Mohon tunggu...
Sofyan Effendi
Sofyan Effendi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menjalani kehidupan seperti air yang sedang mengalir\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pedagang Kaki Lima di Madinah

25 Mei 2012   01:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:50 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Homsa real..  Homsa real..  Teriakan pedagang dipinggiran jalan yang sedang menawarkan barang jualannya dengan harga lima real ini terdengar nyaring ketika Saya sedang melintas pada sebuah jalan di Madinah, Arab Saudi

Saya tersenyum mendengar ocehan pedagang itu karena terbayang dengan hal yang sama yang sering dilakukan oleh pedagang kaki lima dikota tempat Saya tinggal

"Sayang Anak.. Sayang Anak..  Bedanya hanya pada gaya dan bahasa yang dipergunakan"

Ternyata pedagang kaki lima tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi terdapat juga di Arab Saudi, Persamaan mereka ini adalah sama-sama memanfaatkan kesempatan sebelum dibubarkan oleh  Petugas yang melakukan razia

Ketika Saya sedang berada disini,  sesekali Saya berbelanja barang-barang kecil  untuk oleh-oleh buat keluarga di Indonesia

Terkadang untuk jenis barang dengan kualitas yang sama harganya jauh lebih murah dibandingkan jika kita membelinya ditoko (mungkin mereka lebih efisien, karena tidak harus membayar pajak, sewa toko, dan gaji karyawan)

1337908180166482386
1337908180166482386

Kemudahan lain yang Saya dapatkan disini adalah, Saya tidak harus pusing mencari tempat money changer untuk membeli real, karena para pedagang kaki lima ini mau saja menerima uang rupiah ketika kita membeli

133790827914084612
133790827914084612

Para pedagang kaki lima ini, kebanyakan bukanlah penduduk asli Arab Saudi (hanya beberapa saja yang penduduk asli), Umumnya mereka datang dari luar daerah, ciri khas mereka adalah berkulit hitam, berpostur tubuh tinggi

Untuk yang wanita, biasanya selalu memakai busana tertutup dengan warna yang hitam pula, yang dapat kita lihat dari fisik mereka hanya dari celah yang terbuka beberapa centimeter pada bagian sekitar mata dan sebagian tangannya saja, dan untuk pria, biasanya memakai ghamis (semacam baju koko tetapi ukurannya lebih panjang)

Sebaiknya berhati-hatilah sebelum membeli, jangan sampai kita terkesan kurang cerdas, karena barang yang mereka jual bukanlah barang produksi lokal Arab Saudi,  Jilbab, Ghamis, Sajadah, busana muslim, cenderamata, dll umumnya didatangkan dari China, Turki, India, dan Indonesia. Bisa jadi barang tersebut harganya jauh lebih murah jika kita membelinya di Tanah Abang

Homsa Real…  Homsa Real…  Selamat berbelanja, pergunakanlah uang rupiah Anda dengan bijak. Sofyan Effendi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun