MARIA DALAM SEJARAH KESELAMATAN
      Beberapa para ahli mengatakan bahwa awal keselamatan manusia itu terjadi ketika Maria menerima kabar dari malaikat Gabriel. Kemudian  saat Maria mengatakan Ya dan pada saat itulah awal keselamatan Allah bagi manusia. Pendapat lain mengatakan bahwa keselamatan itu sudah direncanakan oleh Allah sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa. Selain itu, ada juga yang mengatakan bahwa Allah telah merencanakan keselamatan umat manusia sejak dunia dijadikan. Allah menjanjikan keselamtan bagi manusia jauh sebelum Maria menanggapi panggilan-Nya.
     Maria disapa oleh malaikat dengan mengatakan salam hai engkau yang dikaruniai Tuhan menyertai engkau. Maria terkejut saat mendengar sapaan itu. Selanjutnya malaikat menyampaikan kepada Maria rencana Allah atas dirinya. Maria sebagai manusia biasa terkejut dengan pesan yang disampaikan oleh malaikat. Maria pun bertanya bagaimana hal itu terjadi karena dia masih gadis. Pertanyaan Maria terhadap pesan malaikat wajar, sebagai gadis yang belum berkeluarga. Namun, satu hal yang perlu kita ketahui adalah rasa herannya itu tidak menutup dirinya untuk menerima keselamatan Allah untuk umat manusia. Maria mempertanyakannya dengan mengadakan komunikasi walaupun hanya dalam hatinya.Â
    Maria berkata dalam hati, apakah arti salam itu? dan lagi berkata bagaimana mungkin hal itu terjadi? Pertanyaan ini sungguh pertanyaan seorang beriman. Marai bertanya karena dia masih manusia seperti kita. Maria bukan malaikat atau Allah yang mengerti dan memahami segala. Kita tahu bahwa orang yang bisa memiliki anak ialah hanya orang yang bersuami atau setidaknya orang yang berhubungan dengan seorang laki-laki. Maria menyadari bahwa dia belum bersuami jadi bagaimana hal itu terjadi maka dia mempertanyakan bagaimana hal itu terjadi. Ketidak tahuannya menjadi tahu dan mengerti apa arti dari perkataan malaikat tersebut. Maria bertanya apa yang tidak dia mengerti. Maria tidak seperti Sara yang dikisahkan dalam Perjanjian Lama. Saat malaikat datang ke kemah mereka dan memberitahukan kepada Abraham bahwa istrinya Sara akan mengadung dan melahirkan anak laki-laki. Sara yang mendengar pesan malaikat tidak percaya. Sara menertawakan apa yang disampaikan oleh malaikat. Sara meyadari dirinya mandul dan Abraham sudah tua jadi itulah membuat dia menertawakan apa yang didengarnya dibalik pintu kemah tentang anak yang akan dikandung dan dilahirkannya. Sara saat mendengar bahwa dia akan memperoleh anak menertawakan. Sara bukan bertanya apa maksud dari perkataan malaikat tersebut tetapi Sara menertawakan kuasa Allah. Maka dalam kisah itu dikatakan bahwa Malaikan itu menegur Sara. Disinilah perbedaan Sara dengan Maria yang menerima kabar dari malaikat tentang seorang anak. Jadi dari perbedaan tersebut dapat kita katakan bahwa Maria beriman dan hanya orang yang beriman dapat mempertanyakan hal-hal semacam pertanyaan yang dipertanyakan oleh Maria karena bagi Allah tidak ada yang mustahil.
     Ketika malaikat itu berkata kepadanya "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Maha tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan itu akan disebut Kudus, Anak Allah. Maria mengatakan dengan penuh kerendahan hati mengatakan "sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu" bdk Luk 1:29-38. Jawaban "ya" dari bunda Maria berarti dia siap. Maria siap-sedia melaksanakan apa yang disampaikan Allah melalui malaikat Gabriel. Kemudian setelah Maria mengatakan 'ya' maka terjadi sejarah keselamatan yang Allah janjikan kepada Abraham dan terpenuhi dalam diri Putra-Nya yang dikandung dan dilahirkan oleh Maria. Seandainya Maria megatakan "tidak" mungkinkah sejarah penyelamat itu terjadi ? Kita belum tahu. Maria yang memberi jawaban kesiap sediaannya kita dapat berkata Maria ini orang beriman dan pantas menjadi ibu dari Sang juruselamat.Â
     Maria menyatakan kesiap sediaannya bukan untuk dirinya tetapi demi orang banyak yang ada di bumi. Maria rela dan siap menjadi alat bagi Tuhan. Maria melakukan apa yang di kehendaki Tuhan atas dirinya. Agar banyak orang memperoleh keselamatan. Maria sungguh mempersembahkan diri sepenuhnya kepada rencana dan kehendak Tuhan. Pengorbanan yang luar biasa demi umat manusia. Allah sangat mencintai manusia walaupun manusia itu berpaling dari Allah. Manusia adalah ciptaan yang paling sempurna karena Allah meniupkan roh-Nya dalam menusia. Cara Allah memberi hidup kepada manusia itu tidak seperti ciptaan lainnya yang hanya dengan diciptakan dengan firman. Allah tidak pernah berpaling dari manusia bahkan ketika manusia itu telah berbuat dosa Allah selalu mencari manusia yang tidak tahu diri. Ketika manusia itu berbuat dosa Allah memanggil tetapi manusia itu malah bersembunyi. Manusia itu tidak menyadari bahwa dia hanyalah debu tanah dan karena tidak menyadari siapa dirinya maka manusia jatuh dalam dosa. Seandainya manusia itu tahu diri ketika berbuat dosa lalu kembali pada Allah yang mencarinya mungkin Allah tidak menghukum manusia. Allah sungguh Allah yang berbelaskasih karena walaupun manusia seperti itu Cinta Allah tidak berkesudahan bagi ciptaan-Nya Allah selalu mencari cara agar manusia itu kembali memperoleh keselamatan.Â
    Allah membangun terus relasi itu terhadap manusia yang telah berpaling dari-Nya karena Dia sangat mengasihi manusia kemudian kepenuhan cinta Tuhan yang terakhir adalah Putra tunggal-Nya yang menjelma menjadi manusia dalam rahim Maria. Sungguh cinta Allah pada manusia luar biasa. Dalam kitab Mazmur dikatakan cinta-Nya lebih kuat dari maut dan tidak ada sungai-sungai yang mampu menghanyutkan cinta-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H