Eksistensi Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di tengah Arus Modernisasi di Sektor Pendidikan

Menurut saya, kearifan lokal sangat erat kaitannya terhadap budaya bangsa. Budaya merupakan warisan setiap negara. Dengan adanya budaya, maka kita bisa mengenali ciri khas dari negara tersebut. Salah satunya adalah Indonesia, Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan budaya sopan dan santun, serta keramahannya terhadap penduduk lokal maupun asing. Selain itu, Indonesia juga memiliki keanekaragaman budaya yang terdiri dari suku, ras,  dan agama. Namun, meskipun berbeda tetapi kita tetap satu dalam "Bhineka Tunggal Ika". Hal tersebut yang menjadi ciri khas unik bagi negara Indonesia di mata dunia.
Pada saat ini, Indonesia memasuki era modernisasi yang dimana terjadinya perubahan pola pikir, perilaku, dan budaya masyarakat dari tradisional ke modern (menuju segala aspek yang lebih maju). Dengan adanya modernisasi, negara Indonesia termasuk menjadi negara yang berkembang secara pesat. Tetapi dibalik itu, kearifan lokal dan kebudayaan Indonesia menjadi luntur karena pengaruh dari adanya modernisasi  tersebut. Dikarenakan adanya sikap individualisme ketika hidup bermasyarakat, serta perilaku yang lebih membangga-banggakan budaya asing daripada budaya sendiri, hilangnya rasa sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua . Hal tersebut menjadi alasan pentingnya keberadaan pendidikan berbasis kearifan lokal di tengah arus modernisasi.
Dengan adanya pendidikan berbasis kearifan lokal ditengah arus modernisasi, diharapkan dapat mengenalkan lebih dekat kepada siswa-i/mahasiswa-i terhadap kebudayaan lokal indonesia serta mendorong siswa-i/mahasiswa-i untuk menjaga dan melestarikan serta lebih mencintai budaya lokal dari gempuran budaya asing yang masuk Indonesia.
Pendidikan berbasis kearifan lokal dapat diimplementasikan melalui:
*Gotong royong.
Dengan melakukan kegiatan gotong royong, entah itu di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Diharapkan dapat memupuk kembali rasa kebersamaan.
*Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang berbasis budaya, contoh: tari tradisional, membatik, dan sebagainya.
*Menerapkan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun) dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bertujuan untuk mengembalikan norma kesopanan yang perlahan menghilang akibat adanya pengaruh modernisasi.
*Memakai batik pada hari-hari Istimewa/ tertentu, untuk menunjukkan kebanggaan terhadap budaya sendiri.
*Mengenakan pakaian tradisional dari daerah tempat asal (dilakukan pada hari tertentu). Hal ini, bertujuan untuk mengenalkan budaya kepada orang lain.
*Pembentukan karakter melalui toleransi terhadap orang lain.
*Kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang digunakan untuk mendorong tercapainya profil pelajar Pancasila melalui projek.
Tujuan dari adanya pendidikan berbasis kearifan lokal adalah untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa, agar tidak luntur/ hilang karena modernisasi. Serta memperkenalkan budaya sebagai identitas bangsa  Indonesia kepada generasi selanjutnya. Pendidikan kearifan lokal juga berperan penting dalam membentuk dan membina karakter sebuah bangsa.
Banyak tantangan yang akan dihadapi dalam menerapkan pendidikan berbasis kearifan lokal, diantaranya adalah kurangnya materi pembelajaran yang kurang relevan dan memadai, banyaknya warga negara yang terpengaruh oleh budaya asing, kurangnya kesadaran untuk berbangsa satu tanah air.
Manfaat pendidikan berbasis kearifan lokal, diantaranya: membantu para generasi selanjutnya untuk menghargai dan merawat warisan budaya,  dan untuk membekali mereka dengan keterampilan  yang relevan untuk menghadapi tantangan global.
Pendidikan bukan hanya tugas seorang guru saja, masyarakat dan pemerintah juga harus ikut andil dalam hal tersebut. Masyarakat harus diberi arahan dan pengetahuan tentang pentingnya melestarikan kebudayaan, serta menjaga kebudayaan agar tidak luntur/hilang karena adanya modernisasi, sedangkan pemerintah harus mempromosikan kearifan lokal dan mendukung program ini demi keberlangsungan generasi yang akan datang.