Rasanya belum lama kita baru saja menikmati kabar gembira dengan tuntasnya suksesi kepemimpinan di tubuh polri dengan munculnya bintang baru pilihan yang akan mampu mengemban tugas berat mengayomi masyarakat lima tahun ke depan. Namun di awal kerja ,sudah di hadapkan PR yang sungguh berat diantaranya berupa mencuatnya isu panas konon disuarakan oleh mendiang FB eks penjahat narkoba yang mengaku telah menuduh lembaga Polri BNN dan TNI menerima setoran dana panas darinya senilai milyaran rupiah,selama kurun waktu tertentu.
Bagai disamber petir ,pengakuan FB ini menyuarak membuat pekak telinga para elit negeri ini. Seperti yang diucapkan Kapolri Tito “pengakuan Fredy Budiman ini telah menggerus tingkat kepercayaan masayarakat selama ini kepada polri”. Dengan ungkapan ini,kita menggaris bawahi sepenuhnya bahwa kepercayaan masyarakat adalah awal ketenangan masyarakat,animo dan opini masyarakat berupa sikap kebanggaan memiliki polri ini adalah sesuatu yang sangat mahal.Dan,ini merupakan puncak tertinggi kebagaan masyarakat kepada polri setelah masa kepemimpinan Hugeng masa lalu,mungkin baru sekarang kita baru saja merasakan rasa senangnya dengan munculnya figur terbaik di kepemimpinan polri ini.
Maka sangat terkaget jika sekonyong konyong mencuat isu negatif ini,maka tidak berlebihan mereka menyikapi dengan berbeda beda. Seperti nada miring yang disuarakan elit politik Ruhut Sitompul yang menyatakan “ Pengakuan Kontras ini bisa menjadi fitnah”. Sementara tanggapan presiden memberikan pernyataan “ silakan diusut tuntas jika memang benar adanya “. Sedangkan suara dari MPR juga menyuarakan untuk segera ditelusuri kebenarannya. Selain itu dari DPR juga sangat mendukung upaya penuntasan isu ini supaya ada kejelasan di masyarakat dan mengembalikan citra lembaga yang tergerus tercoreng ini,menjadi sangat penting untuk dilakukan
Siapa dibalik suara panas yang menggelegar ini ,karena pemilik pledoi yang bersangkutan ini sudah meninggal dunia setelah menerima eksekusi hukuman mati minggu lalu. Adalah Haris Azhar ,ketua Kontras yang konon diberi curhatan mendiang Freddy Budiman sejak beberapa tahun yang lalu,mengakuinya beberapa aliran dana yang menghebohkan ini ke beberapa oknum lembaga terkait dengan angka yang super fantastis.
Sayangnya ungkapan pledoi ini justru malah diutarakan di media sosial,layaknya isu murahan lainnya bukan melalui media cetak surat kabar resmi yang lebih formal dan bisa dijadikan pedoman. Karena itulah,benar tidaknya isu ini akan menambah penasaran masyarakat tentang kebenarannya.Konon meskipun demikian isu ini juga sudah santer dilaporkan ke istana,namun nyatanya inilah yang terdengar di masyarakat..
Namun yang menjadi teka teki keanehan ini,kenapa pledoi ini munculnya terlambat sehingga harus ditahan sampai dua tahun lamanya oleh Kontras.Bahkan dengan kejadian ini memunculkan anggapan bahwa pledoi ini hanyalah sebagai taktik saja bagi FB supaya lolos dari upaya eksekusi yang sudah mengancam dirinya. Dan merurut kita bisa saja motiv ini ada benarnya.
Begitu pentingnya kejelasan isu ini di masyarakat sebagai stek holder kedaulatan negeri ini dan kepercayaannya pada lembaga yang terhormat ini maka sangatlah penting untuk segera dituntaskan. Bagaimanapun akhirnya akan sangat membebani pemerintah karena akan ikut tercoreng jika tidak bisa memberikan kejelasan kasus ini dengan sejelas jelasnya. Kita harap keprihatinan ini akan segera menuntaskan dengan segera.Jika ini tidak di tuntaskan isu ini akan menjadi fitnah yang keji yang melanda bangsa,merusak tatanan bagus selama ini.
Untuk ini maka beberapa tindak lanjut terus dilakukan untuk menuntaskan isu ini. Seperti yang dilakukan oleh PPATK yang baru lalu. Namun bukan malah memberikan berita gembira adanya tindak lanjut ini namun justru sangat memprihatinkan. Dengan temuannya yang baru lalu seperti yang dikatakan wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso mengatakan lembaganya menemukan aliran dana mencurigakan terkait dengan jaringan narkoba Freddy Budiman sebesar Rp 3,6 triliun. “Iya, betul, kami menemukan dugaan tersebut,” ucap Agus, tempo Jumat, 12 Agustus 2016.
Menurut Agus, dugaan aliran dana tersebut sudah lama ditemukan PPATK. Saat ini, ujar dia, laporan transaksi keuangan mencurigakan tersebut sudah diserahkan kepada Badan Narkotika Nasional (BNN). "Sudah ditindaklanjuti dengan penyidik BNN. Silakan cek ke BNN," tuturnya.
Agus menolak membeberkan siapa saja yang ada dalam catatan transaksi mencurigakan tersebut. Dia juga tidak bisa memastikan dalam data tersebut ada rekening atas nama Freddy Budiman. Sebab, kata dia, ada kemungkinan Freddy menggunakan rekening dengan nama orang lain dalam menjalankan bisnis narkobanya dari balik jeruji.
Agus juga membenarkan bahwa lembaganya tidak menyerahkan data temuan transaksi mencurigakan tersebut kepada kepolisian. “Karena kami melihat ini kasus narkotik, maka kami serahkan kepada BNN, bukan kepada Polri," ujarnya.
Dugaan aliran dana dari jaringan narkoba Freddy mengemuka setelah koordinator Kontras, Haris Azhar, mengunggah tulisannya soal obrolannya dengan Freddy. Dalam tulisannya itu, Haris menceritakan pengalaman Freddy mengendalikan bisnis narkotiknya meski mendekam di penjara.