Sejarah merupakan cabang ilmu yang mempelajari peristiwa serta kejadian di masa lampau yang berhubungan dengan manusia. Sehingga sejarah sebenarnya memiliki irisan terhadap cabang ilmu sosiologi dan anthropologi, namun apakah pada masa modern ini sejarah yang kita baca seluruhnya benar ?. Maka opini ini mungkin dapat menjelaskan sedikit hal atau mungkin malah mempertegas kesalahan penulis. Yang diharapkan setelah membaca ini seluruh orang ditagih kedewasaannya dan perenungan setiap pembaca.
sehingga sejarah akan menjadi catatan ilmu yang penting sebab dalam setiap peristiwa serta kejadian di masa lampau yang berhubungan dengan manusia akan melakukan perubahan pada masa itu ketika sejarah sedang terjadi atau bahkan pada masa ini, dengan contoh sejarah perang atau masa kolonial eropa di Indonesia itu merubah kehidupan manusia pada saat itu dan pada saat sekarang pula. Namun sejarah juga sebagai catatan penting dalam rangka sebagai bahan pelajaran dalam membetuk kehidupan manusia yang akan terjadi di masa depan, dimana sejarah selalu mengatakan “devide et impera” atau yang memiliki arti adu domba pada masa itu hal tersebut juga menjadi pelajaran untuk hari ini tidak terjadi. Sejarah pula dapat menjadi bahan acuan tragedi-tragedi yang mungkin akan terjadi dengan secara berkala, dengan contoh dalam perkamen sastra yang diciptakan Dante tentang “black death” atau wabah hitam ini menceritakan secara berkala dunia ini mengalami wabah hitam, yang mungkin bisa dibaca dalam rangka memperhitungkan yang akan terjadi.
Namun bisa saja sejarah yang kita baca salah sebab ada beberapa hal yang menguatkan opini yang penulis bangun :
1. Sejarah terjadi karena hasil kesepakatan, mungkin manusia pada masa lampau sengaja membuat sejarah memang seperti demikian dalam rangka mempengaruhi perubahan manusia yang drastis pada masa itu atau mungkin berdampak pada masa ini. Dengan munculnya suatu pertanyaan yaitu “bagaimana kita tahu bahwa sejarah warna langit adalah biru ?” bisa jadi dahulu orang-orang bersepakat bahwa warna langit itu biru, namun bisa jadi bila orang dahulu mau mengatakan warna susu hitam pun bisa jadi demikian.
2. Sejarah hari ini mungkin bisa jadi ditulis oleh para pemenang, karena sejarah memang membutuhkan kejujuran di dalamnya namun beberapa perspektif juga sejarah selalu dekat dengan pemenang sebab pada masa itu pemenanglah yang memiliki kuasa penuh terhadap kepenulisan sejarah. Dengan kita tahu bahwa perang dunia ke dua sudah selesai namun sejarah mengatakan bahwa hanya negara Jerman, Jepang, dan Italia adalah pelanggar Hak Asasi Manusia negara tersebut dihukum membayar denda perang namun negara lain yang melakukan kolonialisme, ekspansi secara berlebihan, dan kerja paksa tidak menjadi negara yang melanggar Hak Asasi Manusia.
3. Atau mungkin sejarah tidak lengkap (belum ada pencatatan sejarah) atau bahkan berhenti pada masa, dimensi atau waktu tertentu untuk diceritakan kepada anak cucu dengan berbagai alasan, kita tahu cerita wayang dan baju adat (wiru, model, blangkon, beskap atau surjan dll.) beberapa daerah di jawa berbeda, tapi alasan kenapa berbeda, siapa yang melakukan perbedaan lebih dahulu belum ada penjelasan secara rinci dengan berbagai alasan tertentu yang kita pula harus selalu menghormatinya.
4. Sejarah bisa jadi alat politik dimasa itu atau mungkin di masa mendatang, Negara Jepang pada masa perang dunia ke dua datang ke Indonesia mengaku sebagai saudara dari asia timur raya yang akan menyelamatkan Indonesia, bisa jadi hal tersebut atau sejarah tersebut mempengaruhi psikologi orang Indonesia pada masa itu setelah penjajahan Negara Belanda dan pada masa itu banyak yang percaya, atau mungkin kita lebih percaya atau dekat dengan “Jangka Jayabaya” atau ramalan Prabu Brawijiya yang mashur setiap tragedi Di Indonesia dihubungkan dengan ramalan tersebut tanpa kita pernah tahu bahwa apakah hal tersebut yang diceritakan Prabu Brawijaya yang mashur itu.
Namun ada banyak perspektif tentang sejarah, tugas kita adalah merawat hal tersebut agar tidak hilang termakan jaman karena pada jaman ini banyak anak muda yang tidak mengerti banyak sejarah bangsa ini. Mungkin penulis bisa jadi salah namun setiap orang harus tahu dan mengakui seperti itu, terlebih lagi sejarahlah yang menjadikan kita sebesar ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H