Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masih Ada Puisi setelah Mati 120 Detik

10 Juli 2011   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:47 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13102915762014703507

Sejak Rabu, 6 Juli 2011, Jenderal Puisi H.Udhin Palisuri sudah kembali ke tempat kediamannya di Jl. Bunga EjaNo. 20 Kota Makassar. Setelah selama sekitar dua minggu mendapat perawatan intensif di ruang ICCU Pusat Jantung Terpadu Rumah Sakit DR Sardjito, Yogyakarta.

[caption id="attachment_118568" align="alignright" width="432" caption="Sampul kumpulan puisi H.Udhin Palisuri berjudul 'Tuhan, Aku Datang'/Ft: Mahaji Noesa"][/caption] Kondisinya tampak mulai membaik, setelah sejak 13 Juni 2011 secara tiba-tiba ia harus berhadapan dengan ‘Pembunuh Nomor Satu’ di Indonesia. Saat berkunjung ke Yogya, 12 Juni 2011, H. Udhin Palisuri yang selama ini tak pernah berhubungan dengan rumah sakit, harus diboyong dari hotel tempat menginapnya ke rumah sakit untuk mendapat bantuan medis akibat serangan jantung Cardiac Arrest.

Menurut medical record alias laporan medis dr. Nahar Taufik SpIp.Faha di RS Sardjito Yogya, pada saat terjadi serangan pertama 13 Juni 2011 pukul 20.30 WIB jantung H.Udhin Palisuri berhenti berdetak, nadi tak berdenyut selama sekitar 120 detik atau 2 menit lamanya.

Dokter yang menangani telah meminta agar keluarga membantu dengan doa untuk keselamatan H.Udhin Palisuri. ‘’Anak-anak sudah pada menangis. Lantaran bapak disebutkan sudah melepaskan diri,’’ kata Ny. Endang Palisuri, istri H.Udhin Palisuri.

Namun setelah diberi kejut listrik 360 jouvle, nadi kembali berdenyut. Serangan kedua terjadi pukul 23.30 WIB. jantung H.Udhin Palisuri gemetar, nafas sesak tapi nadi tetap berdenyut. Diberi kejut listrik 100 jouvle, lalu kondisi kembali normal.

Para dokter yang menangani perawatan penyakit jantung yang menyerang Udhin Palisuri di RS Sardjito Yogya, mengakui pasiennya ikut berjuang keras untuk bisa bertahan hidup. Malah ada di antara mereka yang berguyon, bahwa H. Udhin Palisuri memiliki dua nyawa, lantaran dalam kasus ini nyawanya sudah pernah meninggalkan tubuhnya.

‘’Kebaikan-kebaikan yang kita perbuat kepada sesama manusia selama di dunia, itulah yang menolong kita di saat-saat yang kritis,’’ jelas H.Udhin Palisuri saat dimintai komentar.

Ucapan yang masih membutuhkan penjelasan. Namun yang pasti, menurut Endina, putri bungsunya, ‘’Bapak sekarang punya lebih banyak pengetahuan tentang ayat-ayat Tuhan dan hadits.’’

Ketika ‘Jenderal Puisi’ ini terserang jantung, dia sedang mempersiapkan peluncuran dua kumpulan puisinya masing-masing berjudul ‘Tuhan, Aku Datang’ dan ‘Tanah Rakyat’ yang dikemas dalam bentuk rekaman puisi musikalisasi di kepingan CD.

Anda tahu, hanya dalam beberapa saat setelah siuman dari penanganan medis, H.Udhin Palisuri pun lantas menutur bait puisi yang sempat dicatat oleh sejumlah kemanakan yang menungguinya selama dalam perawatan. ‘’Ya Tuhan, kalau Engkau hentikan detak jantungku satu menit saja/ Aku tak sanggup menulis sebaris puisi/Puisiku dekat jantungku.’’Jenderal Puisi, semoga kesehatanmu cepat pulih !

Terkait:

Terserang Jantung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun