Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Daftar Sekarang, 12 Tahun Kemudian Baru Dapat Berhaji

30 September 2011   07:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:28 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jemaah calon haji Musim Haji tahun 2011 yang tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) I asal Provinsi Sulawesi Selatan mulai besok, Sabtu (1 Oktober 2011), akan masuk Asrama Haji Sudiang untuk embarkasi Bandara internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. Rencananya, Kloter I ini akan diberangkatkan Ahad, 2 Oktober 2011.

[caption id="attachment_133146" align="alignright" width="500" caption="Ka'bah/Ft:adiexiao.blogspot.com/google"][/caption]

Dalam Musim Haji tahun 2011 tercatat sebanyak 7.602 orang jemaah calon haji asal Sulawesi Selatan. Di antaranya terdapat 1.252 orang jemaah calon haji pendaftaran Kota Makassar.

Secara keseluruhan dalam tahun 2011 terdapat 14.637 jamaah yang telah mendaftarkan diri sebagai calon jemaah haji dari wilayah Kota Makassar. Sedangkan jatah atau kuota yang diberikan untuk Kota Makassar hanya 1.200 jemaah calon haji setiap tahunnya.

Benar sekali hitungan yang diungkapkan Walikota Makassar, H.Ilham Arief Sirajuddin ketika melepas secara resmi jamaah calon haji untuk Musim Haji 2011 asal Kota Makassar (Kamis, 29 September 2011). Jika setiap tahun hanya sebegitu yang diberangkatkan, keseluruhan jemaah calon haji yang sudah mendaftar di Kota Makassar sekarang, berarti akan diperlukan waktu selama 12 tahun untuk dapat diberangkatkan berhaji.

‘’Padahal, setiap tahun juga selalu terjadi penambahan jumlah jemaah calon haji di kota ini. Perlu segera dicari solusi terhadap masalah ini,’’ kata Walikota Ilham Arief Sirajuddin yang kini juga sedang gencar dipromosikan dan mempromosikan diri maju dalam pelaksanaan Pemilihan Calon Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan periode 2013 – 2018 mendatang.

Antrean panjang ‘Daftar Tunggu’ jemaah calon haji di daerah ini, juga sempat disinggung dalam khotbah Jumat (30/09/2011) yang disampaikan oleh Khatib al-Mukarram Drs.Syekh Abdul Malik Assiraj di Masjid Raya, Kota Makassar. ‘’Jamaah calon haji yang telah mendaftar saat ini di Makassar, harus dapat bersabar menunggu bertahun-tahun karena kuota yang terbatas,’’ katanya.

Namun demikian, menurut imam Masjid Raya Kota Makassar ini, amalan haji tetap dapat diperoleh oleh seseorang sekalipun ia sendiri belum sempat datang berhaji ke Mekah. ‘’Terbangun tengah malam karena gelisah memikirkan sanak saudara yang bermasalah, semisal belum punya penghasilan dan sebagainya. Lalu melakukan shalat tahajud mendoakan mereka kepada Allah Swt agar terlepas dari masalah yang dihadapi, amalannya sama dengan berhaji atau melakukan umroh,’’ katanya.

Gerakan ibadah-ibadah dalam ajaran Islam, urai Syekh Abdul Malik Assiraj, umumnya berupa simbol-simbol yang membutuhkan penghayatan untuk diterapkan dalam kehidupan keseharian yang Islami. ‘’Dalam shalat misalnya, kita menutupnya dengan memberikan salam ke kanan dan ke kiri, meminta keselamatan dan kesejahteraan kepada semua orang. Maka akan sangat berlawanan jika kita shalat, lalu dalam kehidupan menebar teror bom hingga membinasakan nyawa manusia,’’ katanya.

Dalam melaksanakan ibadah haji di Mekah, terdapat tiga simbol menonjol. Pertama, mengingatkan setiap jamaah akan adanya hari kematian, dimana ibadah dimulai dengan mengenakan pakaian ihram dan berziarah ke makam-makam para Nabi. Kedua, berkaitan dengan hubungan manusia dengan Tuhannya (Hablunminallah), dan (ketiga) hubungan manusia dengan manusia (hablunminannas).

Dalam khotbah Jumat ini dikemukakan suatu cerita tentang seseorang yang batal berhaji. Al-kisah,ketika masuk Musim Haji ada seorang lelaki di daratan Timur Tengah yang akan melakukan perjalanan darat menuju Mekah. Untuk perjalanan yang cukup jauh dia menyediakan perbekalan termasuk uang yang cukup dipakai selama perjalanan pergi-pulang berhaji.

Namun, ceritanya, saat belum jauh melangkah meninggalkan kampungnya, di perjalanan dia menjumpai seseorang yang dikenali sebagai warga sekampungnya. Orang itu sedang membersihkan seekor bangkai ayam yang dikais dari sebuah tempat pembuangan sampah. Ketika ditanya, dia menjawab akan memberi makan anaknya yang kini dalam keadaan kelaparan.

Spontan si jemaah calon haji tersebut meminta agar menghentikan rencana untuk memberi makan bangkai kepada anaknya, dengan memberi uang yang cukup untuk membeli bahan makanan.

Singkat cerita, dalam lanjutan perjalanannnya, si jemaah calon haji tersebut menemukan lagi sejumlah hal serupa, sehingga bekal dan uang yang disiapkan untuk perjalanan haji habis dan ia memutuskan membatalkan perjalanan hajinya kembali ke kampung halamannya.

Selepas Musim Haji timbul beraneka ragam cerita tentang si jemaah calon haji yang membatalkan niatnya berhaji tersebut. Banyak orang bercerita dengan berbagai versi tapi semua meyakinkan, bahwa dia bertemu dan bahkan ada yang mengatakan bersama-sama melaksanakan tahapan ibadah haji di Mekah dengan si jamaah calon jemaah haji yang tak meneruskan perjalanan hajinya karena biaya habis dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan yang dijumpai dalam perjalanannya.

Allahu Akbar ! ‘’Untuk melaksanakan ibadah haji dan mencapai haji mabrur jemaah calon haji dituntut untuk bersabar dengan kesabaran yang tinggi,’’ kata Syekh Abdul Malik Assiraj.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun