Pernah kita mendengar slogan yang mengatakan "orang bejo lebih untung dari pada orang pintar" atau "orang pintar kalah dengan orang bejo". Yang dimaksud dengan bejo adalah beruntung, entah dalam bidang studi, karir, pekerjaan atau apapun yang seseorang miliki. Tapi kalimat diatas tidaklah benar, karena telah memberikan arti yang salah dalam pendidikan anak-anak bangsa supaya tidak perlu rajin apalagi bersusah payah menjadi pintar dan mengejar impian, tapi cukup dengan keberuntungan semua akan lebih baik.
Mengulas tentang orang yang memiliki keberuntungan, dikatakan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, yakni keadaan yang telah digariskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa bagi perjalanan hidup seseorang.Dikandung dari suku kata "untung", kata tersebut lebih mengarah kepada nasib. Maka hal ini tidak ada seorangpun yang dapat mengira-ngira apalagi mengadakannya kecuali Sang Maha Kuasa. Tapi tahukah teman-teman sekalian, siapakah orang yang paling beruntung di hidupnya
Ada beberapa sikap yang jika dimiliki oleh seseorang maka ia termasuk diantara orang-orang yang paling beruntung. Yang pasti sikap itu tidak luput dari kehidupan sehari-hari, tidaklah seseorang yang memiliki banyak harta, derajat tinggi, gelar, pangkat dan lainnya, tetapi cukup dua hal yang paling penting baginya yaitu:
- Orang yang diberi nikmat oleh-Nya lalu ia bersyukur.
- Orang yang diuji atau diberi cobaan oleh-Nya lalu ia bersabar.
Bersyukur dan bersabar, sungguh karena dua hal inilah yang mendekatkan seseorang kepada Sang Maha Agung Allah SWT. Dengan mensyukuri atas nikmat yang diberikan niscaya Ia akan menambah nikmat tersebut. Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrahim Ayat 7:
"LAIN SYAKARTUM LA-ADZII DANNAKUM WALAIN KAFARTUM INNA AZAABII LASYADIID"
Artinya: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Tidak sedikit orang yang berharta banyak namun mempunyai rasa takut dan khawatir atas hartanya, sampai-sampai lupa bahwa semua itu Allah yang mendatangkan, yang demikianlah tergolong orang yang kufur nikmat, niscaya Allah mengazabnya dengan neraka.
Untuk menghindarkan diri dari sifat kufur tersebut, hendaklah berdoa kepada Allah dan menyertakan diri sebagai orang yang berdzikir dan bersyukur atas anugrah yang Ia berikan. Karena bisa jadi nikmat itu berubah menjadi azab yang ditimbulkan dari cara kita menyikapinya
Maka Rasulullah SAW mengajarkan ummatnyaagar senantiasa berdoa:
"ALLAHUMMA AINNI A’LA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI IBADATIKA".
Artinya: "Ya Allah jadikanlah kami hamba-Mu yang senantiasa mengingati-Mu dan Hamba-Mu yang senantiasa
mensyukuri nikmat-Mu, dan hamba-Mu yang melakukan amal kebaikan karena-Mu.
Teman-temanku,
Banyak di antara kita sibuk dengan nikmat yang belum ada atau belum sampai, padahal nikmat seseorang itu tidak akan tertukar, Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sempurna dengan segala rezekinya. Kewajiban kita hanya berusaha keras, ikhtiar yang diiringi doa serta bertawakal kepada-Nya.