Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Makassar Artikel Utama

Inilah Penampakan Seni Instalasi "Leang-leang Spirit" di Fort Rotterdam

24 November 2021   23:41 Diperbarui: 27 November 2021   03:30 990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Home karya Ahmad Anzul/Ft: Mahaji Noesa

Dibuatlah sosok boneka mengenakan kostum alami bermain berayun di pepohonan, dan membentuk instalasi berupa sebuah bangunan hunian modern beton bertingkat juga berpenghuni sosok boneka modern.

Karya Seni Instalasi dibuat Kika dan kawan-kawan, seperti judulnya 'Memory', seolah ingin membangun kesadaran betapa kehidupan peradaban manusia yang sudah begitu maju saat ini. 

Perjalanan panjang generasi ke generasi sambung menyambung membuat alur kehidupan terus berjalan mengikuti tuntutan perkembangan masanya.

''Fokus terkuat karya instalasi Memory ini, membayangkan kehidupan anak-anak dengan keceriannya bermain di lingkungan bukit-bukit karst yang alami ribuan tahun lalu, " katanya.

Jalan Menuju Kepunahan karya Budi Haryawan dan Transformasi karya Haroen/Ft: Mahaji Noesa
Jalan Menuju Kepunahan karya Budi Haryawan dan Transformasi karya Haroen/Ft: Mahaji Noesa

Latar pelaksanaan Pameran Seni Instalasi 2021 di Benteng Fort Rotterdam Makasasar yang disponsori Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi menekankan penghayatan dari Spirit Leang-leang. 

Kawasan gua-gua perasejarah di kabupaten Maros yang ditengarai telah menjadi kawasan pemukiman koloni manusia sejak sekitar 8.000 tahun lalu.

Penemuan kerangka manusia di Leang (gua) Jarie karst Simbang Maros menguatkan adanya kehidupan prasejarah. Sample Molusca menunjukkan usia temuan tulang 7.950 tahun. 

Bahkan jauh sebelumnya para ilmuwan peneliti telah menemukan lukisan babi rusa, panah, dan lukisan telapak-telapak tangan manusia di dinding gua-gua Taman Prasejarah Leang-leang yang berusia lebih dari 45.000 tahun. Hitungan dilakukan menggunakan teknik hitung penanggalan isotop uranium menghitung usia deposit.

Lepas dari itu semua, seniman foto Goenawan Monoharto justeru menangkap pesan gambar-gambar telapak tangan di dinding gua-gua karst Maros sarat makna.

Temuan gambar telapak tangan merah yang ada di Leang Tedongnge  Maros awalnya dimaknai sebagai simbol penolak bala. Bagi Gun, panggilan akrab Gunawan Monoharto yang sejak tahun 80-an aktif dalam profesi potret memotret di kota Makassar, memaknai lukisan-lukisan telapak tangan di kawasan gua-gua karts Leang-leang sebagai simbol semangat hidup dalam koloni manusia sejak dulu berkobar untuk mempertahankan sekaligus selalu bercita membangun kehidupan peradaban yang lebih maju jauh ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun