Mohon tunggu...
Mahaji Noesa
Mahaji Noesa Mohon Tunggu... Administrasi - Pernah tergabung dalam news room sejumlah penerbitan media di kota Makassar

DEMOs. Rakyat yang bebas dan merdeka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Uji Nyali Naik Jhonson di Teluk Kendari

28 Januari 2015   07:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:15 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_348355" align="aligncenter" width="384" caption="Begini model Jhonson, perahu motor penyeberangan di Teluk Kendari/Ft:Mahaji Noesa"][/caption]

Jika suatu waktu ke kota Kendari lantas ada rekan anda yang mengajak naik Jhonson, itu berarti perjalanan akan dilakukan melintasi Teluk Kendari yang membentang seluas lebih 10 km persegi di tengah ibukota provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Jhonson adalah salah satu merek mesin boat yang dijadikan sebutan untuk semua jenis perahu motor penyeberangan di Teluk Kendari, kota Kendari, sekalipun banyak yang menggunakan merek lain.  Alat transportasi yang semua murni diusahakan rakyat ini sudah ada sejak era pemerintahan Presiden Soekarno. Awalnya disebut dengan nama Perahu Pappalimba (perahu penyeberang) yang digerakkan secara manual menggunakan pendayung.

[caption id="attachment_348362" align="aligncenter" width="480" caption="Inilah penampang perahu motor Jhonson open kap di Teluk Kendari/Ft:Mahaji Noesa"]

14223995931187240108
14223995931187240108
[/caption]

Namun sejak bernama Pappalimba hingga era Jhonson sekarang, bentuk fisik perahu penyeberangan tersebut tidak banyak berbeda. Umumnya terbuat dari perahu kayu tak bercadik dengan panjang sekitar 3-4 meter dan lebar perut sekitar satu meter.

Bagi mereka yang tak pandai berenang atau tak terbiasa naik perahu dipastikan akan keder untuk ber-Jhonson. Terutama Jhonson open kap yang terbanyak dijadikan alat transportasi penyeberangan di Teluk Kendari. Dengan tempat duduk dari potongan papan yang dilintangkan berjejer 5 hingga untuk 6 penumpang di perut perahu, para penumpang harus pandai duduk dengan menjaga ketenangan dan keseimbangan gerak agar perahu tidak oleng untuk selamat tiba ke tempat tujuan.

Ada juga Jhonson berukuran agak besar dan beratap untuk melayani rute acak dengan beberapa terminal penyeberangan, seperti dari terminal Pasar Sentral ke Kampung Butung dan Talia. Sedangkan Jhonson open kap umumnya hanya melayani rute tunggal seperti terminal Kendari Theater – Lapulu pp atau Pasar Sentral – Lapulu pp.

[caption id="attachment_348363" align="aligncenter" width="480" caption="Terminal Jhonson Kendari Theatre di Kota Lama/Ft:Mahaji Noesa"]

14223998211904058801
14223998211904058801
[/caption]

[caption id="attachment_348364" align="aligncenter" width="480" caption="Terminal Jhonson di depan Pasar Sentral Kota Lama/Ft: Mahaji Noesa"]

14224000011950545947
14224000011950545947
[/caption]

Tarif penyeberangan antara dua terminal yang dilayani Jhonson open kap maupun dengan Jhonson beratap dengan rute acak sekarang, sama Rp 5.000 per orang. Sebelum BBM naik Rp 4.000 per orang, dan setelah harga BBM kemudian diturunkan tarif Jhonson yang dinaikkan Rp 5.000 per orang tidak ikut turun. Menurut beberapa calon penumpang penyeberangan di depan Pasar Sentral Kota Lama Kendari, dengan minimal 5 penumpang Jhonson open kap sudah dapat meninggalkan terminal. Sedangkan Jhonson beratap baru bergerak meninggalkan dermaga apabila memiliki minimal 10 penumpang.

Sejumlah warga mengaku tidak tahu berenang, tetapi  setiap hari kerja tetap memilih menggunakan jasa penyeberangan Jhonson. ‘’Jika orang melihat kelincahan dan keberanian saya naik Jhonson pasti menduga saya pandai berenang, padahal tidak tahu. Hanya sudah terbiasa naik Jhonson sejak tahun 2005. Naik Jhonson dari Pasar Sentral ke Lapulu pp setiap hari kerja harus uji nyali demi menghemat biaya transportasi. Sampai sekarang Jhonson penyeberangan tidak menyediakan baju renang untuk keselamatan penumpangnya, justeru setiap kali menyeberang saya berulang mengucap doa keselamatan kepada Yang Kuasa,’’ tutur Mail (43).

Warga Sodohoa di Kecamatan Kendari yang bekerja di perusahaan swasta wilayah Poasia tersebut mengaku jika menggunakan transportasi darat ke tempat kerjanya setiap hari harus menyediakan ongkos Rp 40.000. Dengan memanfaatkan jasa penyeberangan Jhonson dia menyatakan dapat berhemat pengeluaran ongkos jasa transportasi hingga hanya Rp 15.000 setiap hari. Demikian halnya dengan tempo perjalanan dari rumah ke tempat kerja dapat diefisienkan dari lebih satu jam perjalanan  menjadi sisa kurang dari 30 menit perjalanan. Rute penyeberangan Pasar Sentral ke Lapulu dapat dilintasi selama 7 hingga 10 menit perjalanan Jhonson.

[caption id="attachment_348365" align="aligncenter" width="480" caption="Jhonson tanpa penumpang melintas di sekitar perairan pelabuhan Nusantara/Ft: Mahaji Noesa Kendari "]

1422400167815575290
1422400167815575290
[/caption]

Keberadaan sarana transportasi Jhonson selama ini umumnya melayani jasa penyeberangan warga dari wilayah utara kota Kendari (kecamatan Kendari dan Kendari Barat) ke wilayah selatan (kecamatan Poasia dan Abeli) atau sebaliknya. Terminal penyeberangan Jhonson  terkenal di wilayah utara kota yaitu di Kendari Theatre dan Pasar Sentral (Kota Lama) serta Darma (Kampung Butung). Sedangkan di wilayah selatan, terminal Lapulu, Samudera, dan Talia).

Jika saja Pemkot Kendari atau pihak terkait dapat membantu menghadirkan model sarana penyeberangan teluk yang aman dan nyaman, bukan tidak mungkin akan diminati tak semata sebagai angkutan penyeberangan tetapi juga dapat dipakai untuk keperluan membuka paket-paket wisata di perairan Teluk Kendari  dan sekitarnya yang memiliki sejuta pesona keindahan alam dan dinamika kehidupan siang maupun malam hari.

Di dalam Teluk Kendari yang membujur Timur – Barat sekitar 10 km dengan lebar rata-rata 1 km sepanjang waktu dapat disaksikan pergerakan masuk keluarnya kapal-kapal niaga, kapal penumpang dan barang serta beragam jenis kapal nelayan penangkap ikan. Demikian halnya dengan denyut sejumlah pelabuhan, perikanan samudera, nusantara, dan antarpulau. Ada hutan mangrove, obyek wisata pantai Nambo, pantai Mayaria, dan pulau Bungkutoko yang berada di mulut Teluk Kendari. Indahnya suasana  sunrise (matahari terbit) dan sunset (senja) dapat disaksikan melalui semua tempat di pesisir teluk. Malam hari teluk yang tak pernah sepi dari deru mesin, stoom dan peluit kapal masuk-keluar, juga bagai cermin raksasa memantulkan aneka bentuk dan cahaya spekta. Jika purnama, sulit mencari tandingan panorama malam seperti di Teluk Kendari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun