Mohon tunggu...
Razendry Mahaniza
Razendry Mahaniza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi : main atau ga pegang uang impian : nikah di usia yang matang, pergi ke baitullah bersama ibu, dan abang-abang aku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Kurikulum Merdeka, Dalam Konsep K. Hajar Dewantara

29 April 2024   16:00 Diperbarui: 29 April 2024   16:09 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/Nailah Shinta Fitri

Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau akrab di panggil Ki Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh nasional Indonesia khususnya dibidang pendidikan. Pada tahun 1959, atas jasa-jasanya dalam mengembangkan Pendidikan Indonesia, beliau dianugerahi sebagai bapak Pendidikan Nasional oleh Presiden Soekarno. Sedangkan, tanggal lahirnya dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia. Bagian dari semboyan ciptaanya "tut wuri handayani" dijadikan pula sebagai slogan Kementrian Pendidikan Indonesia.

Konsep Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang holistik, dimana murid atau peserta didik dibentuk menjadi insan yang berkembang secara utuh meliputi olah rasio, olah raga dan olah jiwa melalui proses pembelajaran yang berpusat pada murid dan dilaksanakan dalam susana penuh keterbukaan, kebebasan serta menyenangkan.

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan dan pengajaran memiliki arti yang berbeda. Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan (Opvoeding) adalah memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Sedangkan, pengajaran merupakan proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat dan menyakini bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka Pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya.

Dalam membentuk karakter murid yang berbudaya sesuai dengan nilai-nilai pancasila maka kita kenal dengan istilah Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang akan dicapai oleh pelajar Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai pancasila. Profil Pelajar Pancasila merupakan salah satu tujuan pembelajaran dalam kurikulum merdeka saat ini.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik dapat lebih optimal dan memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan mendalami kompetisi. Adapun tujuan dari Kurikulum merdeka merupakan langkah terobosan untuk membantu guru dan kepala sekolah mengubah proses pembelajaran menjadi jauh lebih relevan, mendalam dan menyenangkan. Sehingga, peserta didik dapat lebih mudah memahami pembelajaran yang dilakukan.

Profil Pelajar Pencasila yang diterapkan dalam Kurikulum Merdeka di dominasi pula dengan P5. P5 adalah Projek Pelajar Pancasila dimana P5 ini akan memperkuat kompetisi siswa dan meningkatkan kesiapan mereka dalam menghadapi dunia kerja. Selain Itu, P5 juga dapat merangsang kreativitas siswa karena mereka terbiasa mencari solusi untuk mengatasi masalah dengan cara yang lebih efektif dan efesien.

Jadi, Konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan Kurikulum Merdeka terdapat kesesuaian dalam aspek filosofis. 1) Konsep kurikulum merdeka mengutamakan pada pengembangan karakter, sejalan dengan pemikiran Ki Hajar dewantara sebagai proses pembentukan karakter, 2) Kurikulum merdeka memiliki landasan yang berbasis budaya lokal selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara yang mengharapkan sikap peserta didik memiliki unsur budaya atau pelestarian kebudayaan, dan 3)Konsep kurikulum merdeka juga muncul didasarkan atas keinginan untuk menciptakan kebahagiaan dan kemudahan dalam belajar, hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam suasana penuh keterbukaan, kebebasan dan menyenangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun