Mohon tunggu...
Mahadewi Diva Al Qamar
Mahadewi Diva Al Qamar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

"If you want to fly, give up everything that weighs you down"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Program Pelatihan Pemberdayaan Remaja dalam Membangun Mental Health Awareness untuk Mewujudkan Indonesia Sehat

26 Maret 2023   23:03 Diperbarui: 26 Maret 2023   23:14 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kesehatan mental individu merupakan hal terpenting, sama pentingnya dengan kesehatan fisik. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa individu yang sehat secara mental adalah individu yang dapat menyadari setiap potensi yang ia miliki, mampu mengelola stres yang wajar, dapat bekerja secara produktif, dan mampu berperan dalam komunitasnya. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 1 ayat 1 mengenai kesehatan mental menyatakan bahwa “kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis”.Itulah mengapa kesehatan mental merupakan hal penting bagi kehidupan seseorang. Sayangnya, kepedulian masyarakat terhadap kesehatan mental di Indonesia masih sangat rendah dikarenakan stigma masyarakat yang menganggap hal ini tabu dan bukan masalah serius. Hal ini dapat terlihat melalui data Kemenkes yang menunjukkan bahwa hingga Juni 2020 terdapat 227 ribu kasus kesehatan jiwa di Indonesia. 

Saat ini, anak muda atau remaja termasuk dalam golongan yang rawan mengalami gangguan mental atau depresi yang cukup tinggi dikarenakan individu rentan terlibat konflik dan memiliki banyak permasalahan dengan dirinya sendiri maupun dari lingkungan luar.. Fase remaja adalah mereka dengan rentang usia 10-19 tahun. Pada masa ini, banyak terjadi perubahan baik secara biologis, psikologis, maupun sosial. Perubahan ini merupakan masa transisi menuju dewasa sehingga dapat memicu timbulnya depresi bahkan bunuh diri dikarenakan belum matangnya otak mereka ditambah lagi para remaja dituntut untuk dapat beradaptasi dengan lingkungannya, tanggung jawab pendidikan, tuntutan orang tua, dan lain sebagainya. Seperti peristiwa baru-baru ini pada Oktober 2022, seorang mahasiswa nekat mengakhiri hidupnya dengan melompat dari salah satu hotel di Yogyakarta. Oleh karena itu, kesehatan mental masa remaja merupakan hal penting bagi pertumbuhan dan perkembangan remaja itu sendiri.

Melihat kondisi remaja yang rentan mengalami kesehatan mental atau depresi, diperlukan adanya strategi pengembangan masyarakat yang dalam hal ini melalui pemberdayaan demi membangun mental health awareness yang perlu melibatkan remaja itu sendiri. Pemberdayaan ini dilakukan melalui pelatihan dengan memberikan edukasi kesehatan remaja, studi kasus, dan bermain peran mengenai kesehatan mental. Sasaran utamanya adalah remaja dengan rentang usia 10-19 tahun. Pelibatan partisipatif remaja diperlukan guna mendukung penguatan kemampuan dan daya kritis remaja dalam mengatasi masalah kesehatan mental. Adapun kegiatan pemberdayaan remaja ini dilakukan juga sejalan dengan salah satu tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan dengan tujuan ke 3 yang menyebutkan bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah kehidupan yang sehat pada semua usia. Dalam konteks ini juga termasuk kesehatan yang sehat mental pada semua usia termasuk usia remaja. Dengan begitu, kegiatan pelatihan ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. 

  1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, kegiatan program diawali dengan koordinasi antara pemberdaya/pelaksana dengan mitra terkait. Kegiatan koordinasi ini dilakukan melalui diskusi mengenai pemilihan tema, susunan panitia, sasaran kegiatan, waktu dan lokasi kegiatan, serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama program pelatihan. Tujuan dari tahap ini agar kegiatan pelatihan remaja berjalan dengan baik.

  1. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pemberdayaan diawali dengan memberi pengetahuan, informasi, dan pemahaman kepada remaja dalam hal ini untuk dapat memahami pentingnya kesehatan mental. Para peserta diberikan gambaran umum mengenai kesehatan mental remaja kemudian dilanjut dengan sesi tanya jawab peserta seputar permasalahan kesehatan mental serta diskusi kasus peserta yang pernah atau sedang mengalami kesehatan mental. Sesi diskusi tidak hanya ditanggapi oleh pemateri saja namun juga ditanggapi oleh seluruh peserta guna membangun rasa kesadaran remaja dalam membangun mental health awareness, sehingga pada sesi ini terjadi diskusi yang interaktif tidak hanya antara pemateri atau pelaksana dengan peserta, namun juga sesama peserta. Para peserta pelatihan dalam kegiatan pemberdayaan ini juga diberikan informasi mengenai bagaimana dan kemana mereka harus berkonsultasi bila mereka mengalami gejala atau gangguan kesehatan mental. Kemudian, para remaja diberikan kasus dalam hal ini studi kasus, dan bagaimana cara mereka melakukan pemecahan masalah dengan dipresentasikan melalui bermain peran. Pelaksana atau panitia membagi peserta melalui beberapa kelompok dan masing-masing kelompok diberikan kasus yang berbeda-beda. Masing-masing kelompok kemudian diberikan waktu untuk berdiskusi dan menganalisis permasalahan yang ada, bagaimana solusi penyelesaian, dan kemudian dipresentasikan oleh perwakilan dari masing-masing kelompok.

  1. Tahap Evaluasi

Evaluasi program pelatihan remaja ini dapat dilihat dan diukur melalui perubahan tingkat pengetahuan peserta pelatihan. Perubahan tingkat pengetahuan ini dapat diukur melalui penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan singkat mengenai materi kesehatan mental remaja. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program pelatihan remaja dalam membangun mental health awareness sudah dapat dirasakan oleh para peserta yaitu remaja itu sendiri. Hal tersebut sejalan dengan salah satu prinsip dasar pemberdayaan yaitu terukur dan terbilang yang di mana maksudnya adalah kegiatan program pemberdayaan masyarakat harus terukur dan manfaatnya dapat dirasakan baik oleh peserta maupun masyarakat umum. 

Melalui kegiatan pemberdayaan berupa pelatihan remaja diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental remaja atau mental health awareness. Tidak hanya pada remaja, pemahaman mengenai kesehatan mental juga harus diketahui para orang tua dan seluruh masyarakat. Masyarakat terutama remaja perlu diberikan pemahaman bagaimana menangani masalah kesehatan mental, dan juga pemahaman untuk tidak melakukan self diagnosed agar jangan sampai masyarakat atau remaja asal mendiagnosa gangguan mental yang dialami sehingga akan memperburuk keadaan individu tersebut. Dengan meningkatnya pemahaman remaja mengenai mental health awareness dan pentingnya kesehatan mental, akan mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang sehat di masa yang akan datang. Mengalami masalah kesehatan mental merupakan hal yang wajar, namun bagaimana cara menanganinya adalah hal yang penting. 

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun