"Damai sejahtera untuk kamu" kata-kata ini tampak biasa saja kalau tidak dimaknai dan dilihat nilainya. Kata-kata itu sangat mudah sebenarnya untuk diungkapkan oleh siapa saja. Kata-kata ini memiliki daya yang mengikat jiwa semakin bersukacita dalam hidup.Â
Orang tidak biasa mengungkapkan kata-kata ini, apakah karena makna dan nilai yang ada didalam kata-kata tersebut atau kata-kata itu tak terlintas dalam hati dan pikiran orang. Sebab kenyataan tak banyak orang mampu untuk mengucapkan atau mengungkapkannya  mungkinkah karena kata-kata ini mengandung makna yang sangat dalam dan nilai yang tidak terbandingkan?Â
Tahan pada dasarnya mencintai manusia tanpa batas. Tuhan menginginkan manusia mengalami damai setiap menit bahkan seiap detik dalam hidup. Tuhan tidak peduli apakah manusia itu baik atau jahat. Apakah manusia itu percaya atau tidak percaya kepada-Nya. Bagi Tuhan yang terpenting adalah manusia mengalami damai dalam hidupnya. Tuhan menghembuskan roh dan memberkati dengan berkata "damai sejahtera bagi kamu" kepada para murid.
Tuhan memberkati para murid dengan berkata"damai sejahtera bagi kamu". Damai ini bagaikan matahari yang tidak pernah terlambat untuk terbit. Tuhan tahu apa yang dirasakan para murid. Tuhan tahu kecemasan dan ketakutan yang merong-rong jiwa mereka.Â
Tuhan tahu apa yang dibutuhkan oleh para murud. Oleh karena itu, Tuhan datang dan memberkati mereka dengan menghembuskan roh kudus di atas mereka. Tuhan mengingatkan para murid untuk selalu berada dalam kebahagiaan, damai, dan sukacita. Kebahagiaan, sukacita dan kedamaian adalah milik mereka yang bersumber dari kedalaman cinta-Nya.Â
Oleh karena itu, para murid tidak perlu takut, cemas  dengan peristiwa yang sedang melanda mereka. Mereka hanya perlu mengingat janji Tuhan bahwa Roh Kudus akan diutus untuk menyertai mereka, membimbing dan berkata-kata dalam mereka.Â
Para murid hendaknya memiliki sikap yang peka dengan kehadiran-Nya. Para murid harus menyadari bahwa keberadaan orang lain sangat berarti dalam hidup untuk melihat kedalaman imannya kepada Tuhan. Sebab kedamaian yang dialami oleh manusia tidak terletak pada kekuasaan, kekayaan, kemewahan dunia yang dimiliki.Â
Kedamaian manusia terletak pada seberapa besar imannya kepada Tuhan, seluas apa kepercayaannya kepada Tuhan dan sejauh apa dirinya mengandalkan Tuhan serta sajauh mana dia berperilaku adil terhadap sesama. Para murid tidak perlu mencari diberbagai belahan dunia orang-orang yang berada dalam kecemasan, ketidak adilan dan lain sebagainya. Sebab di dalam diri mereka atau bersama mereka berada kecemasan, ketakutan dan ketidak adilan itu.Â
Maka, ketika Tuhan datang kepada mereka, pertama yang dilakukan-Nya adalah memberi damai. Sebab dengan damai yang ada didalam diri atau damai yang menjiwai diri mereka maka saat itu juga mereka mampu berani menjadi saksi kebangkitan Tuhan. Mereka berani mewartakan, menghargai, menghormati, mencintai sesama seperti diri sendiri. Mereka mampu melihat bahwa kecemasan, ketakutan dan keragu-raguan yang mereka alami adalah batu loncatan untuk mengokohkan iman dan kepercayaan serta kesetiaan mereka kepada-Nya.
Orang-orang yang mereka anggap menakutkan, mencemaskan bahkan merong-rong jiwanya akan menjadi salah satu sumber kekuatan mereka. Melalui kehadirin orang-orang itu para murid memiliki kesempatan untuk bersaksi tentang imannya kepada Yesus yang sungguh sengsara, wafat dan bangkit.Â