Mungkin sebagian besar dari kita sudah tidak asing mendengar kata “Buku Elektronik”. Buku Elektronik atau yang sering kita sebut Ebook dapat diartikan sebagai versi digital dari buku cetak konvensional. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks, gambar, animasi dan video. Saat ini, Indonesia tengah mengembangkan eksistensi buku elektronik ini dikalangan pelajar dan masyarakat luas. Salah satunya dengan usaha pemerintah untuk menerbitkan Buku Sekolah Elektronik untuk pelajar di Indonesia.
Pada tahun 2008, pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) membuat terobosan baru dengan menerbitkan Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang disediakan bagi pelajar SD sampai SMA. Tujuan dari program BSE ini menyediakan sumber belajar alternatif bagi siswa dan dapat merangsang siswa untuk berpikir kreatif menggunakan bantuan teknologi informasi dan komunikasi. Namun dalam perjalanannya, kebijakan ini masih menuai banyak kendala. Salah satunya yaitu siswa siswa tetap harus membeli buku cetak pelajaran sekolah yang harganya cukup mahalwalaupun sudah tersedia BSE dari pemerintah. Ketidakefektifan metode ini banyak menuai kritik dari sekolah, siswa, bahkan orang tua murid.
”Buku yang harus dibeli itu pun tidak termasuk dalam daftar buku sekolah elektronik yang disediakan pemerintah,” kata orangtua siswa yang anaknya masuk sekolah swasta di Tangerang, Banten, Sabtu (4/7).
Berbeda dengan pandangan orang tua murid, Ketua Pusat Buku Indonesia Firdaus Oemar mengatakan bahwa buku pelajaran semestinya tidak lagi menjadi persoalan. Pemerintah sudah menyediakan Buku Sekolah Elektronik (BSE) yang tinggal diunduh di internet. Sejumlah BSE juga sudah dibuat versi cetaknya dengan harga eceran tertinggi sangat murah karena hanya sepertiga dari buku pelajaran cetak yang dibuat penerbit.
”Penyediaan BSE ini sangat membantu siswa, orangtua, dan sekolah,” ujarnya.
Dari berita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ketidaksiapan dan kurangnya sosialisasi dari pemerintah menjadi kendala yang menghambat distribusi BSE kepada para pelajar. Seperti yang kita ketahui, untuk mengakses buku elektronik sendiri memerlukan 2 hal, yaitu: buku itu sendiri dan alat untuk membacanya (ebook reader), ini juga menjadi salah satu kendala dimana belum disetiap sekolah memiliki fasilitas computer dan internet yang baik dan lengkap, terutama di daerah terpencil yang jauh dari kota besar. Sayangnya pemerintah masih kurang memperhatikan pemerataan fasilitas pendukung buku elektronik seperti yang disebutkan diatas. Selain itu pihak penerbit buku cetak merasa dirugikan akibat kesimpangsiuran informasi tentang BSE ini. Mereka menilai kebijakan pemerintah yang terus berubah membingungkan dan merugikan para penerbit yang sudah telanjur mencetak buku tersebut dengan proyeksi bertahan lima tahun.
Berikut ini beberapa solusi yang dapat dilakukan terkait dengan permasalahan diatas:
1.Pendistribusian BSE hendaknya dibarengi dengan pemerataan fasilitas computer dan internet di seluruh sekolah di Indonesia, karena itu merupakan salah satu kunci keberhasilan kebijakan ini.
2.Pemerintah hendaknya meningkatkan sosialisasi kepada pihak sekolah dan orang tua murid, karena tidak jarang orang tua murid yang masih bingung akan perubahan system pendidikan yang ada di Indonesia beserta komponennya, salah satunya BSE.
3.Kerjasama pemerintah dengan pihak industry penerbit buku elektronik lebih ditingkatkan dan pemerintah hendaknya memberi kejelasan kepada pihak penerbit buku cetak agar tidak terjadi kesalahpahaman.
4.Meningkatkan kualitas guru, sarana dan prasarana sekolah, serta kualitas para pelajar Indonesia dengan system pendidikan yang tepat.
5.Sebagai pelajar, kita harus lebih peka dengan kondisi disekitar kita dan sebisa mungkin beradaptasi dengan perkembangan teknologi di masa kini.
Harapan saya untuk pendidikan Indonesia di masa depan tentunya agar taraf pendidikan Indonesia setara dengan negara-negara maju di dunia dengan dukungan pemerintah dan seluruh pelajar penerus bangsa. Karena pendidikan adalah salah satu komponen kehidupan yang terus hidup dan takkan pernah mati. Hidup Pendidikan Indonesia!
Sumber:http://edukasi.kompas.com/read/2009/07/06/09362244/ada.bse.siswa.tetap.harus.beli.buku.
Nama : Maharani Eka Pratiwi
NIM : 1215143090
Fakultas : Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan: Teknologi Pendidikan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H