Sejak beberapa hari belakangan ini beredar banyak lembaran brosur yang isinya mengajak orang ‘Meraih Rezeki dengan Bersedekah secara Ikhlas dan Berperilaku Jujur’ di Kota Makassar. Brosur yang bermodus ala penipuan ‘Arisan Berantai’ yang pernah menggegerkan di Indonesia beberapa puluh tahun lalu, justru tak jelas diterbitklan oleh siapa. No name! Pusat Kota Makassar dengan Monumen Mandala dilihat dari ketinggian/Ft:Mahaji Noesa
Brosur yang terdiri atas 10 halaman quarto tersebut, diakui oleh sejumlah warga sejak beberapa hari banyak ditemukan beredar di tempat-tempat umum, seperti di sejumlah warung kopi, sekitar mall, di masjid-masjid dan juga ada yang sengaja disebarkan kepada penumpang-penumpang angkutan umum di Kota Makassar.
Salah satu model brosur semacam itu fotocopynya ditumpuk di sejumlah pintu masuk untuk diambil secara gratis oleh jamaah Shalat Jumat, 18 Pebruari 2011 di Masjid Raya Kota Makassar. Menariknya, karena di lembar awal brosur dicantumkan nama Ust.Yusuf Mansur. Kemudian bertuliskan ‘’an introduction to The Miracle of Giving’’ – Keajaiban Sedekah, Kajaiban apa yang anda butuhkan? Buku ini jawabannya untuk Anda! Dibawah kalimat yang menarik tersebut lalu ditulis kalimat ‘Gratis. Silakan Ambil 1 Bundel (Ikutilah salah satu Program sedekah ini atau ketiga-tiganya)’.
Dalam brosur ini, setelah mengurai sejumlah ayat Al-Quran serta Hadist berkaitan dengan manfaat sedekah, setiap orang yang menerima brosur disarankan untuk memiliki rekening sekaligus ATM di Bank Sentral Asia (BCA), Bank Mandiri atau Bank BNI 46 yang memiliki fasilitas online.
Bagi yang ingin mengikuti program dianjurkan untuk menyediakan uang sebanyak Rp 80.000. Uang tersebut kemudian ditransfer masing-masing sebanyak Rp 20.000 kepada nomor rekening empat orang yang tertera di ‘Kolom Investor Baru’ yang tertera di salah satu lembar brosur.
Setelah mentransfer duit tersebut, yang bersangkutan diminta untuk mengisi nama dan nomor rekeningnya di kolom ‘Peserta I : Pra Sejahtera’. Masuknya nama dan nomor rekening baru tersebut akan mengubah susunan posisi dalam kolom 4 orang yang telah dikirimi masing-masing uang sebanyak Rp 20.000.
Jelasnya, terjadi perubahan di ‘Kolom Investor Baru’ daftar yang harus ditransfer uang bagi penerima fotocopy brosur yang baru. ‘Peserta IV : Sangat Sejahtera’ digantikan kedudukannya oleh ‘Peserta III : Sejahtera’. Sedangkan kedudukan ‘Peserta III : Sejahtera’ digantikan oleh ‘Peserta II: Cukup Sejahtera’. Posisi kolom ‘Peserta II : Cukup Sejahtera’ digantikan oleh ‘Peserta I : Pra Sejahtera’. Kolom ‘Peserta I: Pra Sejahtera’ yang kosong, itulah yang kemudian diisi dengan nama dan nomor rekening orang yang baru untuk menyebarkan brosur bertopik ‘Sedekah untuk Jadi Kaya.’
Menurut penjelasan tertulis dalam brosur yang tak punya cap maupun alamat siapa sesungguhnya yang menerbitkannya, hanya dengan modal Rp 80.000 yang dikirim ke rekening empat orang yang tertera dalam brosur, dalam waktu sekitar 4 bulan rekening pengirim akan terisi uang ratusan bahkan hingga miliaran rupiah.
