Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi, 'Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan'. "Tidak menutup laki-laki atau perempuan, semuanya berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan tinggi adalah sebuah kemewahan bagi kaum wanita. Entah dengan "senjata" interpretasi agama, stereotip peran gender yang mengakar dalam budaya setempat, mitos-mitos, atau tindakan represif yang membungkus ketidakpercayaan diri sebagian pihak, perempuan dipaksa mundur menuntut ilmu tinggi.
 Kesetaraan gender dikenal juga sebagai keadilan gender adalah pandangan bahwa semua orang harus menerima perlakuan yang setara dan tidak didiskriminasi berdasarkan identitas gender mereka, yang memiliki sifat kodrati. Kesetaraan gender yang ia tekankan adalah kesempatan yang sama bagi gender laki-laki dan perempuan dalam hal partisipasi ekonomi, kesetaraan akses pendidikan, kesehatan serta political empowerment.
Sebagai seorang perempuan yang nantinya juga akan menjadi  istri juga ibu maka di usahakan untuk menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi, karena ilmu tersebut dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anaknya, baik mengajarkan nilai moral, nilai agama, dan nilai kehidupan lainnya. Wanita berpendidikan dapat mendidik dan mengajarkan anaknya dengan baik mengikuti perkembangan zaman.
Wanita menuntut kesetaraan dengan laki-laki tidak ingin ada perbedaan yang lebih tinggi maupun lebih rendah . Walaupun kelak didalam rumah tangga tetap harus laki -- laki yang lebih tinggi karena laki-laki akan menjadi kepala keluarga dalam keluarga. Namun kebanyakan wanita pada masa ini tidak ingin hanya menjadi seorang ibu rumah tanga, melainkan juga menjadi seorang ibu rumah tangga sekaligus juga menjadi wanita karir. Kita mungkin sering kali mendengar ungkapan yang mengatakan "Dibalik sukses nya laki- laki, terdapat wanita hebat di belakang nya" atau " kecerdasan seorang anak diturunkan dari ibunya" ungkapan ini menunjukan bahwa betapa penting nya peranan seorang wanita di dalam kehidupan. Karena yang sudah kita ketahui bersama bahwa wanita adalah Sekolah pertama bagi anak-anak nya kelak, agar dapat membangun Generasi Muda hebat yang nanti akan meneruskan perjuangan kita.
Di Desa Pehserut untuk pendidikan SD sampai SMP bahkan SMA itu sudah semua melaksakan pendidikan wajib 12 tahun. Mungkin memang masih ada satu dua sampai tiga anak yang tidak bisa melanjutkan dikarenakan kondisi sakit atau hal lain yang mengakibatkan tidak bisa melanjutkan sampai lulus SMP atau SMA. Namun  untuk di bawahnya yaitu Paud, TK sampai SD, semua sudah bersekolah dengan baik. Bisa dikatakan 80% mereka mengikuti alur pendidikan dengan baik. Kalau untuk perguruan tinggi karena terbentrok masalah ekonomi sehingga menjadikan mereka harus bekerja mungkin presentase untuk anak yang sudah melanjutkan ke jenajang perguruan tinggi haya berkisar 5% yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi kehidupan manusia, dengan berpendidikan tinggi seorang wanita akan mampu membantu pasangan nya dalam menyelesaikan masalah dalam kehidupan. Ia akan mampu memberikan nasehat dan pertimbangan-pertimbangan yang rasional. Pendidikan yang baik akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seorang wanita dari sudut pandang yang berbeda. Selain menjadi wanita yang cerdas bagi pasangan nya. Pendidikan akan dapat menajadikan wanita sebagai Guru terbaik bagi anak anaknya. seorang ibu harus berpendidikan tinggi, karena ilmu tersebut dapat digunakan untuk mengajarkan anak-anaknya, baik mengajarkan nilai moral, nilai agama, dan nilai kehidupan lainnya.
Pendidikan Tinggi bagi seorang Perempuan sangat penting dikarenakan pendidikan yang dimiliki wanita tentu akan sangat berguna untuk masa depannya kelak. Seperti untuk dapat bekerja maupun dengan berbisnis secara mandiri.
Jadi selain menjadi ibu rumah tangga setiap wanita pun akan mampu berkontribusi untuk membantu suami menopang kehidupan keluarganya kelak. Meskipun seorang wanita kelak akan menjadi ibu rumah tangga tetapi sebagai perempuan kita juga harus mempersiapkan bekal untuk kelak apabila sudah menjadi seorang ibu rumah tangga  ia adalah sekolah pertama untuk seorang anak. bisa dilihat sekarang bahwa pelajaran sekarang juga ibunya harus pintar apalagi dengan kondisi daring seperti ini, apabila ibu kurang aktif mengajari anaknya pasti anak akan tertinggal pelajaran. Semakin lama pelajaran anak itu semakin sulit. Jaman dulu pelajaran matematika panjang kali lebar itu diajarkan pada anak SMP sekarang SD sudah ada, bahasa Inggris katanya SMP atau SD kelas 4 sekarang kelas 1 SD sudah ada. Bahkan untuk TK pun sudah diajaran Bahasa Inggris dasar. Jadi kita sebagai seorang perempuan dan juga nantinya akan menjadi seorang ibu rumah tangga, sebisa mungkin kita diharapkan untuk menjadi perempuan yang cerdas.  kemudian yang pertanyaan terakhir apakah menurutmu kesetaraan gender di desa Ibu ini sudah terlihat.
Bisa dilihat pada jajaran yang ada di Desa Pehserut sendiri khusunya untuk jajaran BPD di sini sudah terdapat pembagian jabatan kepada perempuan dan laki-lakinya sehingga sudah seimbang atau bisa dikatakan sudah terdapat kesetraan gender di Desa Pehserut, Sukomoro, Nganjuk. Kemudian untuk Kelompok Tani sendiri juga sudah terdapat dua Kelompok Tani yaitu ada Kelompok Tani laki-laki da nada juga Kelompok Tani Wanita. Jadi untuk itu juga sudah ada kesetraan gender pada Kelompok Tani tersebut. Selanjutnya yang masih belum adanya kesetaraan gender itu dalam Posyandu yang ada di Desa Pehserut yang dikarenakan kebanyakan kadernya semua perempuan. Namun untuk yang mengantar balita untuk pergi ke posyandu tidak hanya perempuan namun laki-laki juga  sekarang sudah terlihat sangat memperhatikan untuk mengantarkan balitanya pergi ke posyandu setiap bulannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H