Sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung (QS. Al-Qalam [68]: 4).
Maka dari itu, suatu hari ketika Sayyidah Aisyah ra. ditanya, "Bagaimanakah akhlak Rasulullah?" Beliau menjawab, "Akhlaknya adalah Al-Qur'an." (HR. Ahmad no. 26363).
3. Istiqamah dalam menghafal Al-Qur'an
Shahib Al-Qur'an juga dapat bermakna penghafal Al-Qur'an. Para ulama terdahulu menyebut penghafal Al-Qur'an dengan "Hamil Al-Qur'an" atau pembawa Al-Qur'an.Â
Imam Nawawi menulis sebuah buku berjudul At-Tibyan fi Adab Hamalah Al-Qur'an. "Hamalah" memiliki akar kata yang sama dengan hamil pada seorang ibu.Â
Seorang hamalah Al-Qur'an membawa Al-Qur'an dalam dirinya dengan sangat hati-hati, dan menjaganya dengan penuh kasih sayang, sebagaimana seorang ibu yang mengandung janin di dalam dirinya.
Menjadi sahabat Al-Qur'an berarti menabung syafaat di Hari Kiamat. Hari Kiamat adalah hari di mana seseorang tak dapat meminta bantuan kepada siapa pun, kecuali kepada Allah, Rasulullah , dan Al-Qur'an. Dengan menjadi sahabat Al-Qur'an, maka kita menabung tiket syafaat untuk hari akhir.
Sahabat seimak, ada banyak cara untuk menjadi Shahib Al-Qur'an. Pertama, membaca Al-Qur'an dengan seluruh jiwa dan raga. Kedua, berusaha selalu mengamalkan kandungan Al-Qur'an dalam hidup. Ketiga, menghafalkan Al-Qur'an, menjaga hafalannya, dan memahami kandungan Al-Qur'an seperti para ulama.Â
Kini tinggal giliran kita, mau memilih jalan yang mana untuk bersahabat dengan Al-Qur'an? Sahabat bisa membaca Al-Qur'an melalui aplikasi KESAN. Al-Qur'an KESAN punya versi tajwid untuk yang ingin membaca dan versi mushaf Madinah yang cocok untuk menghafal. Jika sahabat ingin membaca kandungannya Aplikasi KESAN sudah dilengkapi empat tafsir. Selamat bersahabat dengan Al-Qur'an.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H