Hitung-hitungannya, sebagaimana yang diuraikan dalam brosur, setiap orang yang telah mengisi brosur tersebut dengan memasukkan nama dan nomor rekeningnya di kolom ‘Peserta I : Pra sejahtera’ dianjurkan untuk meng-copy brosur itu sampai sebanyak 300 copy, kemudian disebarkan ke tempat-tempat umum, seperti lokasi ATM, mall, shoping centre, café, kampus, masjid, gereja, rumah sakit, puskesmas, angkutan umum, perumahan, tempat wisata atau di kantor-kantor.
Setelah mengedarkan brosur sebanyak itu, diharapkan pesertanya untuk segera banyak melakukan shalat lima waktu, shalat sunat tahajjud, shalat sunnat witir, shalat dhuha, puasa Senin- Kamis, dan banyak membaca Al –Quran khususnya surat Al Waqi’ah setiap malam, sambil menanti rekeningnya akan terisi uang yang ditransfer orang lain melalui lembaran brosur yang telah disebarkan.
Dalam brosur itu telah diasumsikan nilai uang menggiurkan yang akan diterima dalam waktu 4 bulan setelah brosur disebarkan. Anda mau tahu hitungannya, diuraikan begini:
Bulan ke I : 25 peserta baru, anda berada di posisi 1 (25 x Rp 20.000) = Rp 500.000.
Bulan ke II : 25 peserta di atas mendapat @ 25 peserta baru. Anda berada pada posisi II (25 x 25 x Rp 20.000 = Rp 12.500.000.
Bulan ke III : Setiap 25 peserta baru mendapatkan @ 25 peserta baru berikutnya. Anda berada pada posisi III (25 x 25 x 25 x Rp 20.000 = Rp 312.500.000.
Bulan ke IV : Proses yang sama berlangsung terus menerus sehingga Anda berada pada posisi IV (25 x 25 x 25 x 25 x Rp 20.000) = Rp 7.812.500.000. Atau secara total uang yang bisa diperoleh oleh penyebar 300 lembar copy brosur bertajuk ‘Sedekah untuk Jadi kaya’ ini sebanyak Rp 8.138.000.000 (Delapan Miliar Seratus Tiga Puluh Delapan Juta Rupiah).
Suatu jumlah yang sangat menggiurkan. Dengan modal, sedikitnya Rp 700.000, bukan hanya Rp 80.000. Lantaran selain Rp 80.000 yang akan ditransfer masing-masing Rp 20,000 ke rekening 4 orang, setiap peserta program ini harus meng-copy 300 bundel brosur yang akan dibagikan @ Rp 2.000 (10 lembar/bundel) = Rp 600.000.
Tapi penghasilan tersebut adalah hitungan dalam brosur. Menurut banyak kalangan, program ini tak lebih dari modifikasi model penipuan ‘Arisan Berantai’ yang pernah menghebohkan Indonesia beberapa puluh tahun lalu. ‘’Nilai seperti itu tidak mungkin akan didapat oleh seluruh peserta,’’ kata salah seorang jamaah Masjid Raya Kota Makassar setelah menyimak petunjuk dan anjuran di brosur tersebut.
Alasannya, wilayah Indonesia ada batas luasannya. Ada batasan jumlah penduduknya. Kalau kita perkecil skalanya, agar mudah dipahami. Misalnya, program ‘Sadakah untuk menjadi Kaya’ ini dilakukan dalam areal berpenduduk 100.000 jiwa saja. Jika semua penduduk wajib ikut, maka hanya sekitar 400 orang yang bisa dialiri dana dengan kelipatan Rp 20.000 tersebut. Selebihnya tidak mungkin akan memperolehnya sesenpun. ‘’Uang modal untuk ikut program ini sedikitnya Rp 700.000 hanya akan habis sia-sia. Ini penipuan gaya baru mengatasnamakan ajaran agama yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah untuk segera dihentikan, sebelum memakan korban yang luas,’’ katanya.
Seorang penerima brosur lainnya, setelah mengkaji, menyimpulkan program ini hanya akan mempertinggi lalu-lintas transfer uang di bank dari orang yang tertipu, termasuk akan menambah omzet untuk usaha fotokopi. ‘’Seterusnya, kita akan tunggu jeritan dari banyak orang yang mengharap kaya tanpa melakukan usaha dalam hitungan yang rasional, jika program ini tidak segera dihentikan,’’ katanya. Ooww..lalaaaa….
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H