Sejak duduk di bangku sekolah, kita pada umumnya diberi tahu oleh guru bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu. Pada tanggal tersebut kita diajarkan untuk memberikan apresiasi baik dari sikap, kata maupun perbuatan untuk menyayangi ibu kita tercinta yang telah melahirkan kita dunia, merawat kita sejak kecil, mengandung selama 9 bulan. Bahkan kitab suci Alquran memerintahkan kita untuk menghormati ibu kita 3 kali lipat dibanding ayah kita.
Tapi tahukah kompasianer sekalian sejarah hari ibu, mengapa tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari ibu? Mengapa bukan hari wanita atau hari perempuan? Karena sejauh pemahaman saya ada perbedaan definisi ibu, wanita dan perempuan.
Menurut sejarahnya, penetapan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu berawal dari pelaksanaan Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang pertama pada tanggal 22-25 Desember 1928, yang digelar di Yogyakarta beberapa bulan setelah Sumpah Pemuda. Pada tanggal 22 Desember 1938 pada Kowani ke-3 di Bandung, dicetuskan untuk ditetapkannya Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Hari Ibu mulai diperingati tiap tahun 1959 setelah ditetapkan oleh mantan Presiden Soekarno melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959 pada tanggal 16 Desember 1959.
Dalam sebuah tulisan di situs Depsos yang dirilis pada tahun 2008 berjudul “Sejarah Hari Ibu (bukan Mothers Day)” dijelaskan bahwa menjadi Hari Ibu dengan segala seremonialnya bukanlah misi sejati. Misi sejati peringatan Hari Ibu adalah mengenang perjuangan kaum perempuan menuju kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Dalam tulisan tersebut diijelaskan ada salah-kaprah tentang pemaknaan Hari Ibu yang selama ini diperingati pada tanggal 22 Desember ini.
"Masalahnya, jika ditilik dari apa yang dilakukan para pejuang saat itu, titik sentral yang digarap adalah kaum perempuan secara umum, bukan sebatas kaum ibu.Jadi, menilik sejarahnya, mestinya bukan the state of being mother-nya yang diapresiasi, tetapi keperempuanan dan semangat juang mereka yang hebat.Penggunaan kata ibu ini pulalah yang tampaknya telah membuat pemaknaan Hari Ibu terseret ke arah pemaknaan Mothers Day, yang lebih ditujukan untuk memberi puja-puji terhadap ke-ibu-an (motherhood) dan perannya sebagai "yang telah melahirkan dan menyusui", sebagai pengasuh anak, sumber kasih sayang, pemandu urusan domestik, dan pendamping suami."
Menurut saya ini ada benarnya, karena jika hari ini adalah Hari (para) Ibu, maka saya katakan tiap hari adalah hari bagi para ibu, bapak, dan anak. Semua mendapatkan hari yang sama. Dan jika hari ini kita ucapkan selamat hari ibu, apakah yang bukan, belum dan tidak menjadi Ibu tidak selamat?
Hari Ibu bukanlah hari para ibu-ibu, tetapi hari dimana bangsa ini memperingati perjuangan kaum wanita. Jadi sepantasnya 22 Desember bukanlah disebut sebagai hari Ibu, karena juga tidak berangkat dari Kongres Ibu Indonesia. Tapi tak mengapalah, mau Hari Ibu, Hari Wanita, Hari Perempuan, tak perlu dijadikan perdebatan, esensinya adalah bagaimana kita memperingati perjuangan para wanita Indonesia pada umumnya, dan ibu-ibu kita khususnya, itu yang perlu dimaknai secara mendalam.
Terakhir, untuk ibu saya,
There is no mother day for my mother cuz everyday is mother day, everyday is her day, she cooks, she cleans up, she goes shopping, she prepare for kids and dad, she yells to everyone at home, you're so fussy, well everyday is your day mother, you rules the house.. Mother, it doesn't matter how beautiful you are, sexy you are, smart you are, what we need is only your heart, warmness, and existence. I dont feel I should say a happy mother day, but you deserve a full day rest and have fun this day Mom. From your Son.
Daftar tanggal Hari Ibu (Mother Day) di Dunia http://chartsbin.com/view/jqg
Referensi: http://bit.ly/hSfppT
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H