Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menteri Susi : Saya Pilih Mundur Daripada Bebaskan Kapal Asing

10 Mei 2016   17:46 Diperbarui: 11 Mei 2016   06:22 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Suatu kondisi yang  bisa dibilang " very wondership  women" kehebatan wanita ini konsekwen ,tegas berani.Biasanya  kita sering dipertontonkan  elit  yang gila jabatan.Apapun,caranya sering dilakukan demi meraihnya. Setelah diraihnya ,begitu gilanya bertahta.Jika  bersalahpun tidak mau maundur  apa lagi jika sekedar tidak berprestasi,tidak  mungkin bersedia mundur,karena jabatan adalah segalanya.

Dalam sejarah kabinet RI, diakui baru ada  mentri wanita seperti ini,mengalahkan yang laki -laki. Kepribadian Suatu ketegasan yang pantas ditiru, menteri KKP  Susi Pujiastuti,yang mengatakan akan lebih baik lebih memilih mundur  dari jabatan dari pada kapal-kapal asing yang saat ini  telah ditahan di perairan Indonesia akan diijinkan kembali berlayar di lautan kita.

"Saya pilih mundur kalau kapal asing itu kembali jalan di Indonesia," kata Susi saat memberikan sambutan dalam penandatanganan peningkatan kerjasama berantasilegal fishing, di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Selasa (Kompas10/5/2016).

Menurutnya ,kini terhitung  sekitar 700 kapal asing dari berbagai negara yang berhasil ditahan dan dipinggirkan. Sebagai  resiko akibat pemerintah  R I  sudah  memperpanjang moratorium perizinan usaha perikanan tangkap di wilayah pengelolaan perikanan di Indonesia. Menurut Susi  "Tanpa moratorium yang kemarin, tidak mungkin kami bisa melihat kapal-kapal gajah (besar) dipinggirkan,".

Sebagai konsekwensinnya, kapal-kapal asing tersebut harus menyelesaikan kewajiban pajak utangnya yang sudah bertahun-tahun  berada di Indonesia. Disamping itu , kapal-kapal tersebut juga harus mengganti identitas bendera dan  segera meninggalkan  wilayah  laut Indonesia.

Hal pokok yang perlu dilakukan, diantaranya para duta besar negara (dubes) juga harus menandatangai perjanjian yang menegaskan bahwa kapal-kapal tersebut tidak boleh kembali ke Indonesia. Tegas Susi "Saya tidak akan bergeming, dan kami masih terus berunding. Hari ini, saya mau ketemu Dubes China dan saya akan katakan demikian,"

 Selama ini Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku sering ditemui oleh orang-orang yang meminta kapal-kapal asing di Indonesia yang telah ditahan untuk dibebaskan.

"Saya sudah didatangi pensiunan, purnawirawan, bekas pejabat KKP dan mana-mana 'ketok pintu' agar kapal-kapal tersebut bisa jalan," kata Susi saat ditemui di Jakarta, Senin ( Kompas 10/5/2016).

Menurut Susi  Itu  wajar  saja dilakukan. Jika ada kepentingannya yang terganggu, maka segala carapun  akan dilakukan.

Kalau saja Ibu Kartini masih hidup,betapa  bahagianya memiliki penerus kaumnya yang perkasa  seperti Ibu Susi ini .Melihat  Keteguhan"Kartini Masa Kini" iniketegasan bukan hanya milik kaum laki laki Ketua PBNU pun ikut menyarankan  mendoakan semoga  Bu Susi bersedia  terus berkiprah di kementrianya,melindungi kaum nelayan .

Tidak berlebihan jika ,para penggemarnya  di  media kompas  yang selalu memberikan spirit dan  motivasi,diantaranya, seperti yang ditulis BRiezik “ Bu Susi, be strong, your job is for Indonesian people “, markus suciawan “salute .. bu susi 2x periode .. kalo bisa lebih !! “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun