Mohon tunggu...
Maghfirahima GP
Maghfirahima GP Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Maraknya Penyakit Diabetes Melitus di Zamrud Khatulistiwa

17 Agustus 2024   23:04 Diperbarui: 17 Agustus 2024   23:16 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018, tingkat konsumsi makanan manis (87,9%) dan minuman manis (91,49%) di Indonesia sangat tinggi. Pemerintah Indonesia melalui Permenkes nomor 30 tahun 2013, telah mengatur kewajiban badan usaha untuk mencantumkan kandungan gula dalam bentuk label gizi makanan. 

Namun sayangnya, keinginan masyarakat untuk memahami label gizi makanan masih rendah. Pada akhirnya, konsumsi harian makanan dan minuman manis berlebih dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit diabetes melitus.

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin untuk mengontrol jumlah glukosa dalam darah. Menurut data dari Institute for Health Metrics and Evaluation bahwa diabetes merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi ke 3 di Indonesia tahun 2019 yaitu sekitar 57,42 kematian per 100.000 penduduk. Data International Diabetes Federation (IDF) mendapati bahwa jumlah penderita diabetes pada 2021 di Indonesia meningkat pesat dalam sepuluh tahun terakhir.

Saat seseorang terjangkit penyakit diabetes melitus, ia akan merasa sangat lelah ketika kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, dan mudah merasa haus karena terlalu banyak glukosa dalam darah. Jika seseorang mengidap diabetes melitus, perlu dilakukan beberapa hal, yaitu:

  • Pengelolaan gula darah dengan suntikan insulin atau obat lain.
  • Pemeriksaan berkala untuk memastikan gula darah dalam kisaran aman.
  • Pengidap perlu mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga secara teratur untuk menjaga berat badan, kolesterol, dan tekanan darah.

Oleh karena itu, diperlukan perilaku hidup sehat dan menjaga pola makan. Hal ini demi mencegah kenaikan angka diabetes di bumi pertiwi.

Sumber Referensi

Dr. I wayan Gede S., MGizi, SpGK & Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah (2022, 09 Agustus). Gula Si Manis Yang Menyebabkan Ketergantungan. Diakses pada 11 Agustus 2024, dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1222/gula-si-manis-yang-menyebabkan-

Dr. Fadhli Rizal Makarim (2021, 27 Mei). Apa yang Membedakan Diabetes Insipidus dengan Diabetes Melitus?. Diakses pada 11 Agustus 2024, dari https://www.halodoc.com/artikel/apa-yang-membedakan-diabetes-insipidus-dengan-diabetes-melitus

Tasya Natalia, CNBC Indonesia (2024, 01 Februari). Diabetes Jadi Penyakit Mematikan, Konsumsi Gula RI Malah Rekor. Diakses pada 11 Agustus 2024, dari https://www.cnbcindonesia.com/research/20240130150442-128-510187/diabetes-jadi-penyakit-mematikan-konsumsi-gula-ri-malah-rekor

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun