Mohon tunggu...
Mahansa Sinulingga
Mahansa Sinulingga Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Ikuti saya di blog mahansa.wordpress.com dan Twitter @mahansa.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

“Backpacking” di Negara Orang

23 Februari 2016   13:27 Diperbarui: 23 Februari 2016   13:47 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bawalah barang bawaan seperlunya saat bepergian ke negeri orang."][/caption]Dulu, yang namanya traveling alias jalan-jalan itu hobi mahal. Kalau cuma piknik ke kebun binatang atau pelesir ke kampung tetangga ya nggak soal. Kalau sampai bertandang ke negeri orang, nah itu baru perkara. Terima kasih pada maskapai penerbangan berbiaya murah, berkat harga tiket terjangkau kini jalan-jalan ke luar negeri bukan monopoli mereka yang berkantung tebal saja.

Meski demikian, bukan berarti kami—saya dan keluarga—bisa jalan-jalan sesuka hati. Semurah-murahnya tiket pesawat ke luar negeri, untuk jalan bertiga tetap saja terhitung tinggi biayanya. Menabung dari jauh-jauh hari sudah pasti. Selain itu, dibutuhkan dibutuhkan perencanaan yang matang dan detail sehingga tidak ada skenario yang di luar rencana. Dengan anggarannya terbatas, harus pintar-pintar mengelola dana.

Berikut adalah sejumlah hal yang mesti dipertimbangkan saat berlibur bersama keluarga dengan dana terbatas. Meski sudah masuk kategori “backpacker”, tapi kami bukan termasuk kategori backpacker “profesional” yang sudah benar-benar andal. Barangkali saja sharing ini bermanfaat.

Menyusun rencana perjalanan

Ini harus kudu wajib dilakukan. Tidak ada namanya suka-suka kalau anggaran terbatas. Tidak boleh juga bersikap “kumaha engke wae” (gimana nanti saja) kalau tidak mau kacau nantinya. Semuanya harus serba terencana, baik rute yang akan dilalui hingga perkiraan biayanya. Semakin detail, semakin bagus. Kalau bisa, bikin rencana hingga jam dan menit.

Usahakan pula untuk membuat rencana cadangan kalau sekiranya rencana semula tidak bisa dijalankan. Intinya, usahakan agar semua hal sudah diantisipasi. Perubahaan di luar rencana biasanya berarti dana ekstra atau tak terduga. Dengan budget terbatas, ini bisa berarti bencana. So, pintar-pintarlah menyusun rencana.

Beruntungnya, kini banyak terdapat komunitas atau orang-orang yang bisa ditanyai. Jangan malu untuk bertanya, bahkan untuk hal-hal yang kita pikir sepele. Namanya berkunjung ke negeri orang, ada saja hal-hal yang mungkin tidak kita ketahui. Lebih baik tahu lebih awal sehingga bisa diantisipasi.

Pertimbangkan pula jadwal sekolah anak. Ini bagi kami prinsip. Kami tidak mau mengajarkan anak untuk anggap enteng jadwal sekolah. Mungkin ada orang tua yang dengan gampangnya meliburkan anak dari sekolah hanya karena pada waktu itulah dapat tiket murah. Kalau kami, mau tidak mau, perjalanan dilakukan pada waktu libur sekolah. Repotnya, sering kali itu berarti sudah masuk periode peak season. Tiket murah yang tersedia lebih terbatas lagi dan kami harus mengira-ngira agar jadwal perjalanan tidak bentrok dengan masa ujian.

Hal lain yang patut disayangkan, periode libur sekolah terkadang tidak sesuai dengan event atau musim tertentu di negara yang dituju. Sebut saja, mekarnya sakura berlangsung dari Maret hingga Mei. Apa boleh buat, terpaksa dilupakan karena pada periode itu anak justru lagi sibuknya-sibuknya menghadapi ujian tengah semester dan ujian akhir. Mungkin nanti kalau sudah kuliah (walah...).

Waktu ke Jepang tempo hari, berikut itinerary yang kami susun.

Tiket

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun