Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi: Saya Akan Lakukan Apapun, dengan Resiko Apapun

11 Januari 2016   14:05 Diperbarui: 11 Januari 2016   17:50 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Jokowi,Indonesia harus menjadi bangsa yang berdaulat dan berdikari dalam segala hal. Pemerintah akan melakukan langkah apa pun untuk mewujudkan hal itu.  "Saya akan lakukan apa pun dengan risiko apa pun," kata Jokowi.

Hal tersebut merupakan kalimat penegas dari sambutan beliau ketika memaparkan sejumlah hasil kinerjanya selama ini. Pidato ini disampaikan pada acara Rapat Kerja Nasional I PDI Perjuangan di Hall D Jakarta International Expo, Minggu (10/1/2016).Seperti dilaporkan Kompas 10/1/2016. Presiden Joko Widodo mengatakan, selama ini banyak pihak sering menyebutnya sebagai seorang presiden yang tidak tegas dalam memimpin negara. Namun anggapan itu terjawab dengan jelas lewat berbagai hasil kerja yang bisa disebut gemilang.

Beberapa hal tersebut diuraikan oleh Pak Jokowi diantaranya, penutupan Petral yang memberikan efisiensi dalam proses perdagangan migas. "Ada yang bilang tidak tegas, tidak berani, tetapi tahun kemarin sudah dibekukan yang namanya Petral. Kalau menterinya tidak diperintah, mana berani itu," ujarnya. Selain itu, Jokowi juga menunjukkan keberhasilannya dalam upaya memberantas kejahatan narkoba. Setidaknya, ada 14 terpidana narkoba telah dieksekusi sepanjang 2015. Eksekusi itu dilangsungkan dalam dua tahap.

Jika mau mau jujur, barangkali ini sebuah sejarah sejak NKRI berdiri, ini baru pertama ada pemerintah yang terbukti berani dan konsekwen melindungi anak muda dari ancaman bahaya narkoba,dengan cara mengeksekusi penjahat narkoba. Menyinggung soal energi. Penutupan anak perusahaan Pertamina, PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral), merupakan salah satu keberhsilan kabinetnya. Siapapun tahu jika Petral merupakan kekuatan perdangan yang sulit ditata karena bagaimanapun didalamnya banyak terdapat kepentingan berbagai pihak yang ikut mendulangnya. Namun ternyata Pak Jokowi berani mengambil keputusan berani, menutup Petral ini,barangkali rejim terdahulu akan berpikir panjang untuk melakukannya.

 Soal penenggelaman kapal asing juga disebut kebijakan yang terlalu berani demi menjaga kepentingan nelayan kita, mungkin  baru kali ini penegasan pelarangan pencurian ikan oleh nelayan asing dengan cara yang paling tegas  dibanding masa masa sebelumnya.

"Ada yang bilang saya tidak tegas, tidak berani, tetapi saya tenggelamkan 107 kapal," kata Jokowi.

[caption caption="Rakernas PDI Perjuangan, Jakarta 10/1/2016 ,Kompas"][/caption]Presiden Joko Widodo merasakan jika selama ini masih banyak pihak yang sering menyebutnya sebagai seorang presiden yang tidak tegas dalam memimpin negara. Namun, Jokowi lewat fakta keberhasilan ini secara langsung telah membantah tudingan miring tersebut. Jika sebelumnya masih banyak selentingan miring sebutan presiden boneka, nah dengan kinerja ini secara tersiratpun sudah menjawabnya buktinya dengan berbagai langkah kerja yang bisa disebut berseberangan dengan kepentingan partai pengusungnya karena lebih mengutamakan kepentingan rakyat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun