Penjual obat ‘Kaki Lima’ (K-5) menggunakan sulap serta berbagai asesori yang memancing massa untuk berkerumun di bawah tenda atau tempatnya berjualan ternyata masih eksis hingga saat ini. Tak hanya di wilayah pedesaan, tapi juga tampak mereka masih beroperasi di wilayah perkotaan yang telah tersedia banyak apotek serta toko obat.
Tetesan obat/Ft:pkmsungaiayak.wordpress.com
Di Kota ‘metropolitan’ Makassar, misalnya. Penjual obat K-5 ini tak hanya dapat dijumpai di emperan pasar-pasar yang ada di pinggiran kota, tapi seringkali mereka juga hadir di tempat-tempat lapang di sekitar pasar umum yang ada di tengah kota. Seperti di Pasar Terong, Pasar Kalimbu dan Pasar Pabaengbaeng. Bahkan sesekali tampak terlihat membuka lapak atau memasang tenda di tempat-tempat keramaian, seperti di dekat Kantor Pos Besar Makassar saat para pensiunan ramai menerima gaji pensiunan di setiap awal bulan. Termasuk sering terlihat pada sore hari di sekitar Pantai Losari, Makassar.
Saya tidak tahu persis, apakah para penjual obat K-5 di Kota Makassar tersebut dalam menawarkan dagangannya, selain mengandalkan kemampuan bercerita juga masih memanfaatkan permainan sulap atau model permainan lainnya untuk menarik perhatian khalayak seperti penjual obat K-5 yang ramai di masa Orde Baru dulu. Yang pasti, dari sejumlah perjalanan saya bulan lalu ke sejumlah kabupaten/kota di timur dan selatan Provinsi Sulawesi Selatan, masih menjumpai kehadiran penjual obat K-5 menawarkan dagangannya dengan selingan permainan sulap di sejumlah pasar desa dan pasar kecamatan.
Menariknya, para penjual obat K-5 tersebut masih seperti dulu, dengan kemampuan bicara diselingi permainan sulap mampu menyedot kerumunan orang dan meraih banyak pembeli. Sekalipun sesungguhnya jenis obat-obat yang ditawarkan hanya berupa vitamin-vitamin yang banyak dijual secara bebas di toko-toko obat dan apotek dengan harga yang lebih murah.
Selain itu, banyak juga penjual obat K-5 yang diminati masyarakat karena menawarkan obat-obat tradisional yang disebut-sebut sebagai warisan dari para leluhur. Tidak begitu jelas, pihak mana yang kini bertanggung jawab terhadap pemberian ijin terhadap penjual obat K-5 seperti itu. Yang pasti, dalam era yang disebut-sebut para elit masyarakat Indonesia saat ini sudah pintar-pintar, ternyata masih cukup banyak yang tertarik membeli obat di pedagang K-5 setelah disuguhi permainan-permainan sulap yang sesungguhnya tidak ada hubungannya dengan khasiat obat yang dijajakan tersebut.
Di salah satu pasar desa di sebuah kabupaten di wilayah selatan Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu, saya sempat bergabung dengan kerumunan massa yang mendengarkan orasi salah satu penjual obat K-5. Dia menawarkan dagangan berupa obat luar minyak urut yang dinyatakan berkhasiat untuk meredakan rasa pegal dan ngilu pada tulang-tulang tubuh, termasuk disebut ampuh untuk menghilangkan rasa sakit dari gigitan segala jenis serangga, keseleo atau salah urat.
Sebelum menawarkan dagangan minyak urut seharga Rp 10.000 per botol ukuran mini, si pedagang sempat mendemokan salah satu manfaat lain dari minyak urut yang juga dijuluki dengan nama ‘Minyak Malaikat.’ Seorang pria yang mengaku punggung belakangnya selama ini sering terasa kesemutan, kemudian diolesi dengan minyak tersebut. Setelah minyak dioles, sang penjual lalu meneguk air putih lalu menyeburkan ke bagian punggung lelaki yang telah diolesi minyak. Beberapa saat kemudian, dari punggung lelaki itu tampak keluar semacam lelehan-lelehan darah berwarna merah.
Kerumunan warga tampak tertegun menyaksikan kejadian tersebut, apalagi si penjual dengan lantang melalui mikroponnya menyatakan kesemutan yang dialami si lelaki selama ini bukan sakit biasa tapi sakit buatan ‘kiriman’ orang yang iri kepadanya. Orang-orang lalu tampak ramai membeli minyak urut yang ditawarkan tersebut. Sekalipun sesungguhnya, apa yang baru disaksikan hanyalah trik permainan dari penjual yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan khasiat dari minyak urut yang dijual.
Saya sudah lama mengetahui trik permainan tersebut dari penjelasan seorang rekan di Kota Makassar yang pernah ikut dalam kegiatan sebagai penjual obat K-5. ‘’Minyak urut yang dijual benar berkhasiat untuk mengurangi rasa pegal dan linu tulang, termasuk untuk meredakan sakit dari gigitan-gigitan serangga yang berbisa sekalipun. Namun, sama sekali tidak hubungan minyak urut atau obat luar itu untuk penyembuhan penyakit-penyakit magis,’’ katanya.
Dia bahkan mengungkap rahasia permainan sulap mengeluarkan semacam darah dari bagian tubuh yang diolesi minyak. Yaitu dengan cara mencampur minyak – berupa minyak kelapa atau sejenisnya dengan bubuk bahan pewarna kesumba atau wantex yang berwarna merah darah. Jika bahan pewarna tersebut dicampur minyak akan menyatu dengan mengumpal-gumpal. Campuran minyak dengan bahan pewarna seperti itu apabila dioleskan ke kulit tubuh akan menempel. Apabila olesan itu disemburkan air, maka gumpalan-gumpalan bahan pewarna akan mencair, meleleh bagai darah keluar dari kulit tubuh.
Makanya, jelasnya, sekalipun terlihat seolah banyak darah yang mengalir keluar dari kulit tubuh, orang yang bersangkutan tidak merasakan sakit sedikitpunpun. ‘’Ini hanya salah satu trik untuk menjual minyak urut agar banyak yang tertarik untuk membelinya,’’ katanya.
Ketika saya ikut menyaksikan permainan sulap sebagai penarik perhatian yang dipertunjukkan seorang penjual obat K-5 di sebuah pasar desa di wilayah Kabupaten Wajo, si penjual mampu mengeluarkan asap dari kepalan telapak tangan yang digerak-gerakkan. Permainan Sulap yangdisuguhkan penjual obat tersebut tak ada hubungannya dengan khasiat obat yang dijual berupa vitamin penambah daya kekuatan tubuh. Namun begitu, penjualan laris. Tampak banyak sekali warga yang membeli jenis vitamin yang dijual si penjual obat K-5.
Menurut rekan, mantan penjual obat K-5 di Makassar, permainan untuk mengeluarkan asap dari tangan mudah dilakukan. Bahannya, berupa 3 sampai 4 buah kotak korek api kayu. Keluarkan kertas tempat gesekan kayu korek api dari kotak korek api, kemudian bakar di dalam sebuah gelas atau toplesZat atau uap hasil bakaran yang melekat di dinding gelas atau toples tersebut, itulah yang kemudian dioles langsung menggunakan telapak tangan. Telapak tangan yang telah terolesi uap tersebut apabila digerak-gerakkan akan mengeluarkan asap. Makin banyak uap yang melekat di telapak tangan akan menghasilkan asap yang lebih banyak jika digesek-gesekkan. ‘’Hanya akal-akalan permainan sulap,’’ katanya.
Si rekan ini juga mengetahui rahasia permainan yang dipertujukkan seorang penjual obat tradisional K-5 yang saya saksikan di sebuah pasar desa di Kabupaten Enrekang. Si penjual obat tersebut menawarkan ‘Obat Kuat Lelaki.’Obat yang dijual satu paket dalam bentuk tablet dan minyak. Harganya, Rp 15.000 per paket. Banyak yang membeli, apalagi terpesona dengan permainan yang sebelumnya disuguhkan berkait dengan adanya daya bangkit Mr.P. Sebuah plastik pembungkus berukuran lebar sekitar 10 cmsepanjang sekitar 4 meter, setelah diolesi minyak yang dijual secara perlahan lalu menggembung dan mengeras.
Kejadian yang sejenak mengherankan itu dikaitkan dengan khasiat ‘Obat Kuat Lelaki’ yang dijual. Permainan yang disuguhkan tersebut, bersamaan dengan penjelasan cara pakai obat kuat yang dijual. Obat dalam bentuk tablet, jelas si penjual, dimakan tiga kali sehari, sebutir pagi, sebutir siang dan sebutir malam. Pada saat menjelaskan, si penjual obat memperagakan dengan memasukkan sesendok kopi di salah satu mulut plastik yang masih mengempes. Salah satu ujung plastik telah diikat.
‘’Obat ini bisa diminum dengan teh atau kopi,’’ kata si penjual bercerocos menjelaskan. Tapi juga, tambahnya, dapat diminum menggunakan air putih, sambil kembali memasukkan beberapa sendok air putih ke dalam plastik yang barusan dimasukkan sesendok kopi bubuk. Setelah itu, si penjual menerangkan, beberapa saat setelah minum obat Mr.P diolesi sedikit minyak yang dijualnya tersebut jika ingin ML. Khasiatnya, katanya, akan dirasakan sendiri. Kemudian memperagakan contoh cara mengoles minyak dengan menuangkan sedikit minyak di atas plastik yang barusan dimasukkan kopi dan beberapa sendok air putih. Hanya dalam beberapa saat, terlihat plastik yang panjangnya sektar 4 meter dalam kondisi mengempes tersebut kemudian menggembung dan mengeras.
Huuuuu….. begitu terdengar suara koor dari banyak orang yang mengikuti penjelasan dan menyaksikan kejadian plastik yang kemudian menggembung dan mengeras tersebut.
Ini juga, menurut rekan di Kota Makassar, hanya sebuah trik permainan sulap yang tak ada hubungannya dengan obat kuat yang dijual oleh pedagang K-5 tersebut. Trik itu hanya untuk memancing minat banyak orang membeli obat yang ditawarkan.
Satu sendok kopi yang terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plastik, jelasnya, sudah dicampur dengan bubuk karbit. Menggunakan bubuk kopi agar bubuk karbit yang warna putih tersamar sebagai kopi. ‘’Dengan memasukkan air beberapa sendok ke plastik, lalu diaduk dengan bubuk kopi yang sesungguhnya lebih banyak kandungan karbitnya, maka akan menimbulkan gas yang menyebabkan kantong plastik menggembung, mengeras dan bahkan jika kurang perhitungan bisa meleduk,’’ jelasnya.
Ooww..lalaaaaa….ini masih merupakan bagian dari rona kehidupan di negeriku saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H