Kemarin secara tak sengaja saya bertemu dengan seorang pembeli barang antik di Kota Makassar, yang menyatakan baru saja datang dari suatu kabupaten di wilayah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Selama dua hari berada di provinsi wilayah pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan tersebut, ia menyatakan menghubungi suatu alamat yang diinformasikan menyimpan sebuah pedang Samurai peninggalan masa pendudukan tentara Jepang. Namun, dia kecewa lantaran barang yang dimaksud sejak tahun lalu telah dibawa pergi oleh seseorang ke luar wilayah Sulbar.
[caption id="attachment_101261" align="aligncenter" width="640" caption="Gambar ular naga di pedang Samurai Jepang/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]
Dari dialog dengan pembeli barang antik tersebut, terungkap jika dia kini sedang mencari sejumlah pedang Samurai dengan spesifikasi tertentu. Samurai yang memiliki kode-kode rahasia. Dia memiliki selembar kertas catatan yang memuat kode-kode Samurai yang dicarinya. Namun dia sendiri tidak mempunyai petunjuk prakiraan di daerah mana keberadaan Samurai yang dicari tersebut.
[caption id="attachment_101263" align="aligncenter" width="504" caption="Samurai tanpa hulu bergambar naga ditemukan di perairan Pulau Bacan,1990/FT. Mahaji Noesa"][/caption]
‘’Samurai yang saya cari bisa berada di daerah mana saja di sekitar tempat-tempat yang pernah dijadikan markas tentara Jepang di Indonesia pada masa penjajahan dahulu. Samurai yang saya cari nilai jualnya sampai ratusan juta sebuah,’’ katanya.
Selain memiliki kode-kode yang dirahasiakannya, disebutkan ciri lain dari pedang Samurai yang dicari tersebut, tajam dapat digunakan memotong putus paku besi tanpa merusak mata Samurai.
Ketika saya menyodorkan kesangsian bahwa saat Jepang dilanda bencana seperti sekarang, tak ada yang mau peduli membeli barang antik seperti itu. Dia lantas berulangkali menyatakan, bersedia membeli tunai hingga puluhan juta rupiah setiap bilah Samurai yang memiliki kode-kode seperti dalam daftar yang dipegangnya.
Ini adalah untuk kali kedua saya bertemu dengan pedagang barang antik yang mencari pedang Samurai peninggalan masa pendudukan Jepang di Indonesia. Yang pertama, dengan seorang pria teman duduk seperjalanan di kapal ferry lintasan BajoE (Sulsel) – Kolaka (Sultra), sekitar lima tahun lalu. Namun yang satu ini, mencari pedang Samurai yang dapat dililit sebagai rim pengikat pinggang. Jenis Samurai yang dicarinya, juga disebut-sebut memiliki nomor-nomor tertentu yang tidak mau disebutkan.
[caption id="attachment_101264" align="aligncenter" width="488" caption="Gambar detai hulu dan ujung Samurai bergambar naga/Ft. Mahaji Noesa"]
Adakah pedang samurai yang lentur dapat dililit dipinggang seperti itu? Pertanyaan ini dijawab dengan meyakinkan. ''Ada, harganya bisa mencapai miliaran,'' katanya. Haaa....dimana dan siapa yang sanggup membeli dengan harga seperti itu, dia tidak merinci. ''Kalau ada barang, saya bisa datangkan langsung pembelinya,'' katanya. Kemudian menyebut, di bagian sarung (warangka) Samurai yang bisa dililit di pinggang tersebut terdapat sejenis batu yang secara otomatis mengasah mata Samurai menjadi tajam ketika dicabut dari tempatnya. Ciri Samurai jenis ini, pun disebut dapat memotong putus paku besi tanpa merusak mata Samurai tersebut.
Anda tahu, pembeli barang antik yang pertama dan yang kedua ini terlihat sama-sama amat terkejut ketika saya mengemukakan (sekalipun dilakukan dalam waktu dan tempat berbeda) memiliki sebuah pedang Samurai pendek peninggalan masa pendudukan Jepang yang salah satu sisinya bergambar ular Naga.
''Mana ada Samurai bergambar naga. Gambar naga itu bagian dari kebudayaan orang Cina bukan Jepang,'' komentar pembeli barang antik yang menjadi teman berbincang kemarin di Kota Makassar.