Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan "Daunisasi Bungkus Penjualan Mendoan " pada Karnaval 17-an Ajibarang,Memikat Publik

19 Agustus 2019   12:42 Diperbarui: 19 Agustus 2019   22:25 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Biasanya pawai karnaval tujuh belasan meperingati HUT RI di Kecamatan Ajibarang didominasi pada penampilan fisik berupa daya tarik atribut dan properti yang memukau penonton. Sehingga tema yang ditentukan panitia hanya diaplikasikan dalam wujud tampilan visual secara  fisik atapun  gerakan atraktif saja baik kesenian drumband, kesenian nasional  serta  kesenian tradisional lainnya  ataupun informasi  pencapain prestasi  pembangunan desa dsb. Memang ini sangat bagus  tentu  sah sah saja . 

Namun  akan lebih menarik   dan menambah gregatnya jika  tema itu disampaikan visual dan dialog karena akan lebih efektif mengingat dominasi penonton sangat beragam.

Barangkali hal ini menjadi yang pertama bagi masyarakat Ajibarang, jika sajian drama 3 menit oleh STIKes Ibnu Sina Ajibarang pada acara  karnaval memperingati HUT RI ke 74,yang dilaksanakan   Pemerintah kecamatan 18  Agustus 2019 kemarin, awalnya tidak menyita perhatian penonton, hal ini  tercermin dari masyarakat penonton yang lebih menunggu pentas  atraktiv  ataupun visualisasi properti simbol semata .Maka menjadi hal baru jika kali ini publik disuguhi pentas drama pendek 3 menit  film pendek edukasi  masyarakat yang berisi pesan menyelamatkan bumi dari bahaya plastik.Adapun intinya berupa ajakan ke pedagang makanan supaya  mengurangi pemakaian  plastik hitam diganti dengan daun yang cukup memikat elite Muspika di panggung kehormatan.

"  Gunakanlah  daun,Jangan gunakan  plastik hitam  untuk bungkus  mendoan dan makanan apapun".

Meskipun tidak dilengkapi peralatan sound  selayaknya pentas drama pada umumnya namun cukup komunikatif karena dibawakan dengan volume suara yang memadai hingga bisa terdengar penonton yang mengerumuni.

Drama pendek penyuluhan ini dibawakan dengan bahasa lokal Banyumasan yang mblaketaket cablaka lebih merakyat.Dan lebih mbanyumas lagi karena propertinya menggunakan Mendoan sebagai makanan khasnya sehingga  menjadi  menjadi menarik.

Apalagi disisipkan slogan " Kenikmatan mendoan akan berkurang jika dibungkus plastik  atau  tidak dibungkus daun". Selain itu memberikan peringatan   "  Amat berbahaya  jika dibungkus plastik hitam.Karena zat kimia yang berbahaya dari plastik hitam ini dapat berkontaminasi pada mendoan yang dapat memicu kanker" . 

Lebih jauh,penjabaran  dari  dialog ini sebenarnya   ingin menyampaikan kepada khalayak bahwa penggunaan plastik yang  terlalu banyak  menyebabkan sampah plastik yang menggunung akan mengurangi kesuburan bumi karena  sampah plastik sulit diurai dan membutuhkan waktu sangat lama untuk pembusukannya.

Lebih jauh bumi bukan sekedar tempat tinggal  namun menjadi aset produksi pertanian.Kalau bumi tercemar  hingga tidak subur lagi, kita mau bercocok tanam dimana? Kalau bukan kita siapa lagi yang akan membela petani,menjaga kelestarian dan kesuburan bumi.

Dokpri 18/8/2019
Dokpri 18/8/2019

Barangkali masih disebut asing jika sebuah perguruan tinggi ikut peduli dan berkiprah di pentas kecamatan.Namun tidak berlaku bagi STIKes Ibnu Sina Ajibarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun