Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kejahatan Menanam Paku ke Betis Bocah Safirah

2 November 2011   12:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:08 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dua bulan terakhir terdapat dua peristiwa medis yang mengundang perhatian masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan, justru dalam penanganannya kemudian ditemukan sejumlah tanda tanya. [caption id="attachment_139747" align="alignright" width="289" caption="ilustrasi: google/celebrateyourlife.wordpress.com"][/caption]

Peristiwa pertama, ketika Hartina (26), pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar mengaku pada 16 September 2011 melahirkan puluhan batu permata setelah menjalani masa kehamilan selama 7 bulan.

Namun pengakuan dari isteri seorang anggota kepolisian tersebut diragukan, lantaran proses kelahirannya tak ada yang melihat. Hasil pemeriksaan medis yang telah dilakukan pun tak mendukung terjadinya persalinan melahirkan puluhan batu permata.

Saat peristiwa Takalar mulai terlupakan, di penghujung Oktober 2011, lalu berhembus kabar Safirah, seorang anak perempuan berusia 3 tahun, di Kota Parepare, di kedua betisnya bersarang puluhan potongan besi berbentuk paku.

Pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Andi Makkasau Kota Parepare, telah melakukan operasi, dan mengeluarkan sebanyak 19 potongan besi panjang bervariasi 3 hingga 7 cm dari betis kiri. Sebanyak 18 potong berbentuk paku karena ujung-ujung dari potongan besi itu bentuknya runcing, dan sebuah dalam bentuk potongan besi aluminium.

Sedangkan dari betis kanan dikeluarkan 6 potongan besi berbentuk paku, satu diantaranya berupa patahan jarum suntik. Sesuai hasil rontgen masih terdapat sebuah potongan logam yang mengendap di bagian kiri perut Safirah yang belum diangkat. Akan dilakukan operasi susulan.

Kesimpulan para dokter yang menangani di RSU Andi Makassau Parepare, potongan-potongan besi yang bersarang di kedua betis Safirah bukan barang tumbuh tapi merupakan benda-benda yang dimasukkan dari luar tubuh.

Potongan-potongan besi tersebut diperkirakan sudah bersarang di betis Safirah sekitar 6 bulan, sudah karatan. Kecuali potongan aluminium dan potongan jarum suntik, ada kesan belum lama dimasukkan dilihat dari masih adanya bekas di kulit betis.

Pemasukan potongan-potongan besi itu umumnya dilakukan tegak, kecuali 3 potongan dalam posisi melintang (horizontal). Dimasukkan ke daging betis, tidak menyentuh urat dan tulang. Safirah yang masih dalam perawatan pascaoperasi di RSU Andi Makkasau Parepare, dikabarkan kini dalam kondisi sehat.

Apa alasan, bagaimana cara, dan siapa yang begitu sadis memasukkan potongan-potongan besi ke betis Safirah, adalah pertanyaan-pertanyaan yang perlu dicari jawabannya yang benar. Apapun alasannya ini perbuatan tak manusiawi terhadap anak-anak, sebuah tindak kejahatan

Menurut pengakuan Syarifah (24), ibunda Safirah, selama ini ia selalu bersama anaknya, tidak pernah ada gangguan maupun keluhan kesakitan dari betis yang menjadi tempat bersarangnya puluhan potongan besi.

Namun begitu, Syarifah mengaku sejak tahun 2010 bercerai dengan Ibrahim, ayah Safirah. Dan, di bulan April 2011 ada sebuah potongan besi mencuat dan dikeluarkan dari betis Safirah. Sebelum ditangani di RSU Andi Makkasau, diakui sudah ada 4 potongan besi yang dikeluarkan dari betis anaknya. Kejadian itu tidak pernah diperiksakan ke rumah sakit dengan alasan keterbatasan ekonomi.

Kasus ditemukan potongan-potongan besi di betis Safirah sama halnya ketika mencuat kasus banyak kawat yang dinyatakan sudah tumbuh sekitar 17 tahun di perut Noorsaidah, guru ngaji di Kalimantan Timur beberapa tahun lalu, masih juga banyak warga yang mengaitkan sebagai santet (guna-guna) yang sifatnya untuk menyakiti seseorang. Tapi dalam kasus bocah Safirah, apa salahmu Nak?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun