Beberapa bulan lalu dari September hingga Agustus, berita tentang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Osaka yang terlibat dalam perilaku mabuk-mabukan di depan umum, membuntu jalan hingga membentuk geng yang meresahkan warga sekitar mencuri perhatian publik. Situasi ini menimbulkan keprihatinan mendalam, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga berdampak negatif pada citra masyarakat Indonesia di mata warga Jepang. Penting untuk memahami penyebab dan dampak dari kejadian tersebut serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk mencegah terulangnya insiden serupa.
     Tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku segelintir individu dapat mencoreng nama baik komunitas PMI secara keseluruhan. Namun, masyarakat perlu menyadari bahwa ada latar belakang kompleks yang mendorong perilaku tersebut, seperti tekanan psikologis akibat jauh dari keluarga dan lingkungan yang asing. Banyak PMI yang terpaksa mencari pelarian dari stres dengan alkohol atau perilaku yang merugikan. Oleh karena itu, tidak bijak jika kita hanya melihat permasalahan ini dari sudut pandang individu tanpa mempertimbangkan konteks yang lebih luas.
      Untuk mengatasi perilaku meresahkan ini, langkah pertama yang perlu diambil adalah meningkatkan program pendidikan dan pelatihan bagi calon PMI sebelum keberangkatan. Pendidikan ini harus mencakup pemahaman tentang budaya dan norma sosial di negara tujuan, serta hukum yang berlaku. Dengan informasi yang cukup, diharapkan PMI dapat beradaptasi dengan lebih baik dan menghindari perilaku yang dapat merugikan mereka sendiri maupun komunitas.
      Selain itu, dukungan kesehatan mental juga menjadi aspek penting. Banyak PMI yang terlibat dalam kegiatan geng tersebut yang berusia masih sangat muda. Mereka mengalami kesulitan dalam menghadapi tekanan mental akibat jauh dari keluarga. Merasa sendirian tanpa ada dukungan di negara asing memicu terbentuknya komunitas PMI yang melakukan aksi merugikan sebagai pelampiasan atas ketidak mampuan mereka beradaptasi di tempat yang baru. Akses kepada konseling dan layanan dukungan psikologis dapat membantu mereka mengatasi stres, sehingga mengurangi risiko terlibat dalam perilaku meresahkan.
      Penegakan hukum yang adil juga perlu diperhatikan. Sangat penting untuk menegakkan hukum tanpa menjatuhkan stigma buruk pada seluruh komunitas PMI. Proses hukum harus transparan dan berfokus pada rehabilitasi, bukan hanya hukuman. Pendekatan ini dapat membantu individu memahami kesalahan mereka dan memberi mereka kesempatan untuk memperbaiki diri. Kolaborasi dengan pemerintah Jepang juga perlu ditingkatkan untuk memastikan perlindungan dan hak-hak PMI dihormati. Melalui dialog terbuka, kedua belah pihak dapat mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi PMI, termasuk perlindungan hukum dan sosial.
      Penting juga untuk membangun kesadaran masyarakat mengenai keberadaan PMI dan kontribusi positif mereka kepada negara untuk masyarakat dalam negeri. Media dan organisasi masyarakat sipil bisa berperan dalam menyampaikan cerita-cerita positif dari PMI yang lain, sehingga mengurangi stigma buruk dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap situasi yang mereka hadapi. Bagi mereka yang terlibat dalam perilaku meresahkan, program rehabilitasi harus tersedia untuk membantu mereka kembali ke jalur yang benar. Pelatihan dan pendidikan norma terhadap aturan harus di tanamkan agar mereka dapat kembali ke dalam masyarakat dan dapat berkontribusi secara positif setelah mengalami kesulitan apabila memungkinkan. Apabila tidak memungkinkan, barulah langkah deportasi dapat dilakukan.
      Secara keseluruhan, isu PMI di Osaka harus menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Kita perlu bersatu dalam memperjuangkan hak-hak PMI dan memastikan mereka mendapatkan dukungan yang dibutuhkan. Bagi PMI yang melanggar hukum dan norma sekitar, hukum harus ditegakkan dengan transparan. Dengan demikian citra PMI tidak dapat dirusak oleh oknum PMI yang tidak bertanggung jawab. Dengan langkah-langkah strategis yang melibatkan pendidikan, dukungan, dan kolaborasi, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua PMI. Dengan cara ini, tidak hanya kita melindungi citra bangsa, tetapi juga memberikan kesempatan yang lebih baik bagi para pekerja migran untuk sukses dan berkontribusi positif di negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H