leaflet serta membagikan pre test dan post test kepada anak – anak agar dapat lebih mudah memahami materi yang diberikan. Mereka sangat antusias menjawab pertanyaan dari fasilitator.Â
Pada kesempatan kali ini, mahasiswa KKN Untag Surabaya bekerja sama dengan salah satu mitra di Sidoarjo untuk melakukan sosialisasi tentang kenakalan remaja yaitu pada komunitas Save Street Child Sidoarjo. Save Street Child adalah sebuah organisasi yang berawal dari gerakan di media massa. Save Street Child Sidoarjo ini didirikan pada 24 Mei 2015 dengan beberapa penggerak dari muda – mudi Kabupaten Sidoarjo yang peduli terhadap keadaan sosial anak – anak jalanan. Kegiatan yang dilakukan oleh para penggerak adalah mengelola kelas-kelas belajar gratis yang dijalankan oleh tim pengajar yang memiliki kepekaan, cinta dalam mendidik, dan mudah berteman dengan adik-adik marjinal. Kelas belajar yang disediakan sebelumnya telah melalui mekanisme survey seperti pendekatan terhadap warga sekitar sebelum akhirnya berjalan sebagai pusat belajar mengajar. Tiap kelas belajar Save Street Child dikelola oleh tim pengajar yang berdomisili tidak jauh dari lokasi belajar tersebut, sehingga tidak memberatkan sang pengajar.
Save street child Sidoarjo memiliki dua tempat pertemuan guna melakukan kegiatan belajar yaitu pendopo Alun – Alun Sidoarjo pada hari sabtu pukul 15.30 dan di Candi Jaya yang berada disebuah gang diantara pemukiman padat penduduk pada pukul 09.00. Masing - masing lokasi pertemuan kegiatan belajar memiliki anggota yang berbeda, di pendopo Alun – Alun terdapat kurang lebih 10 hingga 20 anak merdeka yang setiap minggu hadir untuk belajar bersama. Sedangkan pada lokasi Candi Jaya memiliki anggota kurang lebih 20 hingga 40 anak merdeka yang hadir untuk belajar setiap minggu. Hal ini memberikan kesempatan pada anak yang tidak bisa merasakan duduk di bangku sekolah tetapi dapat merasakan bagaimana belajar seperti ketika mereka bersekolah. Tidak hanya belajar menulis dan membaca, anak – anak ini juga diajak bermain sambil belajar di luar kegiatan setiap minggu salah satunya seperti bertamasya ke kebun binatang atau ke pangkalan bandar udara.
Berdasarkan uraian diatas penulis melakukan observasi di Save Street Child Sidoarjo dan menemukan beberapa permasalahan yang terjadi. Ssalah satunya adalah kenakalan remaja yang rentan terjadi pada anak – anak jalanan maupun anak remaja. Orang lain akan dapat memengaruhi anak – anak dengan mudah untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, anak – anak akan susah fokus jika pembelajaran yang disampaikan membosakan dan meminta bermain sambil belajar atau menyalurkan kreativitasnya seperti meronce, melukis, dan mewarnai. Dari beberapa permasalahan yang ditemukan di komunitas Save Street Child Sidoarjo, maka dibutuhkan solusi untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan psikoedukasi berupa kenakalan remaja dan memberikan pelatihan kreativitas serta belajar sambil bermain melalui APE (Alat Peraga Edukatif) sebagai salah satu bentuk penunjang media belajar agar anak – anak tidak merasa bosan.Â
Kenakalan remaja adalah perilaku anak-anak muda yang melanggar nilai dan norma sosial serta mengganggu ketertiban umum. Istilah ini juga dikenal sebagai juvenile delinquency dalam bahasa Inggris. Kenakalan remaja dapat ditandai oleh keinginan untuk melawan dan sikap apatis yang disebabkan rasa kecewa terhadap suatu kondisi di masyarakat. Bentuk kenakalan remaja sangat beragam dan dapat meliputi vandalisme, tawuran, pergaulan bebas, dan lain-lain. Faktor-faktor penyebab kenakalan remaja antara lain pengabaian sosial, kurangnya sosialisasi dari orang tua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial, dan faktor lingkungan yang kurang baik.
Cara mengatasi kenakalan remaja adalah dengan kerjasama antara orang tua dan pendidik. Orang tua dan pendidik harus menyatukan pikiran, pemahaman, dan persepsi untuk membantu remaja menghadapi cobaan kehidupan dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima. Faktor-faktor eksternal seperti keluarga dan lingkungan tempat tinggal juga dapat memicu kenakalan remaja.
Dalam mengatasi kenakalan remaja, bimbingan orang tua dan pendidikan yang tepat sangat penting. Orang tua harus memberikan pendidikan agama dan nilai-nilai moral yang sesuai, serta memberikan contoh perilaku yang baik. Pendidikan yang salah di keluarga, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, juga dapat menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Dalam penanganan kenakalan remaja, tindakan preventif seperti mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja, serta mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh para remaja, sangat penting. Tindakan rehabilitasi juga diperlukan untuk membantu remaja yang telah mengalami kenakalan remaja untuk tidak kambuh lagi.
Dengan adanya sosialisasi kenakalan remaja, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran remaja mengenai masalah serta dampak-dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Selain itu, pemberian sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya memberikan dukungan maupun bantuan kepada remaja yang mengalami masalah kenakalan remaja serta diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah kenakalan remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H