Mohon tunggu...
Magriza Apriansyah
Magriza Apriansyah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penggerak

Bergerak sebagai pemerhati beberapa kebijakan dan fenomena dilihat dari sisi filsafat, hukum, sosial dan antropologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Ekonomi (Skema)

27 Desember 2022   23:48 Diperbarui: 28 Desember 2022   00:06 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diskursus ekonomi dalam pembahasan ini tetang skema dalam rangka persebaran ekonomi di seluruh negara, skema ini menjadi penting karena skema menjadi metode dalam rangka melakukan kegiatan ekonomi dan menghancurkan sebuah negara. Setiap skema dijalankan oleh suatu negara untuk negara lainnnya entah demi mencari kekayaan ataupun menghancurkan sebuah negara. Skema atau metode ekonomi setiap negara-negara berbeda namun masih memiliki kesamaan, skema global mungkin dapat dibaca namun beberapa hal tidak tersadari oleh beberapa orang di belahan dunia ini.

Skema negara adidaya pertama menerapkan kelas sosial setiap negara, kelas sosial ini berfungsi memberikan sifat-sifat setiap negara dan kelemahan-kelemahannya tanpa terkecuali hal ini mungkin lanjutan dari diskurus ekonomi tentang branding. 

Skema negara adidaya menerapkan kelas melalui para pemikir-pemikir dan mendikotomikan sebuah negara sehingga muncul negara mana yang besar dan negara mana yang kecil sehingga menciptakan objek pasar yang besar dan bersifat global. 

Penciptaan kelas sosial ini merupakan kelemahan bagi setiap negara yang dikatakan lemah dan menjadi objek pasar, karena di dalamnya setiap pemimpin  atau warga negara atau bahkan manusia di belahan bumi manapun diberikan sugesti bahwa negara adidaya lah yang menjadi penghasil atau produksi masal sehingga negara yang lemah dan  yang dijadikan objek pasar dikatakan tidak mampu memproduksi dalam rangka mencukupi negaranya sendiri, hal tersebut menciptakan tipe masyarakat konsumtif dan ketergantungan pada negara besar lain. 

Dengan suatu contoh pembentukan teori tentang negara maju, negara berkembang dan negara ketiga yang memberikan efek domino sangat buruk bagi setiap negara, contoh yang paling sederhana sebab negara amerika lahir menjadi negara maju dan negara-negara asia tenggara menjadi negara berkembang berbasiskan pendapatan perkapita. 

Padahal pendapatan per kapita yang tinggi pada negara amerika ataupun negara china merupakan hasil dari konsumsi negara-negara berkembang, karena negara-negara berkembang disifati tidak mandiri sehingga masih butuh negara maju lainnya. 

Contoh yang paling sederhana lagi adalah jepang yang tidak memiliki cadangan sumber daya alam yang begitu besar tidak begitu percaya pada teori tersebut, namun ia dibiasakan dengan penciptaan teknologi dan perkembangannya hasil produk negara sendiri, sedangkan negara berkembang diberi sugesti tidak bisa menciptakan produk sendiri contoh saja negara Indonesia yang banyak masuk seperti Hp Iphone dll, yang bersifat canggih bilamana negara Indonesia memproduksi hanphone layaknya negara China yang menjadi produksi rumahan akan di tolak di pasaran karena kita sudah memiliki bahan pembanding oleh negara lain, sedangkan jepang  tidak memiliki pembanding karena setiap warga dipaksa menciptakan, memperbarui dan menikmati produk sendiri apapun hasilnya.

Skema yang selanjutnya, pada diskursus ekonomi tentang branding telah diceritakan tentang sihir mata uang yang dilakukan oleh beberapa negara jauh sebelum free trade marking kita tahu bahwa penciptaan dolar amerika dan mata uang euro menjadi kurs mata uang yang paling stabil dan dijadikan alat tukar secara internasional mungkin ini tidak resmi tapi setiap mata uang sebuah negara dihitung nilainya dengan kurs mata uang tersebut, muncul pertanyaan kenapa tidak poundsterling mata uang negara Inggris menjadi mata uang atau kurs internasional ataupun yuan mata uang negara China hal tersebut memberikan gambaran bahwa skema mata uang sebenarnya hanya berpengaruh kepada negara-negara berkembang, sehingga kestabilan mata uang dollar dan euro dinilai dapat menjadi acuan negara-negara berkembang untuk mengejar. 

Hal ini cenderung sedikit membahayakan sebuah negara, ketika skema dagang membentuk sebuah dikotomi kelas tentang negara maju dan negara berkembang berdasarkan pendapatan per kapita maka negara yang memiliki pendapatan per kapita rendah akan selalu dimainkan dengan mata uang negara lain seperti mata uang dollar amerika dan euro, skema yang paling mudang dilakukan adalah banyaknya pencetakan uang yang ada pada negara amerika ataupun negara europa sangat berpengaruh kepada negara-negara berkembang karena hal tersebut bisa mempengaruhi nilai mata uangnya. 

Hal yang paling sederhana hari adalah tentang inflasi dan resesi sebuah negara di pengaruhi oleh setiap lembar uang yang di cetak oleh negara amerika, dengan contoh yang paling sederhana pula negara-negara berkembang hari ini banyak mengalami inflasi atau bahkan hampir resesi akibat negara Amerika sangat banyak mencetak mata uang sehingga negara-negara berkembang tidak bisa mengejar mata uang dollar amerika padahal sudah menaikan suku bunga yang tinggi namun tidak terkejar. 

Dan permasalahan yang paling tinggi adalah ketika setiap orang tahu mata uang dollar amerika merupakan mata uang yang paling stabil maka setiap orang berbondong-bondong menginvestasikan hartanya dengan mata uang dollar di setiap negara, sehingga perputaran uang yang ada di negaranya  sendiri menemui kekurangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun