Lalu Bocing mulai merasakan hembusan nafas yang 'agak lain'. Sedikit bau, tapi Bocing tak perduli. Mungkin Mahar lupa sikat gigi, pikirnya optimis. Perlahan Bocing merasakan sesuatu yang licin, basah dan lembut membelai bibirnya. Menjilat dengan antusias. Bocing merem melek, kenikmatan. Ini pasti lidah Mahar. Ohh... akhirnya aku berhasil!! tanpa membuka mata, Bocing membalas pagutan dan jilatan lidah itu, lupa kalau tadi ia sedang pingsan. Meski tetap merasakan keanehan Bocing benar-benar tak perduli. Lidah yang kecil dan panjang menjulur di kulumnya dengan penuh gairah. Tak sabar menahan letupan gejolak membaranya, lalu Bocing meraih ke pelukan tubuh si pemilik lidah yang dikiranya Mahar. Tapi.... kok..?? matanya terbuka. Terbelalak melihat apa yang ada dipelukannya. Bocing melompat kaget, terjengkang ke pinggir got. Makhluk hitam berkepala lancip dengan ekor dan lidah yang menjulur keluar masuk itu di lemparkannya.
Komodo berpita pink peliharaan Mahar berjenis kelamin betina yang diberi nama Modowati tak terima di campakkan begitu saja oleh Bocing setelah keenakan beradu lidah. Dengan gesit mengejar Bocing yang tunggang langgang ketakutan sambil menahan jijik dan malu.
"Hahahahahaaaaaaaaa..... makanya cing jangan suka ngerjain orang."
Mahar berteriak melepas kepergian Bocing yang dikejar Modowati. Bocing kapok tak mau mengganggu Mahar lagi. Ki Dalang pun terbahak-bahak. merangkul Mahar kedalam pelukannya. mengusap lembut kerudung merah Mahar yang telah membuatnya jatuh cinta. Alunan lagu 'Jodohku' yang dilantunkan oleh kodok dan codot kembali menggema. Kisah cinta pun dimulai di Desa Rangkat.
==== dengan ini ECR kita tamat ya cing, lu serasi banget sama si Modowati, hahahahhahaa=====
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H