Mohon tunggu...
Maghfira Martevia
Maghfira Martevia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hidup Tidak Semenyebalkan Itu

4 Juli 2023   06:03 Diperbarui: 4 Juli 2023   06:33 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Orang di tengah kerumunan. Sumber: Shutterstock

Menurut KBBI pengertian hidup adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya. Setiap yang bernyawa pasti hidup. Hidup bukan hanya soal memilih, tetapi juga bagaimana kita dipilih karena kita sudah dipercaya pada Tuhan bahwa bisa menyelesaikan hidup yang berat ini dibanding orang lain. 

Ketika kita dihadapkan dengan beragam persoalan hidup yang berat pastinya akan selalu menimbulkan satu pertanyaan, kenapa kita hidup seperti ini?

Menurut WHO, 2019, sekitar 800.000 orang meninggal akibat bunuh diri per tahun, di dunia. Angka bunuh diri lebih tinggi pada usia muda. Di Asia Tenggara, angka bunuh diri tertinggi terdapat di Thailand yaitu 12.9 (per 100.000 populasi), Singapura (7,9), Vietnam (7,0), Malaysia (6.2), Indonesia (3.7), dan Filipina (3.7).

Perilaku bunuh diri (ide bunuh diri, rencana bunuh diri, dan tindakan bunuh diri) disebabkan oleh beratnya persoalan hidup masing-masing individu yang akan berkaitan pada mental psikis dan gangguan pada kejiwaan, misalnya, merasa tidak berguna, tidak ada harapan atau putus asa. Depresi yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, murung, iritabilitas, dan selalu menyalahkan diri sendiri.

Tetapi bagi sebagian orang di luar sana, mereka tidak mau memutuskan hidupnya secara cuma-cuma dengan mengakhiri hidupnya. Mereka hanya ingin hidup sebaik mungkin. Karena hanya itu yang mereka bisa. Yaitu tetap hidup. Walaupun kadang hidup sangat penuh penderitaan, memprihatinkan, dan tidak sesuai harapan. Pasti akan ada sesuatu hal yang bisa membuat mereka terus bertahan dan memutuskan untuk tetap hidup. Entah itu manusia, hewan, benda, ataupun suatu hal yang istimewa.

Seringkali kita melihat di sekeliling tentang bagaimana orang-orang yang hidupnya jauh kurang beruntung dari kita masih bisa tetap bertahan hidup. Sedangkan kita, lebih sering mengeluh dan kurang bersyukur atas apa yang sudah Tuhan kasih. Padahal mungkin sesuatu itu amat sangat diinginkan oleh orang lain. 

Ilustrasi Orang di tengah kerumunan. Sumber: Shutterstock
Ilustrasi Orang di tengah kerumunan. Sumber: Shutterstock
Tuhan tidak pernah mengabarkan tentang kegagalan, yang ada hanya mengarahkan manusia kepada skenario yang sudah ditetapkan keberhasilannya. Tuhan hanya ingin melihat seberapa banyak usaha dan batas kesabaran yang kita kerahkan untuk setiap cobaan seorang hamba-Nya.

Hidup memang kadang suka menyebalkan. Tapi ya itulah hidup. Bukan cuma perihal yang enak-enaknya saja. Pasti ada pasang surutnya. Hidup akan selalu berjalan dan berputar, kita tidak tahu kedepannya akan seperti apa. Hanya Tuhan yang dapat menentukan.

Mereka yang hidupnya jauh di bawah kita masih bisa hidup dan masih berusaha menjalani kehidupan versi terbaiknya. Kenapa kita tidak?

Terkadang kita harus lebih melihat ke bawah dan tidak melulu ke atas. Hidup bukan hanya tentang kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun