Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menyiasati Gairah Seks di Bulan Ramadhan

16 Agustus 2011   03:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:44 3608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bulan Ramadhan disambut umat muslim sebagai bulan penuh berkah. Amalan-amalan ibadah dilipatgandakan. Tapi godaan-godaan pengendalian hawa nafsu juga meningkat. Salah satunya, terjadinya peningkatan gairah seks di siang hari. Padahal salah satu larangan dalam bulan Ramadhan, Pasutri (Pasangan Suami Istri) tidak boleh melakukan hubungan badan di siang hari.

[caption id="attachment_125038" align="alignright" width="513" caption="Ilus.Google/nomorunikblogspot.com"][/caption]

Sejumlah Pasutri menyatakan merasakan, terjadinya peningkatan gairah seks pada siang hari di bulan Ramadhan di banding hari-hari biasa. Seperti diakui dalam perbincangan dengan sejumlah pria yang telah berumur di atas 40 tahun. Hal itu ditandai terutama dengan seringnya tegak memanas ‘barang’ mereka di kisaran antara pukul 9 pagi hingga 12 siang, dan antara pukul 2 hingga pukul 4 sore hari. Padahal siang-siang hari di luar Ramadhan hal serupa, katanya, biasanya hanya terjadi pada sekitar pagi hari.

‘’Saya menyadari gairah seks yang ditinggikan secara otomatis terutama pada kaum lelaki pada siang hari di bulan Ramadhan, merupakan salah satu bagian ujian kesabaran dari Tuhan terhadap kemampuan pengendalian nafsu anak manusia,’’ komentar seorang suami.

Ancaman sanksi berat diberikan bagi Pasutri Muslim yang melakukan persebadanan pada siang hari Ramadhan, yaitu menggantikan dengan berpuasa selama dua bulan berturut. Artinya, jika itu terjadi maka hilanglah kesempatan besar Pasutri bersangkutan untuk mendapatkan pahala berlimpah yang disediakan Allah Swt melalui amalan dan ibadah selama bulan Ramadhan.

Naiknya gairah seks di bulan Ramadhan dibandingkan dengan di luar Ramadhan, umumnya disadari, sebagai Nikmat dari Allah Swt yang tetap bisa dirasakan di malam harinya.

Mansyur. Salah seorang Suami yang kini telah berusia lebih 50 tahun menyatakan, gairah seks yang muncul di Bulan Ramadhan, sama seperti naiknya gairah libido yang dirasakan memiliki kekuatan tersendiri yang secara otomatis muncul pada setiap malam Senin, Kamis, dan Jumat di luar bulan Ramadhan.

Dia mengaku, melakukan ‘Jima’ atau persebadanan pada malam Senin, Kamis, dan Jumat dengan istrinya yang telah dinikahi selama lebih 30 tahun dan telah mendapatkan dua orang cucu, setelah sebelumnya mendapat penjelasan bahwa Nabi Muhammad Saw melakukan hal seperti itu di tiga malam tersebut, dengan harapan untuk mendapatkan keturunan yang nantinya menjadi anak-anak saleh dan saleha, serta mampu hafal serta mengerti kandungan isi kitab Al Qur’an.

‘’Tuhan memberikan kekuatan dan nikmat tersendiri melakukan hubungan badan pada malam Senin, Kamis, dan Jumat. Pada tiga malam tersebut ada kenikmatan luar biasa ketika melakukan hubungan seks dibandingkan di malam-malam lainnya. Jika saya melakukannya di malam-malam tersebut, kekuatan saya terasa masih seperti kekuatan dan gairah tiga puluh tahun lalu, padahal usia sudah lebih dari setengah abad tanpa menggunakan alat bantu atau mengonsumsi berupa obat kuat,’’ katanya.

Tingginya gairah seks pada siang hari, di bulan Ramadhan, tentu saja, sangat berkaitan dengan ujian keimanan dari Allah Swt, yang melarang Hamba-Nya melakuan hubungan suami-istri pada siang hari.

Di luar Ramadhan, naiknya gairah seks Pasutri di siang hari khususnya oleh sang suami justru penyalurannya dihalalkan untuk dilakukan sekalipun harus membatalkan puasa sunat yang akan dilakukan oleh sang isteri.

Dalam Hadits Riwayat Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah, dijelaskan, Rasul Saw bersabda: ‘’Tidak halal bagi seorang isteri berpuasa sunat sedang suaminya berada di rumah, kecuali seizin suaminya. Dan tidak boleh seorang isteri mempersilakan orang masuk rumah, kecuali seizin suaminya.’’

Dalam riwayat, Hadits yang sama, ada dinyatakan keberkahan bagi isteri yang melayani suami menikmati gairah seks di malam hari. ‘’Untuk seorang suami mengajak tidur bersama dengan isterinya, di atas tempat tidurnya, lalu isteri menolaknya, hingga semalaman suami marah, maka malaikat mengutuk isteri itu sampai pagi hari.’’ (HR. Bukhari-Muslim). Jadi, ya bersabarlah untuk tidak melakukannya di siang hari selama bulan Ramadhan, agar puasa yang dilaksanakan mendapat ridha Allah Swt sebagai orang beriman yang bertaqwa.

‘’Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa’’ (Qur’an, al- Baqarah 183)

Apalagi, menurut pengalaman Mansyur, Pasutri tetap dapat melakukan hubungan persebadanan di malam hari bulan Ramadhan. Dia mengaku biasa menyiasati melakukan antara selesai waktu Magrib hingga jelang waktu Isya. Atau setelah shalat malam pukul 2 dinihari hingga sebelum Imsak. Nikmatnya, memberikan kepuasan lebih dibandingkan dilakukan waktu yang sama di luar Ramadhan. Apalagi jika hal itu, jelasnya, dilakukan di malam Senin, Kamis, atau malam Jumat,’’ katanya. .

‘’Saya sudah buktikan selama berpuluh tahun melakukan hubungan seks dengan isteri pada malam Senin, Kamis, dan Jumat, selalu seperti ada kekuatan dan kenikmatan tersendiri dibandingkan ketika dilakukan di malam-malam lainnya. Tak hanya kita suami yang penuh gairah tapi juga isteri, sehingga permainan benar-benar nikmat,’’ tutur Mansyur, kakek dari dua orang cucu tersebut.

Sembari mengungkapkan, bahwa ada 15 titik gairah di tubuh seseorang wanita yang apabila diraba-raba, dielus, dibelai, dipijat-pijat, diciumi atau didekap beberapa saat sebelum melakukan ‘permainan’, akan membuat wanita menyuguhkan permainan dan kepuasan yang lebih dahsyat.

Titik gairah wanita yang disebutkan, diketahui dari terjemahan sebuah kitab lama asal Timur Tengah. Titik gairah wanita berada di sekitar telapak kaki kanan pada saat penanggalan arab dalam hitungan 1. Sedangkan tanggal 2, titik gairah di betis kanan. Tanggal 3 di bagianlutut kanan. Tanggal 4 di sekitar daun telinga dan pusar. Tanggal 5 di sekitar kelamin. Tanggal 6 titik gairah ada di sekitar kedua ketiak. Tanggal 7 wilayah di sekitar dada. Tanggal 8 di kedua payudara. Tanggal 9 di bagian bibir mulut. Tanggal 10 di sekitar leher. Tanggal 11 di sekitar mata. Tanggal 12 di bagian sekitar alis. Tanggal 13 di kening. Tanggal 14 di ubun-ubun,. Tanggal 15 titik gairah wanita berada di sekujur tubuhnya.

Untuk titik gairah tanggal selanjutnya kembali ke titik tanggal satu dan seterusnya (Titik gairah tanggal 1 (penanggalan Arab) = titik gairah tanggal 16, 2=17, 3=18, 4=19, 5=20, 6=21, 7=22, 8=23, 9=24, 10=25, 11=26, 12=27, 13=28, 14=29, 15=30).

Mansyur mengingatkan, agar titik gairah itu pun dihindari, tidak disentuh-sentuh apalagi terutak-atik di siang hari puasa, karena pengalaman telah membuktikan dahsyatnya rangsangan sentuhan lelaki terhadap wanita di titik-titik gairah tersebut.

Telkomsel Ramadhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun