Berlarutnya kasus Ahok yang tak terkendali yang dilakukan Ahok sudah semakin yakin dan membuktikan apa yang sebelumnya kita duga ,siapa itu Ahok,sebenarnya. Umumnya kandidat ,mestinya saat ini ialah saat paling manis bagi sang Ahok melakukan tebar pesona mencari simpatik para calon pemilih,bukankah ia butuh suara ? Tapi benarkah masih butuh suara? atau sudah tak lagi butuh suara NU ? karena merasa masih di atas angin karena dininabobokan seperti yang ditunjukkan berbagai polling ABS selama ini ?
Tak habis pikir apa sebenarnya yang ingin Ahok targetkan, jika ia sudah menyakiti NU ,meskipun tidak mengakuinya tapi lihatlah dampaknya,semua organisasi yang berada dibawah naungan NU geram, tak rela jika Kyai Ma’ruf Amin,yang dihormati,dinistakan seenaknya…bukankah ini,sama dengan melawan NU? Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan badan otonom Ikatan Pelajar NU (IPNU) Pusat angkat bicara, Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta pun mengecam tindakan Ahok tersebut. Ketua Bidang Antarlembaga PW GP Ansor DKI Redim Okto Fudin di sela-sela acara Harlah NU ke-91 di Jakarta, Selasa 31/1/ malam, menilai sikap dan perlakuan Ahok dan Tim Pengacara Ahok terhadap Kiai Ma’ruf tersebut sangat kasar, sarkastik, melecehkan, dan menghina marwah NU.“Apalagi pengacara intimidatif. Kami tidak terima,” katanya. Republika1/2/217.
Dia menegaskan, pengacara Ahok telah menabuh genderang perang dengan NU. Bagaimanapun sosok Kiai Ma’ruf adalah pimpinan tertinggi NU dengan puluhan juta pengikut. “Ente jual ane beli. Kami akan catat ini sebagai pelecehan tak terkira pada warga NU,” kata dia dengan nada geram. Pernyataan Ahok, dia menilai, juga sangat kasar menunjukkan kelasnya. Pihaknya akan berkonsolidasi dengan seluruh kader muda NU termasuk Banser GP Ansor. “Kami hormat pada ulama kami. Kami akan buat perhitungan,” katanya.
Begitu banyak kalangan NU yang tersinggung diantaranya Ketua Dewan Penasihat Lembaga Bantuan Hukum PB NU Moh Mahfud MD menegaskan, pernyataan Ahok kepada KH Ma'ruf Amin dalam sidang penistaan surah al-Maidah 51 sangat tidak beradab dan di luar koridor hukum. Untuk itu, wajar sekali bila sekarang warga nahdliyin merasa terpantik emosinya atau marah terhadap sikap yang merendahkan posisi KH Ma'ruf Amin itu.
''Saya pribadi selama ini diam saja. Tapi atas kejadian Ahok di sidang pengadilan yang seperti itu maka saya pun kini emosi. Dan wajar bila para kader dan warga NU seperti dari Ansor dan PMII marah atas sikap itu. Saya kira tindakan Ahok itu tidak beradab. KH Maruf adalah sosok ulama yang sangat dihormati warga NU. Dan di organisasi jamiah NU (PB NU) dia menempati posisi yang sangat tinggi. Semua warga NU hormat dan mencintai beliau," kata Mahfud yang juga guru besar FH UII Yogyakarta, kepada Republika.co.id, Rabu (1/2).
Menurut Mahfud, apa yang dipertontonkan oleh Ahok dan penasihat hukumnya di sidang tersebut juga keluar dari substansi. Bahkan, beberapa pernyataan yang terlontar di sidang itu menjadi 'blunder' hukum yang punya konsekuensi hukum yang serius.
Apa yang dicari sebenarnya? Agendanya kok makin jelas kentara ,jika tidak berminat lagi nyalon sebaiknya tidak perlu gebyah uyah begitu,ini tanah jawa bung , jika berniat nyalon bikinlah yang manis ,apakah ini blunder politik Ahok ataukah babak pertama tentang mission imposimble yang Ahok tulis ini sudah dimulai? Inilah alasan kenapa Ahok tidak tobat tobat, Inikah yang diinginkan ahok? ingin berpetualang polititik seperti seperti ambisinya. Sehingga tindakannya makin membabi buta , resikonya seperti tidak pernah dipikirkan, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Din Syamsuddin, menilai terdakwa penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama dan tim pengacaranya perlu melakukan klarifikasi. "Tuduhan yang bernada sarkastik tersebut sangat menghina Ketua Umum MUI dan jajaran MUI di seluruh Tanah iar," kata Din kepada Republika.co.id, Rabu (1/2)
Dalam sejarah RI berdiri baru pertama ada Sang Kyai Kharismatik,diperlakukan tidak senonoh seperti ini, apalagi oleh yang sang kandidat ,yang minta didukung rakyat,logikanya rakyat mana yang akan diajak mendukung? Kepada kyainya saja sedah berani begitu. Suatu hal yang sulit diterima akal jika sang kandidat ,justru tidak bisa menjaga diri. ,Ini suatu fenomena yang aneh,jika sudah seperti ini jumlah suara justru makin meningkat,berarti mungkin demokrasi kita perlu dipertanyakan.
Apa lagi sudah makin terang benderang,seperti yang dirasakan adik Gusdur,Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyayangkan, sikap Ahok kepada Kiai Ma’ruf Amin. Dia menilai, wajar jika warga Nahdlatul Ulama (NU) bereaksi atas sikap Ahok tersebut.
“Mungkin warga Nu yang milih Ahok harus mikir,” ujar pria yang akrab disapa Gus Sholah itu kepadaRepublika, Kamis (2/1).
Gus Sholah tidak cukup yakin sosok seperti Ahok bisa dipercaya untuk menjadi seorang pemimpin. Pasalnya, semua yang Ahok lakukan dengan perasaan curiga tanpa menghargai orang lain.
Sikap Ahok kepada Kiai Ma’ruf, kata Gus Sholah, membuktikan dia sudah kehilangan kendali dalam berucap. Sikap seperti itu, menurut Gus Sholah, menunjukkan bahwa dia bukan pemimpin yang baik. Kita pilih pemimpin yang tebas koruptor dan menghormati ulama santun dan menjunjung keberagaman.