Pekerjaan seorang guru dulunya tidak terbayangkan oleh seorang wanita pendiam dan pekerja keras. Aslichatul Fuadah, sering dipanggil Ika, wanita cantik dan anggun kelahiran Semarang yang sangat giat dan sungguh-sungguh selama menempuh pendidikan hingga tingkat S2.Â
Uniknya, profesi yang ia tekuni ini diawali karena terinspirasi oleh seorang guru muda yang dia temui di jenjang MA. Siapa menyangka bahwa karakter dan kepribadian seseorang seringkali mampu membuat kita termotivasi dan terinspirasi.Â
Hal yang sama  dirasakan Ika kepada guru madrasahnya bernama Bu Dewi yang sangat santun dan memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia pendidikan. Beliau adalah guru yang sangat sabar dan bersemangat saat membimbing murid-muridnya, ia tak segan dalam berbagi berbagai informasi yang bermanfaat bukan hanya soal mengajar akademik saja.
Tidak diragukan lagi, Ika memutuskan untuk memperjuangkan mimpinya menjadi pendidik bahasa arab, karena itu adalah mata pelajaran favoritnya. Meskipun, sebelumnya ia  tidak menganggap dirinya sangat berbakat atau kompeten dalam bahasa itu. Oleh karena itu,  rajin belajar dengan mengikuti pelajaran bahasa Arab tambahan di luar kelas sudah menjadi kegiatan rutinnya.Â
Tentu saja, proses dan persiapan untuk menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang singkat. Banyak lika-liku  dalam perjalanannya yang dihadapi. Pada hari itu,  perempuan kelahiran Semarang ini gagal dalam pendaftaran masuk Universitas Al-Azhar di mana impian besarnya adalah melanjutkan pendidikan disana. Kejadian itu membuatnya sempat merasa patah semangat dan putus asa untuk melanjutkan studinya.Â
Segala rasa sedih dan tidak antusias itu sudah mulai surut dan motivasi yang kian pasang. Â Dukungan dari Ibunya membangkitkan semangat Ika dengan sangat baik. Ibunya selalu menyakinkannya bahwa pintu orang lain belum tentu sama dengan pintu kita dan kita harus tertantang mencari pintu yang memang ditakdirkan untuk kita. Ini tentang pintu yang Allah Ta'ala berikan atas segala kemudahan setelah kesulitan.Â
Pada akhirnya, Ika memperjuangkan studinya di tingkat S1 Selama 3,5 tahun dengan predikat cumlaude dan kuliah yang dibiayai oleh pemerintah  saat itu. Sebuah pintu kejutan kembali menyapa dirinya. Ia berhasil diterima sebagai guru bahasa Arab di sekolah yang tidak  jauh dari tempat tinggalnya, di sebuah sekolah berbasis  pesantren  yang memiliki siswa-siswi yang antusias belajar. Nama sekolahnya adalah Madrasah Tsanawiyah Riyadhus Sholihin Al Islamy. Â
Perjalanan yang ia dedikasikan menjadi  pendidik bahasa Arab harapannya mampu melaksanakan misi dan visinya yaitu berkontribusi membawa perubahan dan manfaat bagi semua siswa. Ika berprinsip bahwa mengajar adalah mimpi yang sangat patut diperjuangkan dan menjadi jalan untuk meraih keridhaan dan kemulianNya.
Adapun feature berbahasa Arab dengan judul "Berawal dari Terinspirasi Menjadi Sosok yang Menginspirasi" dapat dilihat melalui teks berikut :Â