[caption id="attachment_359830" align="aligncenter" width="560" caption="Tenda Sydney di tengah Taman Walikota Kendari/Ft: Mahaji Noesa"][/caption]
Sejatinya kota Kendari adalah water front city karena tumbuh mengelilingi Teluk Kendari. Dari 10 kecamatan di ibukota provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) ini, 6 kecamatannya berbatasan langsung dengan teluk yang membentang timur – barat sepanjang kl 10 km dengan lebar bentangan antara 400 hingga 1.100 meter. Bahkan dua kecamatan juga berbatasan langsung dengan Laut Banda. Namun Pemkot Kendari sejak 2012 mencanangkan visi – misi KendariKota dalam Taman.
Awalnya kota Kendari hanya terbagi atas 3 kecamatan besar, yaitu kecamatan Kendari, kecamatan Mandonga, dan kecamatan Poasia. Kecamatan Kendari kemudian mekar dengan kehadiran kecamatan Kendari Barat. Kecamatan Mandonga mekar dengan kecamatan Wuawua, Baruga, Puuwatu dan Kadia. Sedangkan kecamatan Poasia dimekarkan dengan lahirnya kecamatan Abeli dan kecamatan Kambu.
Sekalipun wilayah kota Kendari luasnya lebih 300 km persegi dua kali lebih besar dari kota Makassar, namun dua barisan bukit yang mengapit Teluk Kendari yaitu bukit Nipanipa di arah utara dan bukit Nangananga di arah selatan menyebabkan kota Kendari kini seolah tumbuh terjepit di lahan dataran terbatas pesisir teluk yang juga merupakan kaki kedua barisan perbukitan tersebut.
Pusat-pusat kegiatan dan fasilitas layanan umum, perkantoran, dan pemukiman umumnya dibangun di ruang antara 0 hingga 5 km dari garis pantai Teluk Kendari. Lahan perkotaan ini pun sebagian besar merupakan hasil pelebaran dengan menggali bukit serta menimbun pesisir teluk. Permukaan Teluk Kendari yang luas sebelumnya mencapai 18 km persegi kini sisa kl 10 km persegi lantaran diurug untuk kepentingan perluasan wilayah perkotaan.
[caption id="attachment_359832" align="aligncenter" width="480" caption="Santai menyusuri Taman Walikota Kendari/Ft:Mahaji Noesa"]
[caption id="attachment_359834" align="aligncenter" width="480" caption="Taman Walikota jadi obyek rekreasi warga kota Kendari/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption id="attachment_359838" align="aligncenter" width="480" caption="Berbagai aktivitas di bawah Tenda Sydney/Ft: Mahaji Noesa"]
Tanpa ada gerakan-gerakan khusus sebenarnya kota Kendari secara alamiah telah tumbuh sebagai green city. Jarang sekali kota berptotype seperti kota Kendari, dipagari barisan bukit nan hijau. Bukit Nipanipa berketinggian 20 – 500 mdpl merupakan dinding seluas 2.685 hektar di utara kota Kendari, keseluruhannya merupakan hutan suaka, hutan wisata, dan hutan produksi. Demikian halnya bukit Nangananga Papalia seluas 2.215 hektar yang menjadi dinding batas wilayah selatan kota Kendari sejak lama hijau sebagai hutan lindung dan hutan produksi terbatas.
Berbagai pihak menjempoli pemilihan visi – misi Kendari Kota dalam Taman. Jika tak ada gerakan cepat penghijauan kota dilakukan oleh pemerintah kota, kini warga kota yang umumnya berdiam dan beraktivitas sepanjang pesisir Teluk Kendari dipastikan sudah akan berteriak gerah pada siang maupun malam hari. ‘’Tapi dengan adanya sejumlah ruang terbuka hijau, taman-taman kota, pemeliharaan hutan kota, serta penanaman pohon-pohon pelindung di pekarangan warga serta tepi-tepi jalan, kota Kendari sekarang terasa lebih sejuk siang maupun malam hari dibanding waktu-waktu sebelumnya,’’ komentar Tono (40), warga Lepolepo, kecamatan Wuawua.
[caption id="attachment_359839" align="aligncenter" width="480" caption="Memandang pergerakan armada nelayan dari Taman Teratai Kendari Beach/Ft: Mahaji Noesa"]
[caption id="attachment_359840" align="aligncenter" width="480" caption="Kolam Taman Teratai kota Kendari/Ft: Mahaji Noesa"]
Hampir sebagian besar jalanan di kota Kendari sekarang hijau dengan pohon-pohon pelindung. Tanaman-tanaman hias mewarnai pojok-pojok kota, dipelihara dan ditata oleh Pemkot maupun warga. Suasananya bersih, indah, dan benar-benar terasa sejuk. Kecuali sejumlah jalanan lama yang sumpek dengan bangunan, serta jalanan-jalan baru yang masih tampak gersang dari pepohonan nan hijau.
Sejumlah taman kota kini benar-benar terlihat jadi tempat rekreasi dan relaksasi warga kota. Halaman Kantor Walikota Kendari seluas 4 hektar yang kini dijadikan sebagai ruang terbuka hijau, menjadi favorit dikunjungi warga, siang dan malam hari. Rimbunnya berbagai jenis pepohonan mampu meredam hiruk-pikuk lalu-lintas kendaraan di jalan-jalan protokol yang mengelilingi taman ini.
Tersedianya track yang baik membuat taman walikota sepanjang hari selalu ramai dengan warga yang melakukan relaksasi, tak terasa sekali berkeliling telah menempuh jarak 1 km. Di dalam taman tersedia sejumlah fasilitas permainan untuk anak, taman baca, kantin, wc, air mancur, dan fasilitas hotspot wi-fi gratis.
Paling menarik di tengah taman terdapat tenda teduh cukup luas untuk bersantai, terlindung dari sengatan terik matahari atau guyuran hujan. Tenda berwarna putih yang disanggah dengan konstruksi tiang besi tersebut banyak diplesetkan wargadengan sebutan Tenda Sydney, lantaran bentuknya yang disebut-sebut mirip dengan ikon bangunan kota pelabuhan Sydney, Australia.
[caption id="attachment_359841" align="aligncenter" width="480" caption="Suasana sudut selatan Taman Walikota Kendari/Ft: Mahaji Noesa"]
Taman yang terhubung langsung dengan halaman lapangan upacara kantor Walikota Kendari tersebut juga dalam cuaca cerah malam hari selalu ramai dikunjungi terutama para kawula muda secara berkelompok atau bersama pasangan memadu kasih. Keberadaan Satpol PP yang tugas malam di kantor Walikota Kendari sekaligus memantau keamanan dan ketertiban pengunjung taman malam hari. Berada di tengah taman Walikota Kendari banyak yang mengaku terkesan suasananya seperti berkunjung di taman-taman kota modern di luar negeri.
Selain Taman Walikota, suasana damai, sejuk dan nyaman siang hari dapat dirasakan jika berelaksasi di Taman Teratai yang berlokasi sebagai marka jalanan pantai Kendari Beach. Panorama tiga dimensi menjadi ciri taman ini. Sambil menikmati gemericik air mancur buatan, sejuknya kehijauan tanaman hias, termasuk kolam penuh tanaman teratai warnah merah dan putih, di antara kesibukan lalu-lintas jalan raya yang mengapit taman ini, di arah selatan dapat disaksikan keindahan panorama Teluk Kendari dengan pergerakan beragam armada nelayan penangkap ikan.
Disayangkan, Taman Meohai di ujung timur Taman Teratai yang sejak tahun lalu dipromosikan oleh Ir Asrun, Walikota Kendari pencetus Visi – Misi Kendari Kota dalam Taman,akan ditata sebagai salah satu taman kebanggaan di kota Kendari justeru kini kondisinya berantakan. Sejumlah bangunan kelengkapan taman tampak belum rampung. Kolam dan selokan-selokan taman belum tuntas dikerjakan sehingga tidak dapat berfungsi. Dua komposter pengolah limbah sampah rusak karatan. Sejumlah bak sampah tampak retak-retak.
Paling parah, bangku-bangku taman yang dibuat dari potongan-potongan batang kelapa kini sudah terancam membusuk ditumbuhi jamur sebelum taman dinyatakan selesai dikerjakan. Ketidakberesan perencanaan serta pelaksanaan pembangunan Taman Meohai paling nyata terlihat dengan pembuatan nama penandataman. Justru dibangun berhimpit dengan kios-kios di tepi jalan Kendari Beach sehingga tidak dapat terbaca oleh publik.
[caption id="attachment_359842" align="aligncenter" width="480" caption="Tampak jamur sudah tumbuh di bangku-bangku Taman Meohai/Ft: Mahaji Noesa"]