Mohon tunggu...
Yudha Saraswati
Yudha Saraswati Mohon Tunggu... -

Saya adalah wartawati lepas suku Arab Betawi generasi ke 10 Yaman Hadra, setia pada NKRI dan ingin perubahan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Solo: ke Mana Polisi Lalu Lintas? (Untung Ada Supeltas)

4 Agustus 2013   20:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:37 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugas Pokok Polisi Lalu Lintas (Polantas)

Polisi Lalu Lintas (Polantas) bertanggung jawab atas tata tertib lalu lintas di jalan raya, unit ini membantu unsur-unsur lain dalam kepolisian untuk menangani pelanggaran hukum di jalan raya. Untuk itu, ada empat langkah yang menjadi ciri utama tugas Polantas, yaitu

1. Penegakan hukum lalu lintas (baik preventif maupun represif),

2. Pendidikan masyarakat tentang lalu lintas, rekayasa lalu lintas, registrasi

dan identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor.

3. Polantas melayani masyarakat dalam pengurusan STNK, SIM,

4. Menolong kecelakaan lalu lintas. (sumber http://www.museum.polri.go.id)

Sat Lantas bertugas menyelenggarakan dan membina fungsi Lalu Lintas Kepolisian yang meliputi pengaturan, penjagaan, pengawalan, patroli, pendidikan masyarakat dan rekayasa lalu lintas, registrasi dan identifikasi pengemudi/ kendaraan bermotor, penyidikan kecelakaan lalu lintas dan penegakkan hukum dibidang lalu lintas, guna memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

Polisi Lalu Lintas (Polantas) dalam benak saya ketika masih gadis kecil adalah seorang polisi gagah berpostur tinggi tegap mengatur lalu lintas tanpa kenal lelah meski hujan badai ataupun panas melekang. Bahkan saya pernah berkhayal ingin memiliki suami seorang Polantas. Ahaa…tapi Tuhan berkehendak lain.

Di Solo kota tempat suami bekerja sangat jarang saya menemui Polantas mengatur kemacetan di jalan pada saat jam-jam sibuk apalagi jam menjelang warga pergi dan pulang bekerja yaitu antara jam 8 pagi hingga jam 4 sore. Justru Supeltas kependekan dari Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas yang terlihat giat mengatur arus kendaraan. Tengok saja di sekitar perempatan Mall Paragon arah hotel Agasatau tugu arah Singosaren Pusat Perbelanjaan Matahari dan beberapa titik-rawan kemacetan lain.Kemana bapak-bapak dan ibu-ibu Polantas?

Supeltas mulai marak pada akhir tahun 2007, berseragam biru lengkap dengan topi bertuliskan “SUPELTAS” beserta rompi hijau. Mereka diangkat oleh Satlantas menjadi pengatur lalu lintas resmi di bawah Polri. Dengan jam kerja dua hingga tiga jam per shift nya, mereka seharinya rata-rata memperoleh uang Rp 40.000,-. Banyak dari Supeltas dulunya adalah mantan polisi cepek (istilah Betawi). Tujuan dari pembentukan Supeltas sebetulnya mulia yaitu agar para polisi cepek tidak berkeliaran di jalan yang berakibat meresahkan pengguna kendaraan di jalan raya. Pengendara mobil harus merogoh kocek karena takut mobilnya di gores atau tidak diberikan jalan.

Akan tetapi yang mengusik benak saya justru dengan kehadiran Supeltas maka para polantas semakin jarang ditemui. Saya hanya menemui beberapa Polantas mengatur lalu lintas saat pagi hari, sekitar jam 7 pagiitupun kadang tidak tiap hari. Dan hanya 1 atau paling banyak 2 orang di tiap titik yang diperkirakan macet. Lewat jam itu kemana mereka? Terlebih lagi saat hujan turun tidak ada polantas ikut membantu mengurai arus kemacetan. Takut basah mungkin! Pernah suatu pengalaman ketika hujan saya melintasi jalan yang biasanya ada Supeltas. Ternyata tidak ada. Disinipun Supeltas ngumpet entah kemana?

Yang harus kita garisbawahi adalah sudah tugas Polantas untuk mengatur lalu lintas. Adanya Supeltas justru menjadikan polantas kurang tanggap akan tugas-tugasnya. Saya hanyalah segelintir dari para warga yang ingin melihat para polisi lalu lintas kita yang gagah bekerja secara maksimal dengan menegakkan kewibawaan di jalan raya. Lihatlah kalau yang mengatur Supeltas, mereka sering tidak dihargai oleh para pengguna jalan apalagi kalau yang melintas adalah iring-iringan pejabat. Sangat berbeda kalau bapak-bapak dan ibu-ibu Polantas yang mengatur lalu lintas tentunya ada koordinasi sebelumnya.Belum lagi kalau ada pelanggaran di jalan raya ataupun tindakan kriminal, apakah Supeltas yang mengatasi? Bagaimana pak dan bu polisi? Tak jarang pos-pos lalu lintas juga tidak berpenghuni di saat kami membutuhkan kehadiran anda pengayom masyarakat.

Harapan:

Tulisan ini mengingatkan agar polisi lalu lintas kembali kepada jati dirinya sesuai dengan tugas yang dipercayakan rakyat kepada korps berbaju coklat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun