Bambu merupakan salah satu tanaman tropis yang mudah ditemukan di Indonesia. Tanaman jenis ini berupa rumput yang memiliki batang beruas-ruas kuat dan tinggi berperan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.Â
Bambu dapat digunakan untuk memenuhi berbagai keperluan baik sandang, pangan, maupun papan. Bambu juga dapat diolah (dianyam) menjadi aneka ragam wadah, hiasan, dan aneka kebutuhan sandang lainnya. Hasil anyaman dari bambu tidak hanya memiliki fungsi praktis, tetapi juga fungsi estetika.
Hingga saat ini, telah banyak daerah penghasil kerajinan bambu di wilayah Jawa Tengah salah satunya terletak di Desa Kalijambe, Purworejo. Biasanya, ibu-ibu menganyam bambu di sela kegiatan mereka. Hasil anyaman ini nantinya akan dikumpulkan oleh pengepul kemudian dijual ke berbagai dearah. Pengepul ini menawarkan hasil anyaman melalui media sosial, misalnya melalui Instragram dan Whatsapp.Â
Kerajinan bambu yang ditawarkan berupa rantang, keranjang, besek, dan lainnya dengan berbagai kreasi baru. Akan tetapi, pengepul ini memiliki kendala dalam menjual kerajinan bambu melalui e-commerce.Â
Hal ini disebabkan penjualan mereka yang menggunakan sistem pre order sehingga belum mampu menganyam untuk partai besar. Selain itu, untuk distribusi kerajinan bambu melalui e-commerce menyiapkan banyak persediaan produk yang membutuhkan banyak modal.
Baik pengrajin maupun pengepul hanya menjadikan penjualan kerajinan bambu sebagai pekerjaan sambilan mereka. Untuk menganyam bambu, mereka hanya menggunakan tangan atau paling sederhana menggunakan pisau. Proses menyiapkan bambu agar dapat dianyam terbilang cukup sederhana, bambu dipotong, ditipiskan, dijemur, kemudian dianyam. Dalam menjemur anyaman bambu, mereka sangat bergantung pada sinar matahari.Â
Apabila sinar matahari tidak terik, maka anyaman bambu lebih lama jadi. Lebih parahnya lagi, ketika musim penghujan tiba menyebabkan proses penjemuran berlangsung berhari-hari. Hal ini juga berakibat pada naiknya harga produk kerajinan bambu karena hanya mampu memproduksi sedikit kerajinan bambu.
Musim penghujan juga menyebabkan produk-produk kerajinan bambu lembab sehingga berjamur. Oleh karena itu, produk kerajinan bambu bertahan sesuai kondisi cuaca di Desa Kalijambe.
Para pengrajin dalam sehari dapat memproduksi sekitar 10 produk besek sederhana dan 1 produk yang agak rumit. Mereka cenderung menggunakan bambu tua karena tidak cepat berjamur. Untuk variasi, pengerajin menggunakan cat pewarna botolan khusus bambu yang mereka beli di daerah Yogyakarta. Selain itu, mereka juga menggunakan bleaching untuk memutihkan bambu.Â
Pengrajin juga menerima pesanan custom dari para pelanggannya. Untuk membeli produk ini, biasanya para pelanggan mengirim pesan melalui Instagram yang kemudian dihubungkan ke WhatsApp. Rentang waktu bagi pengrajin untuk membuat pesanan tergantung pada jumlah serta kerumitan pesanan produknya.Â
Harga produk kerajinan bambu kisaran Rp2000 hingga Rp70.000 sesuai dengan ukuran dan tingkat kesulitan. Produk kerajinan bambu dikemas menggunakan plastik atau karung kemudian dikirim mengenakan jasa Kereta Api Logistik karena tarif murah dan dapat mengirim dalam jumlah besar. Meskipun demikian, pelanggan juga dapat meminta dikirim melalui jasa ekspedisi sesuai kemauan mereka.