Sebuah Al-Qur'an berukuran 1 x 1,5 meter yang dipajang secara tetap di lantai 2 Masjid Raya Kota Makassar senantiasa mendapat perhatian jamaah yang datang beribadah. Bahkan hampir setiap saat tampak ada jamaah masjid yang berphose di samping Al-Qur'an yang dipajang dalam kotak kayu jati tertutupi kaca tembus pandang tersebut.
[caption id="attachment_81804" align="aligncenter" width="640" caption="Al-Qur'an besar di Masjid Raya Kota Makassar/Ft Mahaji Noesa"][/caption] Al-Qur'an besar ini merupakan produk ke-6 dari Yayasan Al-Asy'ariah Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah. Penulis utama Al-Qur'an ini adalah KH.Ahmad Faqih Muntaha, anak dari penghafal dan penulis kaligrafi terkenal KH.Muntaha Al-Hafidz, pendiri Yayasan Al-Asy'ariah yang mengelola berbagai pendidikan formal, seperti Pondok Pesantren Al-Asy'ariah. Juga pendiri Padepokan Agung tertua di Wonosobo, lembah Pegunungan Dieng.
Produk pertama Al-Qur'an besar seperti ini, menurut catatan pihak pengelola Masjid Raya Makassar, diserahkan ke Presiden RI pada 5 Juli 1994. Produk serupa yang kedua disimpan di Istana Negara, Jakarta. Produk ketiga dibuat atas pesanan Gubernur DKI Jakarta, H.Sutioso. Kemudian, keempat, diproduk atas pesanan dari Gubernur Provinsi Jawa Tengah, H.Murdianto. Produk kelima dibuat atas pesanan Sultan Hasanah Bolkia dari Brunai Darussalam.
Produk Al-Qur'an besar yang dipajang di Masjid Raya Kota Makassar merupakan pesanan dari Pembina Masjid Raya Makassar yang juga pendiri Bosowa Coorporation, Drs.H.M.Aksa Mahmud.
Al-Qur'an besar dengan 6666 ayat, 114 surah, dan 30 juz tersebut terdiri atas 605 lembar. Menggunakan kertas berkualitas produksi Perum Peruri. Penulisan menggunakan campuran Tinta Cina dan Air Teh kental agar tahan tidak meluntur.
Al-Qur'an besar yang pembuatannya hingga selesai memakan waktu satu tahun (12 bulan), berat total termasuk tempatnya 584 kg.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H