Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Penangkapan 10 Aktivis sebagai Terapi Kejut?

3 Desember 2016   00:30 Diperbarui: 4 Desember 2016   10:39 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi damai 2/12 monas (sidomi.com)

Menarik tulisan Bung Ninoy Karundeng,saking menariknya menggelitik saya untuk menulis ini.Menurut paparannya penangkapan 10 aktivis ini sebagai aksi terapi kejut,jika ditafsirkan apakah maksudnya supaya aksi damai 2/12 ini tidak menimbulkan makar? Sehingga begitu urgennya aksi penangkapan ini dianggap mujarab untuk mengantisipasi malapetaka politik yang membayakan bangsa.

Menarik, hipotesa tentang  penangkapan aktivis  ini  dilakukan sebagai startegi politik. Namun jika melihat kejadian dilapangan secara kronologis,rasanya kita harus mengkaji ulang tentang tupoksi dari adanya aksi damai ini. Apakah betul ada maksud lain selain penuntutan penegakan hukum atas kasus penistaan agama yang dilakukan oleh  Basuki  Cahaya Purnama ? rasanya terlalu berlebihan jika ini disimpulkan seperti itu. Toh berulang kali sudah sering dikatakan bahwa aksi damai ini murni hanya untuk menegakkan keadilan,karena dianggap oleh sebagian orang penanganan kasus ini masih abu –abu,meskipun pihak yang berwajib sudah memperlakukan sebagai tersangka,maka rasa keraguan inilah yang menyatukan mereka bisa mengumpulkan jutaan umat untuk menyuarakan hal yang satu ini.

Sehingga agenda lain selain ini,secara logika  sama sekali tidak  disentuh. Apalagi setelah adanya kesepakatan  antara kordinator lapangan dengan aparat rasanya tidak ada celah,tidak mungkin akan ada segelitir orang  yang  bisa  membelokan penyelenggaraan aksi dama ini dari tujuan semula.  Kedewasaan ummat sudah ditunjukkan dengan cara tertibnya berdemo dan bertata krama berdemokrasi dengan lebih baik,seiring makin tingginya kesadaran bahwa masing –masing induvidu adalah sebagai penampil demokrasi yang yang santun,karena menjadi  teladan bagi segenap bangsa dan sekaligus panutan bagi dunia,ingat aksi ini ditayangakan ke seluruh dunia melalui saluran  youtube.

Selain itu bahwa  umat islam Indonesia adalah moderat,lebih bisa berdemokrasi dengan santun.Seperti yang dikatakan kapolri,di jutaan  umat yang beraksi damai ini tak satupun ranting pohon yang patah karenanya. Bisa dibayangkan jika penistaan ini dilakukan di negara selain kita misalnya Pakistan,Iran dll. bisa lebih fatal dampaknya,seperti yang disinyalir oleh PBNU.Sehingga beruntunglah kita hidup di bumi damai ini.

Jika dilihat kedamaian ini dinilai akibat adanya terapi kejut yang dilakukan oleh pihak aparat rasanya berlebihan,seperti kita tidak menghargai  kemampuan  para tokoh yang memimpin aksi damai ini,yang masih bisa disusupi oleh hanya segelintir orang yang tertangkap itu. Selain itu bobot kepercayaan umat juga pasti akan menurun karena bukan lagi ghirah  keislaman spirit keilahian  yang membela  kitab suci  tapi justru berujung politik kepentingan sesaat. Andaikan ini terjadi ada penyusupan dan intervensi pihak ketiga dipastikan akan diantisipasi,lebih mudah.

Lalu menurut Bung Ninoy ini sebagai terapi kejut maksudnya siapa yang dikejutkan?  Dalam dimensi  keimanan  membela akidah ini berarti sudah  tidak ada lagi yang ditakuti selain Tuhan,sebagai wujud keimanan,namun yang mereka tampakkan adalah kerahmatan bagi sesama  yang cinta damai. Justru pertanyaannya apakah aksi damai ini juga telah menjadi terapi kejut bagai semua pihak yang ingin mencoba menistakan  agama? Namun ini tidak ditampakkan,mungkin hanya pelajaran bagi orang orang yang berpikir.Bahwa tindakan penistaan agama apapun  bukan hanya Islam, bukan masalah sepele,karena menyangkut hati nurani bangsa.

Sangat disayangkan jika contoh kasus ini tidak bisa menjadi hikmah bagi kita sebagai bangsa yang bertoleransi,yang berbineka tunggal ika dan saling menghargai sesama   jika tidak menghargai perasaan pemeluknya,sampai bisa terus berkepanjangan kasus ini makin meluber kemana mana.Jika kasus ini ditangani lebih cepat pasti akan lebih baik,untuk kebaikan bagi bangsa ini.

Selain itu bagi FPI sendiri ini suatu pelajaran berharga bahwa,ada cara demo yang lebih santun dan efektif dan sejuk adalah seperti yang dilakukan seperti ini.Sehingga tudingan miring selama ini yang sering dialamatkan kepadanya akan berangsur berubah. Image buruk demo  FPI seakan tenggelam dalam hidmat dan kekhusuan  doa. Cara demokratis sudah dilakukan,dengan menegakkan supremasi hukum jauh dari  stigma buruk yang dicap sebagaimana biasanya.Semoga FPI merubah medannya tidak lagi menakutkan namun lebih santun dan demokratis dan lebih konstitusional seperti ini.Sehingga sudah selayaknya bangsa ini menjadi contoh bagi dunia bahwa stek holder bangsa  mayoritas  umat ini adalah  pantas menjadi panutan dunia.

Sehingga dinamika kehidupan berdemokrasi akan selalu mengutamakan stabilitas. Apapun  yang dihadapi bangsa ini selalu ada jalan keluarnya,asalkan  mengutamakan persaudaraan sesama,saling menghargai ,bagaimanapun kita juga membutuhkan  mereka semua ,takdirnya kita adalah mahluk sosial .Supaya kondisi ekonomi bangsa tidak tergoyahkan oleh riak politiknya karena selalu teruji. Seperti   Ekonom Samuel Sekuritas menilai, aksi demonstrasi umat muslim yang berlangsung damai menjadi sentimen positif terhadap laju saham., Aksi Damai 212 yang berlangsung damai menjadi sentimen positif bagi pasar saham domestik. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia pada hari ini, Jumat (Republika2/12), ditutup naik 47,20 poin seiring dengan aksi doa bersama yang berjalan kondusif. IHSG BEI ditutup menguat 47,20 poin atau 0,90 persen menjadi 5.245,95. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 10,87 poin (1,25 persen) menjadi 880,56

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun