Mohon tunggu...
aurora mahaputri
aurora mahaputri Mohon Tunggu... -

saya adalah seorang indonesia sejati, tetapi bukan nasionalis, tidak pula agamis, saya ini biasa-biasa saja. saya hanyalah saya yang tidak suka dengan segala sesuatu yang tidak jelas. saya sangat terbuka. oleh karenanya saya tidak suka banyak berkata-kata apalagi perang kata-kata yang sulit dibaca maknanya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Salah Rekomendasi Dokter, Ratusan Juta Warga Terancam!

3 Maret 2010   15:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:38 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

tersebutlah Ali, seorang warga yang harus berakhir hidupnya karena dokter salah diagnosa. Setelah ditelusuri, dokter ini salah diagnosa karena memang penyakit ali bukan bidangnya.  ceritanya, si Ali ini sering merasa sakit pada daerah perut. Kemudian pergilah ia ke dokter ahli penyakit dalam (internist). sang dokter memeriksa kondisi Ali dengan berbagai alat yang ia punya dan kesimpulannya adalah Ali terkena maag kronis. tiga bulan sudah Ali rajin mengkonsumsi obat maag yang dianjurkan dokter, tetapi sakitnya justru bertambah parah dan berakhir pada vonis  mati, ternyata Ali mengidap kanker usus. itulah akibatnya ketika orang yang tidak ahli disuruh mendiagnosa bahkan menyimpulkan.

kasus century ini hampir mirip dengan si Ali. yang ingin diperiksa adalah kebijakan bailoutnya. tentunya yang berhak menyelidiki adalah para ekonom. tetapi, pada kenyataannya anggota pansus tidak semua mengerti ekonomi. hal ini terlihat dari statement-statement beberapa orang yang terdengar "tidak cerdas".  akhirnya, saya yakin bahwa kesimpulan pansus besar muatan politisnya.

saya sedih juga melihat kelakuan para wakil rakyat malam ini. sungguh tidak mencerminkan seseorang yang terpelajar. saya bukannya tidak menghargai Bapak-Ibu sekalian. tapi tolonglah, posisikan bahwa kalian memang pantas dihargai. kita ini kental budaya patronnya. elite seharusnya bisa menjadi contoh. sidang paripurna ini disaksikan jutaan mata yang merupakan orang2 yang katanya diwakili. Tolong, jangan bikin kami sebagai konstituen dulu malu telah memilih wakil yang tidak beretika. mungkin hanya ini yang bisa saya lakukan. saya berharap demokrasi di negeri ini akan semakin baik di masa yang akan datang. berbeda itu wajar tapi jangan sampai ngotot dan jadinya tidak beretika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun